Reddress Girl

Reddress Girl

Friday 23 June 2017

The Minimalist

Semalam gw begadang sampe lewat jam dua dini hari. Tapi berhubung disini Waktu Indonesia Timut, jadi sebenernya itu masih jam dua belas dini hari utk jam biologis. So.. Wajarlah.

Gue habiskan waktu untuk menelusuri internet terkait gaya hidup satu ini. Susah memang, kalau dibaca sih gampang, prakteknya ya gitu deh.

Ternyata di internet sudah banyak orang yang menulis atau nge blogging soal minimalism. Prinsip hidup yang akhir-akhir ini perlu disadari banyak orang - terutama kaum millenial. Kenapa? Karena dunia semakin crowded. Lahan semakin terbatas dan ruang gerak semakin sempit. Harga bangunan melambunng tinggi, walhasil hidup di kota menjadi kotak-kotak sempit sebatas tempat untuk tidur dan buang air. Essential, didnt it?

Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap mereka yang mau bertahan hidup di perkotaan harus bisa menerapkan konsep hidup ini. 

Mau beli tas sebanyak apapun juga kalau ruang tempat penyimpanan tas gak muat lagi ya bagaimana.. Kalau tetap dipertahankan, yang ada bikin berantakan. Rumah bersih tapi tidak rapi sama juga bikin cepet stres. Tinggal di rumah yang tidak rapi, dengan pekerjaan yang semakin hari semakin menumpuk seiring dengan peningkatan kemampuan dan tanggung jawab.. Well.. Gak heran banyak pegawai muda yang sering sekali mengeluh akhir-akhir ini dan menimbulkan keanehan dimana-mana.

***

Ini semua harus berangkat dari kebutuhan untuk punya inner peace. Yang hanya bisa didapat ketika seseorang bisa berdamai dengan dirinya sendiri.

Berdamai dengan masa lalu. Menerima bahwa masa lalu, adanya di dalam hati dan pikiran. Bukan pada benda. Merelakan benda-benda yang memiliki kenangan pasti akan sulit. Sulit sekali. Tapi menyimpannya terus menerus hingga berdebu, juga apa manfaatnya? Toh kita hanya punya sedikit waktu untuk bisa duduk bersantai dan menikmati benda-benda itu.

Ada satu buku yang - sampai sekarang belum gw baca tapi gw ikuti terus tekniknya di pelbagai sosial media - membahas tentang the magic of tidying up. Penulis nya orang Jepang, Marie Kondo. 

Benar bahwa semakin sedikit yang kita simpan, akan semakin fokus kita pada benda-benda yang hanya memancarkan kebahagiaan. Less mess, less stress. 

***

Ini pasti sulit pada awalnya. Apalagi untuk perempuan yang selalu punya barang kenangan.

Gue juga baru praktekkin dua kali. Yang kedua kali tidak begitu sukses, karena hanya bisa mengeliminasi setengah dus popok. Tapi yang pertama kali gw berhasil mengeliminasi dua dus rokok yang besar-besar itu.

Harus mau dicoba. Harus mau bergerak kesana. Rumah semakin sempit sekarang. Jangan sampai dipenuhi oleh barang-barang yang hanya sekedar kenangan. 

Kita hidup untuk masa sekarang. Keep things that way.

Dies Natalis PSB 2013