Reddress Girl

Reddress Girl

Tuesday 21 May 2013

Anggun - Best of design of a decade 2003 - 2013

Baru beberapa hari lalu gw jalan-jalan ke mall dan iseng mampir ke toko kaset, disc tara waktu itu, dengan niat 'liat liat aja'.. Sampe akhirnya gw inget kalo gw pengen banget beli album baru artis idola gw, Anggun Cipta Sasmi yang baru aja dikeluarin dan merupakan album kompilasi terbaiknya selama 10 tahun terakhir. Dan meski harus merogoh kocek lebih dalam karena tidak terduga ini, (dan gw harus makan tempe selama seminggu demi penghematan, haha.. maklum mahasiswa), gw tetep seneng. setidaknya gw terhibur abis dengan alunan musik dan suara khas diva internasional favorit gw itu.

Yep itu dia cover albumnya. Disini gw mau mengungkapkan satu pendapat yang baru aja gw sadari.
Satu, album atau musik atau bahkan mungkin film itu kan sifatnya hiburan, dan semua itu cost money yang tidak sedikit, kecuali kalo beli bajakan, baru deh tuh murah :p
satu hal yg gw sadari dari hiburan ini adalah, hiburan merupakan suatu ajang menyenangkan hati dan pikiran setelah di gunakan untuk bekerja keras selama berhari-hari. untuk eksekutif-eksekutif muda mungkin, atau untuk tukang es cendol yang tiap hari jualan panas-panas, atau untuk bos-bos yang tiap hari harus selalu menerima telepon bahkan di waktu senggang. untuk orang-orang seperti itu yang telah bekerja keras seharian demi menambah saldo di rekening tabungan, maka hiburan menjadi pantas bagi mereka. berbeda dengan gw disini, yang sejatinya masih berstatus sebagai mahasiswa meskipun ga jelas, kuliah udah habis tapi penelitian belom aja mulai. semoga ada pembaca disini yang sudi membantu mendoakan semoga dosen pembimbing gw dibukakan sedikit pintu kebaikan hatinya.
jadi buat orang-orang seperti gw, seharusnya sih belum perlu dengan hiburan. kenapa? karena hidup kita tiap hari itu udah hiburan. ketemu temen tiap hari, belanja-belanja barang bulanan, maen ke perpustakaan tiap hari, itu udah hiburan banget kalo ga mau disebut keharusan. terlepas dari sibuknya kita, kita tidak pernah menghasilkan rupiah bukan? kecuali untung-untungan pas lagi ada proyek dari dosen atau dari kakak senior. itupun setelah proyekan baru deh kita pantas menikmati hiburan seperti jalan-jalan ke pantai, atau nonton film baru, atau nonton konser. setelah itu? kembali pungutin kacang polong dekat perapian. haha..

tapi meskipun gw belum pantas untuk hiburan sejenis beli album original, ada hal lain lagi yang gw lihat yang bikin gw pantas untuk beli album ini. artis nya. ini di luar alasan karena gw nge fans sama dia ya,

banyak artis hebat di Indonesia ini, termasuk beberapa artis wanita yang juga jago nari sambil menyanyi yang juga ingin go internasional. sejauh ini ada dua artis yang gw tau. tetapi kebanyakan dari mereka, terlalu terlihat sudah merasa hebat. oke ini negara bebas, jadi gw sebutin aja dua artis cewek yang mau gw ulas.

Indah Dewi Pertiwi atau IDP keci, entah dari mana awalnya, karena gw juga bukan orang yang mantengin tv tiba-tiba dia udah nongol dimana-mana dan hebat. dan menari, seperti halnya Agnes Monica. IDP ini kualitas suaranya memang oke punya, kesukesannya juga boleh dibilang luar biasa. usia kita sama tapi nasibnya beda banget, dan itu patut gw acungin jempol buat IDP. hebat. tapi apa.. dia punya akun twitter ya, seperti artis-artis lain, dan tau apa yang dia tweet? m.o.t.i.v.a.s.i .. tiap hari dia selalu berusaha untuk memotivasi orang muda melalui akunnya itu. well, apa tidak cukup buat dia jadi penyanyi saja? atau mungkin sejauh mana dia merasa hebat sehingga berpikiran bahwa dia udah bisa memotivasi orang lain? come on, dan tweet tweetnya itu pun menjadi membosan kan buat gw.

