Reddress Girl

Reddress Girl

Sunday 10 February 2013

Kuliah Kerja Nyata (Behind the Scene)

Berhubung ini memasuki semester genap, mari saya bagi pengalaman sebagai mahasiswa yang lebih dulu mengenyam yang namanya Kuliah Kerja Nyata a.k.a KKP (Kuliah Kerja Profesi) bagi mahasiswa IPB. Kenapa IPB menyebutnya sebagai KKP bukan KKN? Maka jawabannya akan panjang, dan dosen kalian tentu akan menjelaskan dengan sangat gamblang tentang keprofesian dan kekhususan yang akan kalian bawa kelak di desa. singkat cerita, profesi. kekhususan. mengapa? karena nanti kalian akan menghadapi tawaran-tawaran mengagumkan selama hidup di desa.

Hal pertama yang akan dikhawatirkan sebagai mahasiswa KKP adalah lokasi. terutama bagi anak pertanian, lokasi sangat menentukan prestasi. apakah di daerah pantai atau pegunungan, komoditas terdekat padi atau sayuran hortikultura. kemudian kalian akan bertanya-tanya siapa yang akan menjadi teman sekelompok, asyik atau tidak, gaul atau tidak, tanpa mungkin terpikir, apakah nanti akan ada teman sekelompok kalian yang menguasai bahasa lokal. baik itu akan dibahas nanti. o ya, satu lagi, sebelum menjalani KKP, kalian tentu akan menghadapi yang namanya kuliah pembekalan KKP. bagi sebagian orang -termasuk saya- kuliah pembekalan itu agak 'sedikit' membosankan. tapi percayalah. kuliah yang akan diadakan setiap weekend itu sangat berpengaruh terhadap nilai akhirmu nanti. tidak ada kompensasi ketidakhadiran selama kamu tidak memiliki surat rawat inap atau surat keterangan meninggal dunia.

tips: kalau mau titip absen pun harus perhatikan betul siapa dosen yang akan mengisi kuliah, berapa jumlah mahasiswa di dalam kelas, untuk meminimalisir kemungkinan kamu dikenali. okesip.

bersyukurlah wahai kalian yang mendapat lokasi di daerah pegunungan seperti jawa tengah dan sekitarnya, karena kehidupan kalian dalam 1,5 bulan kedepan terjamin hinggaa 40%. budaya masyarakat yang memang sangat halus dan menghargai tamu akan membuat kalian merasa dibutuhkan. tempat yang indah sejuk dan pemandangan yang jika kalian berfoto disana, maka akan sukses membuat iri teman-teman yang berada di kawasan sebaliknya.
namun bagi kalian yang berada di daerah panas, jangan berkecil hati sebab jarak kalian dengan kota besar tidak lah jauh. termasuk jarak dengan kampus. yaaa, mana tahu ada barang yang tertinggal, atau bahkan mungkin ada hati yang ingin di tengok. oke abaikan. karena untuk meninggalkan lokasi KKP pun sebenarnya terlarang. hanya diijinkan untuk keperluan tertentu dan mendesak saja. kalau untuk yang ini, silakan kalian otodidak. karena tips tidak akan di publis secara cuma-cuma. #gawat

 setelah upacara pelepasan dan lalala, maka kalian akan di antar oleh kampus. saya kemarin kebagian yang diantar sampai kabupaten saja. tingkat kabupaten men. setelah itu? maka insting bertahan hidup sebagai mahasiswa mulai di aktifkan. radar-radar perlu dinaikkan dan dipantenkan sinyalnya. carter angkot. negosiasi, patungan, itu semua TANPA bantuan pihak kampus. ingat, kalian mahasiswa, jangan berharap akan ada ibu atau bapakmu turut mengantar hingga ke desa. makanya, nanti bawa barang jangan banyak-banyak. yang repot angkut-angkut kan siapa nanti. ya kalo kebagian jatah cowok lebih. kemarin saya malah kebagian satu cowok dan empat cewek. strong woman.

sebenarnya ini semua masih misteri hingga kalian sampai di desa nanti. pilihannya ada dua: tinggal menumpang, atau diberi rumah kontrakkan. dan kedua pilihan itu tidak ada yang gratis. kalian tetap akan membayar meski tidak mahal. yaa hitung-hitung biaya hidup selama di kampus pindah ke sini lah. kalau sudah ketahuan tinggal dimana, itu barulah menentukan barang bawaan. kadang ada yang perlu membeli semuanya mulai dari ember, galon, magic com, setrika, ember, sampai jepitan jemuran. oke yang terakhir agak kurang lucu, tapi penting. di daerah panas angin pasti kencang. tidak mau kan jemuranmu terbang kemudian di taburi kotoran ayam yang tetiba melintas.

