Reddress Girl

Reddress Girl

Sunday 10 February 2013

Kuliah Kerja Nyata (Behind the Scene)

Berhubung ini memasuki semester genap, mari saya bagi pengalaman sebagai mahasiswa yang lebih dulu mengenyam yang namanya Kuliah Kerja Nyata a.k.a KKP (Kuliah Kerja Profesi) bagi mahasiswa IPB. Kenapa IPB menyebutnya sebagai KKP bukan KKN? Maka jawabannya akan panjang, dan dosen kalian tentu akan menjelaskan dengan sangat gamblang tentang keprofesian dan kekhususan yang akan kalian bawa kelak di desa. singkat cerita, profesi. kekhususan. mengapa? karena nanti kalian akan menghadapi tawaran-tawaran mengagumkan selama hidup di desa.

Hal pertama yang akan dikhawatirkan sebagai mahasiswa KKP adalah lokasi. terutama bagi anak pertanian, lokasi sangat menentukan prestasi. apakah di daerah pantai atau pegunungan, komoditas terdekat padi atau sayuran hortikultura. kemudian kalian akan bertanya-tanya siapa yang akan menjadi teman sekelompok, asyik atau tidak, gaul atau tidak, tanpa mungkin terpikir, apakah nanti akan ada teman sekelompok kalian yang menguasai bahasa lokal. baik itu akan dibahas nanti. o ya, satu lagi, sebelum menjalani KKP, kalian tentu akan menghadapi yang namanya kuliah pembekalan KKP. bagi sebagian orang -termasuk saya- kuliah pembekalan itu agak 'sedikit' membosankan. tapi percayalah. kuliah yang akan diadakan setiap weekend itu sangat berpengaruh terhadap nilai akhirmu nanti. tidak ada kompensasi ketidakhadiran selama kamu tidak memiliki surat rawat inap atau surat keterangan meninggal dunia.

tips: kalau mau titip absen pun harus perhatikan betul siapa dosen yang akan mengisi kuliah, berapa jumlah mahasiswa di dalam kelas, untuk meminimalisir kemungkinan kamu dikenali. okesip.

bersyukurlah wahai kalian yang mendapat lokasi di daerah pegunungan seperti jawa tengah dan sekitarnya, karena kehidupan kalian dalam 1,5 bulan kedepan terjamin hinggaa 40%. budaya masyarakat yang memang sangat halus dan menghargai tamu akan membuat kalian merasa dibutuhkan. tempat yang indah sejuk dan pemandangan yang jika kalian berfoto disana, maka akan sukses membuat iri teman-teman yang berada di kawasan sebaliknya.
namun bagi kalian yang berada di daerah panas, jangan berkecil hati sebab jarak kalian dengan kota besar tidak lah jauh. termasuk jarak dengan kampus. yaaa, mana tahu ada barang yang tertinggal, atau bahkan mungkin ada hati yang ingin di tengok. oke abaikan. karena untuk meninggalkan lokasi KKP pun sebenarnya terlarang. hanya diijinkan untuk keperluan tertentu dan mendesak saja. kalau untuk yang ini, silakan kalian otodidak. karena tips tidak akan di publis secara cuma-cuma. #gawat

 setelah upacara pelepasan dan lalala, maka kalian akan di antar oleh kampus. saya kemarin kebagian yang diantar sampai kabupaten saja. tingkat kabupaten men. setelah itu? maka insting bertahan hidup sebagai mahasiswa mulai di aktifkan. radar-radar perlu dinaikkan dan dipantenkan sinyalnya. carter angkot. negosiasi, patungan, itu semua TANPA bantuan pihak kampus. ingat, kalian mahasiswa, jangan berharap akan ada ibu atau bapakmu turut mengantar hingga ke desa. makanya, nanti bawa barang jangan banyak-banyak. yang repot angkut-angkut kan siapa nanti. ya kalo kebagian jatah cowok lebih. kemarin saya malah kebagian satu cowok dan empat cewek. strong woman.

