Reddress Girl

Reddress Girl

Sunday 8 September 2013

Ini adalah jaman dimana...

Ini adalah jaman dimana..

Reporter televisi lebih mampu mengungkap kejahatan yang tersembunyi ketimbang aparat penegak hukum. Entah disengaja atau tidak, para reporter ini selalu mampu menayangkan hal-hal tak terduga seperti peracunan makanan tersembunyi, atau kecurangan yang dilakukan petugas berwenang. Dan secara kasat mata, tidak ada tindakan pasca penayangan. hanya pengetahuan publik yang bertambah sehingga masyarakat perlu menjaga diri sendiri tanpa perlu di bantu aparat dengan meringkus pedagang-pedagang curang itu.

Ya, tugas aparat mungkin banyak sekali sehingga satu dua sisi tidak tertangani.

Ini adalah jaman dimana, seorang buronan bebas berkeliaran, merayu wanita-wanita, hingga tampil di media dengan berita pertunangan mewah. Selama satu tahun, ia baru di ringkus oleh aparat pasca pemberitaan pesta pertunangannya. Apakah dia selama ini mempersiapkan pesta dengan memakai tudung jubah gaib sehingga tidak terlihat? Baru tahu ternyata menangkap seorang buronan itu sulit sekali sampai harus menunggu selama satu tahun.

Sehingga menimbulkan kesan bahwa aparat hanya menunggu ikan datang menyambut, bukannya mencari dan melakukan penyelidikan seperti apa yang di gambarkan oleh tayangan televisi selama ini. Tapi semoga kesan itu adalah kesan semata. semoga aparat kita masih memiliki loyalitas yang sama seperti yang dimiliki penegak hukum di era empat puluhan.

Ini adalah jaman dimana demokrasi menjadi jaminan bagi seseorang untuk menentang pemerintahnya. Atas nama keinginan pribadi, suku, agama, tertentu maka kepentingan nasional harus sama untuk memiliki kepentingan itu. Hal-hal yang terkadang sulit di jelaskan oleh akal menjadi alasan tunggal sesuatu itu di terima atau di tolak.

Padahal, kita tidak bisa mengatakan tidak pada sesuatu yang bersifat kepentingan umum oleh karena hal yang tidak bisa dijelaskan dengan memberi pemahaman yang universal.

dan ini adalah jaman dimana, kebanyakan istri-istri gelap pejabat korup adalah wanita berjilbab.

Monday 2 September 2013

Menjadi Wanita

Kalau suatu hari aku punya anak.. dan anak ku perempuan, maka akan ku bacakan sebuah dongeng.

Nak, jadi wanita itu sulit. Kamu harus selalu berhati-hati di setiap langkahmu kelak. Kau tahu, ibu dulu adalah seseorang yang tak begitu baik. Penuh marah, penuh benci, kadang-kadang ibu merasa tak ada seorang pun yang menyayangi ibu. Tapi ibu tak ingin putus asa. Kau harus ingat, nak. Menjadi wanita adalah dengan tidak pernah putus asa.

Seiring perkembangan mu, akan ada beberapa orang yang memperhatikanmu. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. dan disitulah saat kau akan mulai kerepotan mengurus penampilan. berjanjilah kau tak akan merepotkan ibu dengan peralatan kosmetik mahal, meski kita sanggup membelinya.

Percayalah, kecantikan itu datangnya bukan dari seberapa mahal perawatan yang kau jalani, meski benar itu membantu. Perangkat kosmetik pun bukan jaminan. Hati yang bahagia, itu kunci utama. Wajahmu cermin hatimu, sayang. Pada saatnya, berjanjilah kau akan menjadi wanita yang kuat. Betapapun sulitnya beban hidup yang harus kau bawa, berjanjilah tak akan pernah menyusahkan siapapun kecuali orang tua. Kami akan selalu ada dan bersedia untuk kau sibukkan dengan urusanmu. Itulah kewajiban kami, sebagai penebus dosa telah mengeluarkanmu dari surga indah nun jauh di sana. 

Namun kami tidak bisa selamanya mengawasi mu. untuk itu kau harus berjanji pada kami dan pada dirimu, untuk selalu menjaga hati mu, nak.