untuk kendaraan, pintar-pintarlah berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. jika beruntung, seperti saya, maka kalian akan mendapat sewaan motor hingga selesai masa KKP dengan harga yang brilian. kendaraan itu penting, catat ya cakupan satu desa itu tidak sesempit yang kalian kira. itu akan luas dan sangat memakan waktu melintasi sawah atau rel kereta atau bahkan anak anak sungai. Pokoknya don't let yourself become a stranger for them. manfaatkan teman yang menguasai bahasa setempat, jawa, sunda, kalimantan, sumatera, papua, oke. intinya, secepat mungkin pelajari bahasa dan budaya setempat.

tempat tinggal kalaupun mengontrak biasanya tidak jauh-jauh dari harga 500ribu dan kalian biasanya beranggotakan minimal 5 orang maka akan menjadi 100ribu hingga akhir. kadang bisa lebih mahal dan lebih murah tergantung seberapa terpencil desa itu dan seberapa besar tingkat keramahan warga setempat, atau seberapa memelas wajah kalian.
biaya makan pun beragam, akan ada yang minta per bulan atau per sekali makan. hitungan per sekali makan biasanya maksimal 10ribu, itu kalau kalian catering. beda dengan misal beli di warteg setiap makan.

kami kemarin kebagian rumah dengan haraga 500ribu, ongkos makan 30ribu per hari, motor 400ribu utk dua motor, dan semua nominal itu dijumlahkan dan dibagi lima. cukup murah karena lauk nya benar-benar seadanya. disitulah kesabaran dan kesederhanaan kalian akan ditempa, dik. tenang saja. kalian tidak akan mati hanya karena makan tempe setiap hari

tidak sedikit pasangan yang terbentuk karena KKP ini loh, jadi bagi kalian kaum hawa, hati-hati jika sudah mencium modus-modus penipuan. karena jatuh cinta tidak hanya akan menyerang pada sesama mahasiswa IPB, tetapi bisa juga kepada mahasiswa kampus lain yang kebetulan KKP di desa yang sama, atau bahkan pada pemuda desa. yang terakhir ini menarik, dan kebanyakan mahasiswa lah yang terserang virus cinlok pada gadis desa. ya, karena hal itu terjadi pada orang tua saya tercinta, hingga lahirlah anak manis ini ke dunia yang indah. tralalalala....

jombloers juga jangan khawatir. ikutlah KKP maka niscaya kamu akan mengetahui siapa diri mu sendiri.

Jujur saja, bagi saya KKP itu bukan menarik karena saya mampu menjadi penyuluh dadakan dan menjadi guru bagi anak-anak kecil, atau karena mampu memberikan sebagian dari sedikit ilmu aplikatif dari kampus ke petani. bukan. tetapi lebih kepada pengalaman spritual yang cukup mendewasakan. bukan kemudian menjadikan keprihatinan terhadap hidup petani dan mensyukuri apa yang dimiliki sekarang. tetapi lebih kepada pembelajaran tentang bersosialisasi, bernegosiasi, mengatur letak emosi yang kerap datang terutama pada teman sekelompok. hidup selama 47 hari bersama kawan baru yang tak pernah dikenal sebelumnya memang bukan hal mudah. konflik pasti mendera. cinta bisa juga ada. disitulah ilmu manajemen hati di uji.

Wednesday 6 February 2013

Rani !!!

Dia gadis dengan mata tajam, alis tebal berwajah tegas. suaranya dalam, dan halus, mampu membuat jera pria nakal manapun. ia gadis yang mempesona, dalam balutan kulit eksotis, wajah asli negeri pertiwi. Dia gadis, yang aku kenal dari jauh, tahun ke dua berseragam biru.

Rani, terkenal seantero sekolah. guru manapun pasti mengenalnya. murid kelas satu bahkan kelas tiga pasti tahu sosoknya. pandai dalam bercanda, pandai menarik perhatian, pandai bergaul. aku diam, aku bermain, aku tersembunyi, dalam balutan diamku, dalam hangatnya kelasku, aku mengenalnya, dalam diam.

Siapa sangka tahun ketiga justru ia menjadi sahabat baikku. bermain berkumpul, dengan cara berbeda. mengukir sejarah di sekolah, yang mungkin dunia tak pernah tahu bahwa sekolah itu ada. kelak, kami lah yang akan memperkenalkan pada dunia, bahwa dulu, disinilah tempat orang-orang hebat itu dididik dan di tempa. Aku, Rani. ber tujuh kami gadis cantik. bersekolah selayaknya gadis normal, mengukir kisah tentang cinta, drama, persahabatan. kami, belum mengenal seisi dunia. hanya tahu bahwa kebahagiaan itu ada pada guru yang tidak masuk, kemampuan membolos yang tak terdeteksi, bermain di kelas membuat gaduh. ya. hanya itu.

Aku, Rani, di bawah naungan ketapang sejuk, di halaman rumah pinggir jalan kecil. bertukar isi hati, terkadang menangis melihat polah orang tua, mengadu tentang perlakuan orang tua yang berbeda. kami hanya tidak tahu, saat itu.