Agnes monica yang udah gw sebut diatas, semua orang udah tahulah kiprahnya di dunia. menjadi salah satu host di world music award dan sebagainya, bisa dibilang cita-citanya sudah mulai tercapai. dia pun memotivasi orang muda untuk berkarya hanya dengan cara yang lebih 'muda' lagi dibanding IDP yang selalu melontarkan kata-kata bijak.
tapi mungkin karena Agnes ini juga masih muda, yah walaupun sedikit lebih tua dari gw dan IDP, dan dia adalah orang yang sangat sosialis dan punya banyak teman, sedang kuliah di Amerika, dan untuk itu gaya dia menjadi sangat kebarat-baratan. sejauh ini gw tidak bermasalah sama sekali bahkan salut karena dengan gaya modern seperti itu pun dia terlihat sangat pantas dan tidak menjadi aneh atau weird. tapi gw ga bisa nonton talkshow kalo yang diwawancarai adalah agnes. meskipun gw ngerti apa yang dia bicarakan, tapi ada hal yang bikin gw 'aduh ini bahasa kok gado-gado amat' seolah agnes sudah tidak lagi bisa berbahasa Indonesia dan berusaha untuk berbahasa sehingga bahasanya selalu bercampur dengan bahasa inggris. satu kalimat minimal ada satu kata berbahasa inggris. kebayangkan kalo dia bicara dengan cara bicaranya yang cepat itu, meskipun hanya 'actually' yang sebetulnya bisa diganti dengan 'padahal'. entahlah. atau mungkin anak muda jaman sekarang akan merasa sangat gaul ketika bahasa ibu kita di campur aduk.

berbeda dengan Anggun yang memang sudah berubah kewarganegaraan dan menetap di eropa sana, gaya bicaranya tetap anggun dan tidak mencampur aduk antara bahasa inggris dan indonesia. di beberapa kesempatan dia justru memedokkan logat jawanya. tak terlihat sebagai seorang yang mondar mandir paris jakarta. salut.

kerendahan hatinya yang bisa terlihat di setiap talkshow yang dia bintangi, bikin gw merasa kalo ada sesuatu yang bisa gw lakukan untuk idola gw, akan gw usahain meskipun hanya sekali. ya membeli album dia adalah salah satunya. gw merasa itu adalah hal terkecil simbol bangga punya seseorang yang bisa begitu membanggakan Indonesia.

dan betul semakin padi itu berisi dan menunduk, dia semakin bisa menyenangkan hati banyak orang lain. itu adalah pelajaran yang selama ini gw dapat dan gw sampaikan ke orang lain tetapi sulit bagi gw untuk mengaplikasikan. sejauh ini banyak pelajaran hidup yg gw dapat, permasalahan sepele namun berbuntut panjang, dan gw sering merenungi hidup gw sendiri, sampai ketemu akar permasalahannya. being humble is still far from me.

hari ini gw menulis ulasan ini, karena begitu gw bangun ini langsung terlintas, dan maaf gw publish di blog karena ini salah satu sarana bernarsis ria meskipun nantinya gw akan lihat angka nol besar di reader list gw. haha. tak apa. hari ini gw nulis ulasan, gw berharap suatu hari nantinya gw juga bisa berkarya seperti Mbak Anggun and membuat bangga Indonesia.

Sunday 5 May 2013

Eksekutif ala mahasiswa

Hidup sebagai mahasiswa tingkat akhir, seperti berada di antara dunia nyata dan dunia mimpi. kadang-kadang hidup begitu berat, nyata dan sesak karena banyak tunggakan yang harus di tuntaskan. revisi, proses pengambilan data yang harus dilakukan nyaris setiap hari, berhadapan dengan dosen pembimbing yang kadang suka bertingkah seenaknya. atau mungkin menerima pekerjaan-pekerjaan ringan yang cukup menguras otak dan mempertebal kantong, sehingga sebagai mahasiswa yang tidak lagi terikat jadwal kuliah, waktu luang bisa digunakan se leluasa mungkin untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dan memperluas jaringan. nyata.

jujur, gw sedang berada di antara keduanya. rasa was-was takut dan cemas itu pasti selalu ada. jujur. diakui atau tidak, meski di luar akan selalu mengatakan 'tenang saja, i'm okay, and i can handle all the things' tapi setiap kali ada berita seseorang telah berhasil menyelesaikan apa yang bahkan belum gw kerjakan, rasa cemas itu seperti tsunami. pelarian? tentu banyak. beruntung gw hidup di jaman modern yang teknologi tersedia dimana-mana. dan gw masih cukup mampu untuk menjangkau itu semua.

main game tiap hari 24 jam, atau jalan-jalan berwisata dengan teman, meski sekedar ke hutan dan camping ceria. atau menyalakan musik dengan speaker bombastis sehingga bisa bernyanyi dan teriak sepuas hati. meski tetap saja, lega itu hanya akan datang ketika titik cerah untuk urusan penelitian bisa terlihat.