Senyum mu akan mewakili apa yang sedang kau rasakan. Dan nanti jika kebimbangan melandamu, carilah kami. jika kami tidak ada, berdoalah kepada Tuhanmu. Dia akan selalu punya jawaban, selama kau tak tinggal diam. Kau tak bisa menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhanmu, tidak sayang. Kau masih harus tetap mencari jawabanmu sendiri. Jangan pernah buat otakmu berhenti berpikir. Kecerdasan adalah mutlak untuk kau miliki. Ada milyaran wanita yang kecerdasannya ia jual hanya untuk makan, maka berjanjilah betapapun sulitnya hidup, jangan pernah kau jual akal sehatmu untuk kebutuhan sementara.

Kelak akan ada banyak orang mengaku ingin melindungimu. mereka akan datang dari berbagai arah dan berbagai cara, menasihatimu untuk menjadi sesuatu yang mereka inginkan. akan ada makhluk bernama pria, yang menjadi pemimpinmu. Ya, benar dia seperti ayahmu. Tapi tak semua pria benar-benar seperti ayahmu. ada yang lebih baik, bahkan lebih buruk. Mereka lah nanti yang harus kau waspadai. Mereka sangat mampu membujuk rayu, mereka itu cerdas nak. Satu-satunya cara untuk menghadapi orang cerdas, adalah dengan kepandaian juga.

Kau boleh menuruti mereka, tapi kau tak boleh kehilangan dirimu. Kau harus berpegang teguh pada apa yang kau yakini. Jangan mudah terpengaruh, lihat wanita di sana? Dia menggendong bayi yang entah siapa ayahnya. Itu adalah akibat jika hati mu tak kau jaga rapat-rapat. Dan kau lihat mereka disana? melambai dengan anggun dan cantiknya, berdiri berjajar seperti patung-patung selamat datang nan indah. Semua mata boleh memandang mereka, semua imaji boleh membayangkan mereka. Semua gratis, nak. Kau bisa jadi menjadi bagian dari mereka, Ibu tak melarang selama agamamu tak melarang. 

Tapi makhluk bernama pria itu akan banyak yang tak suka. Mereka akan bilang itu adalah cara tidak memuliakan wanita, cara untuk merendahkan dan menjual wanita. Tapi kau tetap bebas untuk memilih. Karena manusia diciptakan dengan begitu luar biasanya, kita selalu mampu berpikir dari berbagai sisi. Dan ketikan kau menjadi wanita yang berpikir dari sisi yang selalu gelap, maka tak akan ada kebaikan yang kau temukan. Pilihlah apapun yang agamamu anjurkan, nak. Ibu akan selalu disini, mendukung langkahmu. Pun jika kau ingin menjadi bagian dari patung indah, Ibu akan rela selama kau bahagia, dan agamamu mengizinkan.

Tidak usah kau dengar sekumpulan pria itu. mereka hanya menghindari apa yang tidak mereka inginkan. Tujuan mereka memang mulia, tapi menurut ibu, dengan sedemikian sering seseorang melarang sesuatu maka pikiran tentang hal tersebut akan semakin sering membayangimu. Jika mereka melarang seorang wanita untuk menanggalkan pakaian, maka yang ada di benak mereka adalah wanita yang menanggalkan wanita. Mereka bermaksud melindungi, dengan menelanjangi mu terlebih dahulu, tapi bukankah cara itu juga benar? 

Iya, rumit ya? Maka janganlah dibayangkan. Nanti kau akan melewati semuanya tanpa ampun. Menjadi wanita itu sulit, nak. Ketika keindahan tubuhmu di pertontonkan, sebagian orang akan mengagumi dan sebagian lagi akan melempari mu dengan batu. Di anggap kau adalah setan. Padahal jika mereka tidak melihat, maka kau tak akan menjadi setan bagi mereka. merekalah yang memutuskan untuk melihatmu dan melemparimu. Hhhh.. Ibu lebih suka mereka yang tetap melihat, tapi menjaga pikirannya tetap bersih dan kemudian mendekatimu perlahan untuk memasukkan nilai-nilai kebaikan dalam jiwamu. 