Perpisahan membawa sejuta arti. hadiah ku terima, ku simpan dan ku jaga. entah sampai kapan persahabatan ini akan berlangsung, tetapi kenangan itu tentu pasti selalu ada. waktu membuktikan kepongahannya. kami dipisahkan tiada ampun. tanpa pesan singkat, membawa kami ke jalan hidup masing-masing. yang sungguh berbeda.

Ah, andai dia tahu, dia lah orang yang paling sering ku ceritakan semasa awal SMA. kawanku mengingat ceritaku tentang nya. dia yang pandai bernyanyi, mandiri, dia yang selalu percaya diri.
andai pun ia tahu, terbersit sedikit kecewa menyaksikan perubahan hebat dari dirinya. yang memang sedari dulu ku kenal berwatak keras. dia yang dulu cantik meski tak pernah berambut panjang, tapi dia tetap rani ku yang dulu.

persoalan hidup merubah hatinya. tapi ia masih memiliki hati yang putih itu. dibalik segala penampilan yang ia tunjukkan. dumbledore percaya, bahkan sehitam apapun penyihir pasti masih memilki hati putih di dalamnya. aku pun begitu.

dalam diamku aku berdoa. memohon kepada Yang Maha Membolak balik hati. agar hidup menunjukkan keramahan dahsyat padanya, menuntunnya pada seseorang yang kelak mampu melindungi dia, mendengarkan setiap kisahnya yang selalu tersembunyi. orang yang mampu hadir dalam sejuta tawa dan tangis, baginya. membuatnya bangga menghadapi dunia, menghindari dirinya dari segala bentuk kejahatan.

tidak ada yang terlambat dalam sebuah perjalanan. bahkan motor yang kehabisan bensin karena terlambat diisi pun masih bisa di dorong dan di tuntun. tidak. tidak ada yang pernah terlambat, selama hati putih itu masih ada. selama harapan itu masih ada.

Rani.

Bogor, 6 Februari 2013 18:48
ketika rindu menghadirkan wajahmu di layar ponselku.

Tuesday 5 February 2013

Kamu dan Dia

Apakah seperti ini urusan hati itu? yang berasal benar-benar dari dalamnya?
ketika dia membuatmu tersenyum sepanjang hari mengingatnya, seluruh tubuhmu ringan melayang. ketika kau yakin dengan seluruh hatimu bahwa dia disana pun mampu merasakan hal yang sama?
bahkan kalimatpun mampu membuatnya tergugah menitikkan air mata.
perasaan halus itu, apakah itu yang namanya menjaga? tak ada sedetikpun hati tega menyakiti perasaan itu.

bahkan ketika menonton sebuah film drama cinta, dan menangis karenanya, hati dan pikiranmu ada padanya, yakin bahwa dia pun akan menyukai film yang sama.
saat ia membuatmu menunggu ber jam lamanya, hati bercampur gelisah marah dan kesal dibuatnya, namun kedatangannya tak sedetik pun kau merajuk. tak tega melihat wajah itu sedih, meski hanya dibayangkan.

malam ini dia kembali mengundangmu untuk berpuisi, bersajak menguntai kata. setelah berhari-hari mampu membuatmu tertawa begitu dalam, terluka begitu dalam, dan rindu yang tiada tandingannya.
meski waktu yang kau habiskan dengannya hanya sekedar kata. bertukar kata bertukar dunia. bahagiamu cukup untuk mengalirkan aroma indah bagi sekeliling. meski segala sesuatu berjalan begitu sederhana dan tak biasa, kau justru mencintai ke unikan itu.

apakah ini? kalaupun iya, maka kau tak akan pernah sanggup membalikkan segala yang telah terjadi. hati mu yang telah dibutakan oleh buaian kotak. dan semua yang ingin kau lakukan adalah diam dan menunggu. diam dan menunggu. diam dan menunggu. waktu tak pernah berhenti dan berbalik hanya untuk para pecinta yang menyesal. tidak. bahkan sebagian kisah percintaan justru menderita hingga akhir khayatnya, demi mempertahankan sejati. terimalah. ini jalanmu yang telah kau pilih. terimalah, karena hanya dengan begitu kau akan berdamai dengan kenyataan. terimalah tanpa sesak. kau hanya akan membuat tubuhmu semakin kurus dengan beban pikiran mu itu.

karena jika saatnya tiba, maka kau akan mengerti makna semua ini. akan selalu ada hadiah dibalik kesabaran. kau hanya tak perlu tahu berapa lama lagi kau harus bersabar menanti semua jawaban yang kau butuhkan. mereka pasti akan datang padamu. dengan ritmenya yang perlahan, halus, serta mempesona. layaknya dirinya, bagimu.