sebenarnya ini semua masih misteri hingga kalian sampai di desa nanti. pilihannya ada dua: tinggal menumpang, atau diberi rumah kontrakkan. dan kedua pilihan itu tidak ada yang gratis. kalian tetap akan membayar meski tidak mahal. yaa hitung-hitung biaya hidup selama di kampus pindah ke sini lah. kalau sudah ketahuan tinggal dimana, itu barulah menentukan barang bawaan. kadang ada yang perlu membeli semuanya mulai dari ember, galon, magic com, setrika, ember, sampai jepitan jemuran. oke yang terakhir agak kurang lucu, tapi penting. di daerah panas angin pasti kencang. tidak mau kan jemuranmu terbang kemudian di taburi kotoran ayam yang tetiba melintas.

untuk kendaraan, pintar-pintarlah berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. jika beruntung, seperti saya, maka kalian akan mendapat sewaan motor hingga selesai masa KKP dengan harga yang brilian. kendaraan itu penting, catat ya cakupan satu desa itu tidak sesempit yang kalian kira. itu akan luas dan sangat memakan waktu melintasi sawah atau rel kereta atau bahkan anak anak sungai. Pokoknya don't let yourself become a stranger for them. manfaatkan teman yang menguasai bahasa setempat, jawa, sunda, kalimantan, sumatera, papua, oke. intinya, secepat mungkin pelajari bahasa dan budaya setempat.

tempat tinggal kalaupun mengontrak biasanya tidak jauh-jauh dari harga 500ribu dan kalian biasanya beranggotakan minimal 5 orang maka akan menjadi 100ribu hingga akhir. kadang bisa lebih mahal dan lebih murah tergantung seberapa terpencil desa itu dan seberapa besar tingkat keramahan warga setempat, atau seberapa memelas wajah kalian.
biaya makan pun beragam, akan ada yang minta per bulan atau per sekali makan. hitungan per sekali makan biasanya maksimal 10ribu, itu kalau kalian catering. beda dengan misal beli di warteg setiap makan.

kami kemarin kebagian rumah dengan haraga 500ribu, ongkos makan 30ribu per hari, motor 400ribu utk dua motor, dan semua nominal itu dijumlahkan dan dibagi lima. cukup murah karena lauk nya benar-benar seadanya. disitulah kesabaran dan kesederhanaan kalian akan ditempa, dik. tenang saja. kalian tidak akan mati hanya karena makan tempe setiap hari

tidak sedikit pasangan yang terbentuk karena KKP ini loh, jadi bagi kalian kaum hawa, hati-hati jika sudah mencium modus-modus penipuan. karena jatuh cinta tidak hanya akan menyerang pada sesama mahasiswa IPB, tetapi bisa juga kepada mahasiswa kampus lain yang kebetulan KKP di desa yang sama, atau bahkan pada pemuda desa. yang terakhir ini menarik, dan kebanyakan mahasiswa lah yang terserang virus cinlok pada gadis desa. ya, karena hal itu terjadi pada orang tua saya tercinta, hingga lahirlah anak manis ini ke dunia yang indah. tralalalala....

jombloers juga jangan khawatir. ikutlah KKP maka niscaya kamu akan mengetahui siapa diri mu sendiri.

Jujur saja, bagi saya KKP itu bukan menarik karena saya mampu menjadi penyuluh dadakan dan menjadi guru bagi anak-anak kecil, atau karena mampu memberikan sebagian dari sedikit ilmu aplikatif dari kampus ke petani. bukan. tetapi lebih kepada pengalaman spritual yang cukup mendewasakan. bukan kemudian menjadikan keprihatinan terhadap hidup petani dan mensyukuri apa yang dimiliki sekarang. tetapi lebih kepada pembelajaran tentang bersosialisasi, bernegosiasi, mengatur letak emosi yang kerap datang terutama pada teman sekelompok. hidup selama 47 hari bersama kawan baru yang tak pernah dikenal sebelumnya memang bukan hal mudah. konflik pasti mendera. cinta bisa juga ada. disitulah ilmu manajemen hati di uji.

1 comment:

Dies Natalis PSB 2013