Namun ingat. kau hanya boleh melakukan itu jika agamamu tidak melarang. 

Suatu hari jika waktunya tiba, ibu akan menyerahkanmu pada makhluk bernama pria itu. Oh tidak.. tidak jangan takut. Mereka tidak semuanya buruk. Satu diantara milyaran pria akan menundukkan ketegaranmu. Kau tak akan bisa berbohong di hadapannya, kau akan menjadi lemah, tak berdaya bersamanya, dan ia akan tetap berdiri di sampingmu, menjaga dan senantiasa menguatkanmu. Kelak kau akan mengenal cinta. dan cinta hanya boleh terjadi antara dirimu dan seorang pria, nak.

Untuk itu kau harus tetap menjaga hatimu, agar pria yang menemukanmu adalah seseorang yang memang mumpuni menjagamu. meski ia tak pernah mengetahui isi hatimu. 

Pilihlah satu di antara milyaran pria itu, nak. Pilihlah satu dan jangan lah kau lepaskan. Setelah kau memilih, maka itulah saatnya ibu melepasmu dengan menyerahkan ikatan kewajiban kepadanya. Dia lah yang akan menjagamu kelak jika kami sudah pergi. Bersamanya, kalian akan menciptakan generasi baru. Kalian akan mengeluarkan jiwa-jiwa murni dari surga. Dan merasa bersalahlah, karena hanya dengan begitu kau akan menjaga jiwa itu sepenuh hati, memastikan ia hidup dengan nyaman.

Ibu tak akan mengajarimu bagaimana cara memilih pria. Karena ibu sendiri telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidup. Namun menjadi wanita adalah dengan tidak menyesal, Ibu tak akan pernah menyesal. pilihan Ibu di masa lampau tak akan menghasilkan dirimu. Cinta ibu pernah terbagi dan dengan begitu Ibu tak pernah menemukannya utuh kembali. seseorang telah mencurinya, membawa ke berbagai belahan dunia bersamanya tanpa ia sadari. Dan itu adalah bagian favorit ibu. Maka berjanjilah kau tak akan pernah mengulangi hal yang sama, dengan membagi cinta mu. Jangan, jangan pernah berikan cinta mu pada pria yang belum sepenuhnya kau percaya. Tapi pilihlah mereka yang sanggup mengendalikanmu. Kita ini wanita, nak. Mudah sekali terombang-ambing. Dengan kau tumbuh menjadi wanita yang tegas dan cerdas, maka hanya pria terbaik lah yang mampu mengarahkanmu. Temukan dia yang sanggup membuatmu menjadi pribadi yang lebih indah.

Ibu dulu terlanjur mempercayai pria yang bahkan menerima ikatan kewajiban saja tidak berani. Dan ibu hidup dengan keterlanjuran itu. Sayang, Kau terlalu berharga untuk terluka hatinya. maka pria yang kau pilih, pastikan ia sanggup menerima ikatan kewajiban, sebelum menikmati manisnya parasmu. biar saja ibu yang mengalaminya. 

Apapun yang terjadi, kau harus menjadi wanita seutuhnya. Wanita seutuhnya tak akan pernah mengeluh, karena kesakitan yang ia alami hanya bagian yang sangat kecil di banding alam semesta dan isinya. Kau harus ingat itu, tetaplah yakinkan dirimu bahwa masalahmu tidak berarti di banding luasnya bentangan alam semesta, karena hanya dengan begitu wajah cantikmu tak akan ternodai oleh rasa sakit. 

Wanita seutuhnya memancarkan kebahagian dari senyumnya, kecerdasan dari sorot matanya, dan ketegaran dari tutur katanya. Mereka tidak pernah berhenti belajar dan berpikir, memanfaatkan anugerah luar biasa Sang Pencipta untuk terus mencari jawaban. Mereka hanya akan rapuh di hadapan suami-suami mereka, dan jangan lah kau menyesali keadaan hingga berlarut-larut. kau tetap boleh menangis. se puasnya hingga mengantuk. Namun setelah kau bangun, berjanjilah kau telah menjadi manusia yang lebih tegar. 