Bogor, Rabu 6 Februari 2013 03:19
Selepas malam penuh haru

Monday 4 February 2013

Fenomena Jalanan

Selintas sempat terpikir olehku, apa yang sebenarnya diharapkan oleh pengamen itu? Tidak. Sebetulnya aku tidak benar-benar terpikir tentang itu, bahkan bisa dibilang tadinya hampir aku tak peduli. Wajar! aku tak mengenal siapa mereka dan mereka adalah fenomena biasa setiap kali aku harus berkutat dijalanan untuk mencapai suatu tempat.
Namun kemudian aku teringat nasihat seseorang tentang hidup. Nasihat klasik yang memang sudah sering kudengar, namun entah kenapa kali ini nasihat itu menjadi berarti "seringlah lihat ke bawah, jangan selalu hanya ke atas" ya dan kali ini pengamen itu mengusikku. Di dalam bis lengang yang nyaman ini aku pun terhanyut dengan pikiranku sendiri.

Sudah puluhan kali aku melakukan perjalanan dengan kendaraan umum yang menuntut baur dengan orang orang tak dikenal, namun tak pernah sekalipun aku memikirkan profesi yang begitu sering kujumpai. ada beberapa kemungkinan faktor penyebab, yah diantaranya adalah bosan dan menganggap itu adalah hal biasa. Lagipula, hey siapa yang mau menghabiskan waktu untuk memikirkan mereka?

Pedagang asongan, pengamen jalanan, pengemis dan gelandangan menjadi pemandangan biasa bagiku. Ya, karena aku sudah terlalu sering melihat dan berpapasan dengan mereka tiap kali dijalan. Bahkan bisa jadi ada segelintir perasaan bangga jika melewati mereka karena hidup ku bisa lebih baik dari itu. bodoh. aku bodoh jika berpikiran begitu.

Kemudian seorang pengamen menarik perhatianku. suaranya bagus, tampilannya pun lumayan menarik. lagu dan iringan gitar yang dia lantunkan pun pas. Ku amati seksama pengamen itu, jangan-jangan dia dulunya adalah penyanyi cafe kelas atas yang kemudian bangkrut dan ditipu. atau bahkan mungkin dia sebenarnya adalah mahasiswa pandai yang berasal dari keluarga tak mampu dan untuk membiayai hidup di tutup nya dengan ngamen? ah, entahlah. yang menggangguku kemudian adalah kalimat yang terlontar darinya. Jadi orang kaya jangan pelit, kalo pelit nanti masuk neraka. gope atau seribu tidak akan membuat anda jatuh miskin ya bu aji. terimakasih bu semoga diberi tambah rejeki tanahnya luas mobilnya dua motornya empat sapinya lima duitnya banyak.

Ah, aku ingin membahas satu persatu.Jadi orang kaya jangan pelit, kalo pelit nanti masuk neraka. Jika sebelum mereka meminta, mereka mengatasnamakan pekerjaan yang penting halal, dan ba bi bu nya segala tentang kebaikan, lantas pantaskah mereka berkata begitu? baiklah sekarang ambil asumsi mereka kurang akan pendidikan sehingga belum bisa memilih kata yang baik atau bisa jadi mereka terlalu termakan emosi. kalimat ini biasa terlontar jika penumpang sama sekali tidak memberi recehan padanya.

gope atau seribu tidak akan membuat anda jatuh miskin ya bu haji. kalimat ini menunjukkan betapa mereka mengharapkan jumlah itu walau sangat kecil, entah nanti untuk diapakan. Baiklah, anggap saja kita percaya kata mereka bahwa itu untuk makan. kalimat ini biasanya sebelum mereka menyodorkan kaleng sumbangan mereka dengan harapan besar akan ada selembar lima ribuan disana. Hmm, lantas jika ada yang tidak mau memberi, mereka akan marah dan menasihati untuk tidak pelit. atas nama jiwa kemanusiaan, kaleng itu terus ia edarkan

terimakasih bu semoga diberi tambah rejeki tanahnya luas mobilnya dua motornya empat sapinya lima duitnya banyak. ini ungkapan jika ada yang memberi lebih, nah tau kah anda., aku merasa ada yang ganjal di kalimat ini. Semua doa di dalamnya adalah bersifat materi. uang dan uang, lantas dimana kebahagiaan didalamnya? tersiratlah sudah bahwa hidup mereka terorientasi pada materi dan di dalam alam bawah sadar mereka, terpatri lah sudah bahwa dengan uang kita akan bahagia.

***

Tadi hanya mengenai pengantar dan penutup. terkadang saya terusik dengan isi lagu yang mereka bawakan. terkadang liriknya mengundang belas kasihan dan menggambarkan diri mereka yang sudah terlahir dijalanan tanpa kasih sayang orang tua dan mereka membandingkan dengan mereka yang punya rumah dan keluarga. membandingkan kehangatan yang mereka miliki, beban hidup dan ah, seolah-olah mereka lah yang paling sengsara. Padahal seharusnya mereka tau, bahwa banyak rumah gedongan di sana yang isi nya kopong, justru tawa mereka lebih bahagia daripada tawa sang penghuni gedongan. Hanya jika mereka mau bersyukur.