ini menjadi pilihan yang begitu nyata. seperti manusia lainnya, gw punya banyak mimpi. banyak keinginan, atau minimal banyak barang yang ingin dibeli dan banyak tempat yang ingin di kunjungi. dan itu semua hanya bisa dilakukan dengan uang. money can't buy happiness that's true. but without money, you can never reach your dream and your wish. even a dream cost much. in every first step to reach the dream is to get money.

well, this is a story about my may 3rd. where I wake up with reality, and realized many things all along the way.

my dad was in Java while he actually live and work in the eastern side of Indonesia. he called me and ask me to meet him. in east java, while i'm west. in the night before I was in a very valuable meeting, which took much time, and just sleep for three hours. when my dad said that on the phone, and I was still on my bed. then I took a bath, find for my own flight, and wosh... I've been flying through the west java. all so sudden.

well, gw memang senang jalan-jalan, tapi semua selalu dilakukan dengan biaya se minimal mungkin. kalo bisa pesan tiket pesawat pun satu atau dua bulan sebelum keberangkatan. tidak seperti hari itu yang memang gw beli tiket pesawat kayak naik bis bogor rambutan. bagi sebagian orang itu biasa, tapi bagi mahasiswa biasa kayak gw, itu gak biasa. berangkat dari kosan ke laladon pun gw naik ojek. karna ada kartu identitas yang ketinggalan, dan sampai di pool bis damri karena takut telat gw naik bis yang berangkat lebih awal. Damri Royal Class. mewah memang kursi dan fasilitasnya. tapi karena macet dan was was itulah perjalanan jadi tidak bisa dinikmati.
dari awal sebenarnya gw udah mencari cara termurah untuk sampai di hotel bokap. sampai2 gw print peta google map dan panduan menuju hotel. tapi takdir berkata lain. bokap ternyata lebih memilih untuk jemput gw pake taxi hotel.

sampai di hotel, gw berasa kayak anak jalanan yang di pungut. lalala sebentar sama bokap trus mandi. dan yah.. gw merasa benar-benar bisa membersihkan diri di situ.

besoknya, kalo kata orang surabaya itu kota yang panas, gw sama bokap gw tidak merasakan panasnya sedikit pun. keluar dari hotel masuk ke taxi. keluar dari taxi masuk ke pusat perbelanjaan. begitu terus siklusnya sampai ke bandara. full ac.

go green nya teriak2 di bawah ac.

tapi ada satu pengalaman paling tidak mengenakkan waktu malamnya bokap harus beli tas tambahan karena oleh2 nya over capacity. beli tas ke pusat belanja terdekat, berangkat naik taxi yang bener, taxi orange. cuma 10 menit kurang lebih dengan argo yang tidak lebih dari 10.000

pulangnya, kita naik taxi cipaganti. yang memang mangkal di depan pusat belanja itu. daaan seperti biasa, taxi nakal yang iseng itu tahu betul kita sedang buru2 sampai ke hotel supaya bisa cepat tiba di bandara. di belok2an lah kita ke gang-gang dengan alasan lebih cepat karena macet. terus begitu. waktu tempuh menjadi 30 menit dan tidak dipasang argo, dia minta bayaran 25ribu. rupanya taxi itu berharap dia lah yang akan mengantarkan kita ke bandara. gw tau karena pas di tengah jalan taxi baik hati yang dari awal papa sampai di surabaya sudah jemput dan nganter kesana kemari itu, menelepon. papa suruh dia untuk tunggu. dan papa bilang 'taxi yang itu sudah nunggu' baru deh si sopir tua kurus tinggi dan item itu kaget dan bilang 'oh sudah ada yang nganter pak ya' sialan.

benar-benar tidak berperi kemanusiaan. sifat bokap gw adalah selalu menghargai kerja baik orang lain. sebetulnya kalau taxi itu baik dan justru tidak memperlambat, dia akan dikasih tip dengan ikhlas. tapi begitu caranya mencari uang, dengan dua puluh lima ribu rupiah yang dipinta, orang juga akan ngedumel memberikannya. dan saya tidak akan naik taxi cipaganti lagi. dimanapun. mungkin orang itu lupa bahwa kita hidup di dalam lingkaran yang selalu berputar. suatu saat apa yang dia perbuat pasti akan kembali padanya juga. dan ini bisa menjadi bahan renungan buat gw sendiri karena sudah beberapa kali gw mengeluarkan sesuatu dengan 'tidak apa-apa' di dalam hati, dan kembali dengan sesuatu yang jauh-jauh lebih indah berkali lipat lebih banyak. Tuhan Maha Adil, bro
Dies Natalis PSB 2013