***

Lantas, salahkah mereka yang tidak mau memberi pengamen-pengamen ini sebiji koin atau selembar ribuan? Aku yakin, jumlah itu jika dibandingkan dengan pengeluaran harian akan menjadi sangat tidak berarti bagi sebagian besar orang. namun kenapa mereka masih saja enggan untuk memberi? saya rasa bukan karena mereka pelit. Faktor utama bisa jadi adalah bosan. bosan memberi uang kepada pengamen yang tak ada habisnya. bosan ketika disodori bungkus permen setelah ruang pendengaran dipenuhi oleh suara sumbang mereka. dan adanya keinginan untuk membuat pengamen itu jera. sayang nya hal ini agak mustahil terjadi.

satu fakta terpenting saat ini adalah, kebanyakan masyarakat Indonesia tidak butuh di nyanyikan di jalan, hai pengamen. mereka justru butuh ketenangan, seandainya mereka mau berusaha lebih keras lagi dan berhenti meratapi nasib dengan lagu sedih tak keruan itu, tenanglah sudah bis-bis trans ini.

Once in the Afternoon

so little time, so many things to talk to.
she's about to cry when she heard the whole conversation that she didin't get it.
I love the way we sit together, act like a ministry, talk about everything as if we know everything in the world. well, sometimes life needs a stage, right?
but i hate the ending, when you walked away and she started to saw me with her mad eyes, and i begin to feel like a jerk. how hard, even if i just want to have a simple communication with my 'new' seen friend or 'unseen old friend'.
there should be a hurting heart,
there should be faded smile,
in any other one.

RHJ

Gadis Kecil di Tepi Jalan

Aku selalu percaya kebahagiaan akan datang pada saatnya. pada siapapun yang mempercayai bahwa ia akan datang, termasuk gadis kecil yang ku temui setiap makan siang.

***

makan siang ku terasa penuh. kenyang dan nikmat, bahkan saking nikmatnya aku sampai tidak mampu menghabiskan seperempat bagian dari porsi yang di berikan. Yah, apa boleh buat. ruang perutku tak lagi menampung semua itu, jadi kubiarkan saja tergeletak di meja dan bersiap untuk pergi. ku bayar porsi makan siang ku itu, sebentar lagi kuliah ke sekian akan dimulai. ah sebenarnya aku tak begitu peduli, toh dosen kali ini pun tak peduli mahasiswa nya hadir atau tidak, aku hanya ingin tak sendirian agar hal buruk itu tak lagi melintas benakku. dan lagi-lagi ketika pikiran itu menghampiri otak kanan ku, aku merasa kembali tersiksa. sedih, benci, beban, berbaur dan melunakkan segalanya. rasa rasanya, aku lah orang yang paling tak beruntung di dunia.

***

Gadis kecil itu bahkan tak memperhatikanku. tangan mungilnya sibuk membantu ibunya memunguti gelas gelas aqua di tengah hari terik ini. langkah kecilnya riang tak tampak beban. rambut pirangnya terurai melambai beserta ribuan debu dan partikel asap kendaraan jalanan. aku yang memperhatikannya. aku melihatnya dari kejauhan. pemandangan itu sedikit menggugah kesadaran ku akan kehidupan. nyata, dan keras baginya. namun ia tak mengukir kesedihan itu nyata di wajahnya. aku menangis dalam hati

***

ku lajukan motorku sekencang mungkin. jalanan siang itu lengang, dan hanya beberapa angkot yang mencoba mendahuluiku. eits, aku lebih kencang.. ku tambah kecepatan hingga nyaris mencapai 80 km/jam. dia belum juga kembali ke kota ini. masih betah dengan kampung halamannya, entah keluarga nya ataukah kisah lamanya, yang jelas lagi lagi hari ini akan sama seperti hari kemarin. makan siang dengan porsi penuh sendiri. aku sengaja memilih tempat yang sama untuk makan walaupun sebenarnya letaknya agak jauh dari kampus. aku hanya ingin melihat gadis kecil itu lagi, apakah dia akan kembali berlari riang seperti kemarin?

***

masih mengenakan pakaian putih kusam yang sama, dengan celana pendek yang sudah tidak lagi berwarna, entah pink entah coklat memamerkan kakinya yang kurus tak terawat. langkah riang masih sama, kuluman senyum yang sama, tawa ceria ketika berhasil memungut botol bekas, sorot mata bahagia yang dapat menggugah siapapun yang melihatnya. kerasnya berjuang demi hidup jelas terlihat dari jemari kurusnya dan ibunya yang nampak letih. mereka terus berjalan tanpa memperdulikan aku. hei, aku pun tak berharap mereka menghampiriku. karena aku tak akan dapat memberi mereka apa apa. tidak ada.

***

tak ada yang aku lakukan untuk mendekati gadis kecil itu. usianya mungkin tak lebih dari 7 tahun, namun tentu saja ia jauh lebih hebat dari ku. ia mampu tersenyum begitu tulusnya meski tak memakai baju bagus, meski harus berjalan kaki di panas nya kota bogor siang hari demi bisa mendapatkan makanan hari itu. ah, bahkan aku tak tahu apakah ia bersekolah atau tidak. aku sangat berharap ia bersekolah. hanya itu yang dapat menolongnya kelak.

Aku ingin suatu hari nanti tak ada lagi gadis gadis kecil seperti nya. anak kecil, senakal apapun mereka.. pantas merasakan warna warni dunia. merasakan mengenal hal hal baru yang menyenangkan ketika menjadi penghuni baru di muka bumi, penerus generasi di masa depan. bahkan Tuhan pun memiliki cara-Nya sendiri untuk melindungi mereka, yaitu dengan memberikan wajah polos, lugu dan menggemaskan sehingga menggerakkan hati siapapun untuk melindungi, merangkul, dan menghibur mereka.

karena aku mencintai senyum mereka, senyum di wajah manusia yang masih belajar mengenal dunia nya. senyum di wajah manusia yang haus akan kasih sayang dan perlindungan.

***
22 September 2011

Umur, Waktu, dan Ajal

Innalilahi wa Innailahi Raaji'un

Tuhan, sungguh semua yang ada di seisi dunia ini adalah milik-Mu. kepunyaan-Mu semata. dengan kekuasaan-Mu Kau berhak mengambil semua milik-Mu ini. termasuk nyawa-nyawa kami.

Hari ini, tibalah giliran dosen ku. dosen yang mengajarkan banyak hal. dosen yang sempat bercerita tentang masa mudanya dan cita-cita masa tuanya, yang belum sempat ia dapati. dosen yang menyisakan begitu banyak ilmu dalam benak mahasiswa nya.

sebagaimana doaku untuk kawan-kawan ku, Tuhan. Alm Akbar dan Vira, berilah beliau tempat yang mulia disisi-Mu. berilah beliau perlindungan disana. beliau sedang sendirian sekarang. tanpa ada genggaman hangat suami dan anak-anaknya, beliau sedang sendirian disana. seandainya pun Engkau ijinkan beliau berbicara, pasti dengan senang hati beliau akan bercerita tentang masa kuburnya. kemudian beliau akan menyampaikan nasehat yang berguna agar mahasiswa nya terhindar dari siksa.

Ya Allah..

suatu saat nanti akan tiba giliran ku. akan tiba masa ku melepas semua dunia dan berpasrah tanpa ada lagi usaha ku menggali pahala. semakin ku sadar bahwa waktuku di dunia ini tidaklah panjang.

bila nanti waktu ku tiba,
aku ingin mereka jangan tangisi kepergianku. aku tak ingin jalan ku terhambat oleh karena air matanya. berikanlah ikhlas di dada setiap orang yang menyayangi ku.

karena aku pasti pergi dengan membawa kenangan itu. kenangan semasa aku hidup, ketika aku di buat bahagia, sedih bahkan merasa tersiksa. karena jika tiba giliranku, berhenti sudah air mataku. berhenti sudah setiap tangis dan pedih yang akan menghampiriku.

tetapi aku mohon, Tuhan. ketika hari itu tiba, aku ingin setiap orang yang menyayangiku diberi kesabaran untuk selalu mendoakan ku. hanya itu.

Bogor, 6 September 2011

Keindahan eksklusif bagi mereka yang berani mengambil resiko

"rasa sakit itu bisa hilang, tapi rasa bangga melekat selama-lamanya"

***

Sore itu hujan begitu deras. Hingga selimut dan kasur yang hangat menjadi godaan siapapun yang hendak beraktivitas, tidak terkecuali bagi keempat mahasiswa itu. Mereka tetap menunggu si kawan yang mengajak mereka mendaki Gunung Gede di kawasan Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP). Setelah hampir dua jam menunggu, dengan rasa kesal yang mungkin masih bersisa, berangkatlah mereka di temani si kawan beserta dua orang senior yang akan mengawal perjalanan kali ini. Keduanya adalah anggota perkumpulan mahasiswa pencinta alam IPB, yang salah satunya termasuk mahasiswa sejurusan Agronomi Hortikultura angkatan 44, sebut saja namanya 'Bolong L-293'.

***

Suasana mencair seiring dengan berjalannya angkot sewaan menuju Gunung Putri, jalur yang sering menjadi pilihan bagi penikmat tantangan. Ada rasa was-was dalam benak Si Kawan karena dari keempat kawannya yang merupakan orang awam terhadap kebuasan alam, hanya satu yang pernah merasakan petualangan gunung yang sebenarnya. Namun Si kawan tetap optimis, karena ia yakin selama rasa percaya diri itu ada, kekuatan entah dari mana asalnya akan selalu datang.

Obrolan pun mulai mengalir tanpa henti, mulai dari tingkah laku dosen yang berbeda dan unik satu sama lain, keunikan tetangga kamar di kosan, hingga keluhan terhadap teman sekelas tanpa sadar telah menghilangkan kekhawatiran Si Kawan. Perlahan hawa dingin malam mulai berubah, sejuk menusuk menandakan mereka sudah jauh dari perkotaan.

***

Setelah menempuh perjalanan selama 1,5 jam, Ketujuh mahasiswa ini pun sampai di kawasan Gunung Putri, butuh waktu kurang dari setengah jam untuk mencapai pos perizinan. Walau begitu, kegiatan pemanasan ini cukup menguras tenaga dan memberi sedikit gambaran akan perjalanan yang nanti di hadapi. Tidak butuh waktu lama untuk mengurus perizinan, namun atas rekomendasi sang tetua (Bolong), tim memutuskan untuk mulai mendaki diatas pukul satu dini hari. Jadilah perjalanan dimulai pukul setengah dua, dan sunrise yang di tuju pun tak terkejar karena perhitungan yang meleset. Jalur yang lebih terjal dan jalan yang lebih panjang dari perkiraan.

***

Surya Kencana, yang merupakan padang terbuka berhamparkan bunga abadi di raih setelah pukul setengah tujuh pagi. Beristirahat bagaikan bukan di atas gunung melainkan di tengah padang rumput, tim memutuskan untuk summit attack menjelang siang hari.

***

Puncak Gede pun terlewati. Panorama megah Pangrango dan kabut putih yang menutupi silih berganti pun telah terekam dalam lensa digital kamera. Memori yang tak pernah kan terganti, bagi beberapa anggota tim hal ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka. Tahukah kawan, betapa menyenangkan berfoto di atas awan. Bermimpi meraih edelweis dan melakukan persilangan terhadapnya. Lelah itu pasti terganti, dengan keindahan eksklusif hanya bagi mereka yang berani mengambil resiko.

Taman Nasional Gede Pangrango,
5 Juni 2011

Agar mereka tahu, kota kecil di sudut negeri Indonesia ini bernama MERAUKE

Asalam, kawan tulisan ini dibuat untuk berbagi kisah. bercerita itu menyenangkan bukan? apalagi jika kita punya banyak hal yang bisa diceritakan.

kota kecil di sudut Indonesia, bumi pertiwi ini. banyak yang sering menyebut namanya jika menyanyikan lagu "dari sabang sampai merauke". Ya, Merauke kota itu. kota kecil di sudut Indonesia sana yang masih jarang diketahui publik tentang potensi yang tersimpan di dalamnya. tidak banyak, hanya justru yang sedikit itu menyenangkan. kenangan masa kecil pribadiku yang menyenangkan semua tertinggal di sana.

aku ingin bercerita tentang kota yang sudah 7 tahun kutinggalkan. tentang kehidupan manusia disana, tentang remaja nya, tentang prestasinya, dan tentang hewan serta tumbuhannya, semua sebatas pengetahuanku. karena aku ingin kalian tahu bahwa Indonesia ini tidak sesempit bali-jawa-sumatera. bahwa banyak surga di belahan timur Indonesia sana yang jika kalian pilih sebagai tempat bulan madu maka kalian tidak akan pernah menyesal. salah satunya merauke.

Merauke memang tidak memiliki laut yang indah, jujur laut yang terbentang coklat dan keruh tak begitu menarik jika dibandingkan dengan laut di Sulawesi. Terumbu karang pun mungkin akan jarang di temui, aku tak tahu karena aku tak pernah mencoba menyelam atau bahkan hanya snorklingan di laut atau pantai Merauke. hanya yang ku tahu, pantai merupakan salah satu site kebanggaan pemuda Merauke. Jika anak muda metropolitan kebanyakan memilih mall mall untuk tempat bercengkrama dengan kawan, maka pemuda Merauke akan merasa hebat jika sudah nongkrong di pantai. karena memang pantai Merauke tidak sulit untuk di jangkau. bisa dibilang dekat dengan kota. walaupun pantai pantai itu tidak menyajikan pemandangan yang bisa membulatkan bola mata seperti saat menonton matahari terbenam di Kuta, namun pantai-pantai itu selalu mampu menghadirkan kedamaian dan kebersamaan diantara mereka. Jelas bahwa pantai disana dicari bukan semata karena orang merindukan keindahan mata saja, tapi juga ketenangan suasana. Ya, pantai selalu identik dengan sunyi dan tenang.

oke, mungkin itu tidak terdengar terlalu hebat. tapi coba tengok ornamen-ornamen buatan rayap yang mampu berdiri kokoh hingga 2 meter bahkan lebih. warga setempat menyebutnya dengan rumah semut. ini hebat karena hanya ada di dua site di dunia. Papua dan Afrika.

dan jika hari ulang tahunnya tiba, Merauke akan menyelenggarakan festival budaya yang diikuti oleh semua anak usia sekolah dari TK hingga SMA. semua beramai-ramai menjadi apa yang mereka inginkan. dokter, sarjana, memakai pakaian adat, dan semua berdandan sehebat yang mereka mampu. sementara para orang tua yang turut meramaikan terutama penduduk asli akan melukis dirinya selayaknya orang papua yang identik dengan lukisan tubuh, membawa rumah rumah adat hingga hewan peliharaan.

Isakod bekai Isakod kai. Satu hati, satu tujuan. itu semboyan mereka. orang merauke senang menghibur diri dan berbangga bangga. tabiat khas warga lokal yang selalu ingin terlihat hebat. dan memang begitu adanya walau kadang untuk terlihat hebat mereka terpaksa harus melebih-lebihkan cerita.

hutan yang masih luas dulu sering aku manfaatkan untuk berfoto-foto. dari pesawat merauke akan nampak hanya rerimbunan pepohonan yang bolong di tengah karena pemukiman. jauh jauh beda dengan jakarta dari atap yang hanya putih putih dan putih. ayahku dulu sering mengajakku ke pabrik perusahaanya yang terletak agak jauh di pedalaman, di belakang pabrik itu ada sungai besar yang namanya sungai maro. dulu, setiap kali kita memancing disitu, selalu didapat ikan kakap yang besaaar dan tanpa usaha yang sulit.

dulu setiap kali mau lebaran, komplek perumahan akan ramai dengan anak anak yang membakar petasan dan kembang api. suara takbir menggema dimana-mana hingga keesokan harinya. dan kota kecil itupun akan ramai keesokan harinya. begitu pun jika natal tiba. gereja akan membunyikan bel nya dan ribuan orang akan keluar dari rumah mereka dengan pakaian terbaik yang mereka miliki sambil menenteng alkitab. ramai. hari raya tak pernah sepi atau terlalu ramai hingga menimbulkan kemacetan. merauke kota yang nyaman. jika ramai pun tak akan menimbulkan kemacetan yang membuat naik darah dan menelan korban.
jika musim timur tiba maka merauke akan berubah menjadi ganas. penyakit dimana-mana. anak kecil jarang bersekolah karena alasan kesehatan. dingin dan badai, namun tetap nyaman. merauke kota yang nyaman, yang selalu ku rindukan.

kenangan masa kecil pribadiku tertinggal disana. aku ingat bagaimana setiap sore aku harus bersepeda ke taman pengajian dengan menggunakan baju muslim buatan mamaku yang pandai menjahit. kemudian esoknya aku akan menuntut ilmu bahasa inggris di lembaga bimbingan belajar sederhana. dan bahwa semua itu mendidikku hingga membuka otak kecilku tentang dunia yang begitu luas. aku ingat betapa sedihnya saat harus berpisah dengan guru fisika SMP ku yang kerap memanggilku dengan sebutan "Suciandari". ah, pak Sujadi dimana dia sekarang.

dan setiap kali aku diajak ayahku main di pabrik, aku selalu di beri tebu dan akan ku gerogoti tebu manis itu sampai gigiku sakit.

aku ingat sebuah desa yang bernama Kurik, yang kadang masih sulit kubedakan dengan desa Kuprik. jika musim mangga tiba, maka desa yang banyak di penuhi pepohonan mangga itu akan menggugurkan buahnya dan orang orang pun akan berebutan memunguti buah mangga ranum yang rasa manisnya tak ada duanya. manis dan tebal dagingnya. hmm,
juga desa yang bernama Tanah Miring. yang terbagi menjadi beberapa bagian dengan subjudul SP. Tanah Miring SP 1. Tanah Miring SP 2 dan seterusnya. menyenangkan berada di Tanah Miring. disana ada almarhum sahabat papa yang baik hati. jika kami datang dengan mengendarai mobil maka anak-anak kecil akan berlarian keluar dan mengagumi kendaraan yang kami bawa. saat itu aku selalu merasa menjadi putri yang dikagumi. ah konyol. kemudian kami akan bermain di empang, tempat mereka beternak lele. dan mandi di air belerang yang baunya seperti bau kentut. namun kata papa air itu menyehatkan.

Kota Merauke didalam kenangan ku adalah kota kecil yang nyaman. kehidupannya jauh dari glamor kota metropolitan sehingga banyak penduduk miskin yang tetap bisa hidup bahagia disana. walau jika malam tiba kota akan dihantui para pemabuk jalanan yang siap menyergap siapapun yang melintasi jalan. aku rindu. aku rindu berada disana. entah kapan aku bisa kembali kesana. aku rindu. merauke kota tercinta.
Dies Natalis PSB 2013