Ibu sayang kamu, nak. Kini bangunlah dan hadapi masa penantianmu. hari itu pasti akan datang, tidak akan terlambat. maka kini, ibu akan membantumu mempersiapkan diri, mari kita nikmati masa penantian itu dengan setiap detik yang berharga. Betapapun sulitnya hidup nanti, bekal dari ibu tak boleh kau gadaikan. hanya satu yang akan ibu titipkan. Agamamu.

Sunday 1 September 2013

Tuhan Itu Ada

 Curhatan pribadi, akan membosankan bagi yang tak ingin ikut campur urusan orang. But I don't mind sharing, karena ini pribadi tapi bukan rahasia.
Awal September.

Ini bisa jadi adalah malam paling mencerahkan. selama lebih dari 8 tahun sejak lebih mengenal kehidupan dengan bigger picture, di malam ini lah semua jawaban itu terangkum satu demi satu. spontan dan sangat tidak terduga. Cara Tuhan dalam menjawab makhluk-Nya itu sangat sangat ajaib dan tidak bisa ditebak.

Mari kita mulai dengan awal masalah.

Satu tahun terakhir ini masalah dengan diri sendiri jauh lebih hebat ketimbang semua masalah yang pernah ada. I cant figure out my self. Aku cuma bisa menebak-nebak, kenapa sekarang berubah menjadi sangat sensitif? mudah tersentuh oleh ucapan orang dan memikirkannya hingga berlarut-larut. atau bahkan jika seseorang itu tidak berbicara, setiap tindakannya bisa sangat mengganggu pergumulan hati yang aku simpan rapat dan ketat. Misalnya ketika ada seseorang yang datang tanpa menyalami aku yang sedang duduk di sofa, sehingga aku perlu bangkit dan menyalami dia duluan. Atau jika ada orang yang dulu begitu dekat tapi sekarang kalau ketemu dia bahkan jarang mau bertegur sapa. Itu semua bisa menjadi bahan pikiran selama berhari-hari. Padahal orang-orang itu mungkin melakukannya dengan tidak sengaja.

Hal seperti itu tentu sangat mengganggu keseharian terutama dalam semangat menjalani proses akademik yang tinggal selangkah lagi. banyak hal yang menjadikan aku lebih tidak percaya diri, lebih menutup diri dan lebih senang berada di luar lingkaran.

itu berlangsung selama kurang lebih 5 bulan, dan selama itu aku tidak bebas untuk bercerita pada orang. kepercayaanku terbatas hanya untuk pacar dan satu orang sahabat perempuan. hanya pada mereka aku bisa menjadi diriku sendiri, yang perlahan telah berubah menjadi seorang monster. sesuatu yang tidak pernah terpikir sedikitpun bahwa dia ada di dalam diriku.

Selama lima bulan hidup dalam kesensitifitas yang tidak biasa, kecurigaan yang tidak mendasar, mudah sekali sakit hati oleh pengabaian. Maka kemudian aku jatuh sakit. Waktuku habis untuk sibuk menerka apa sebenarnya yang sedang bergumul di dalam sini. What kinda feeling are them?

Aku sakit dan itu membuatku banyak menghabiskan waktu sendiri. lebih sering berada di kamar kost ketimbang di sekertariat yang telah menjadi rumah sejak pertama kali berstatus mahasiswa, dan selama proses penyembuhan itu pula aku banyak mendapat tekanan akan tugas-tugas yang belum selesai. yang menjadikan ku semakin membenci rumah itu. semakin anti dan rasanya seperti tidak ingin kembali ke sana. aku muak dengan semua yang mereka tampilkan, toh pada akhirnya aku selalu merasa tak ada yang menghargai usaha ku. tak ada apresiasi yang cukup melegakan. tak sama lagi pergaulan yang terjalin dibanding dulu saat aku masih begitu polos dan baru berkenalan. seakan semua perlahan menjauhi ku.

Dalam masa penuh kesendirian itu temanku yang benar-benar menemaniku hanya dua orang. pacar, dan satu orang sahabat perempuan yang sangat ku percaya dan kuhargai. dan dengan menghabiskan waktu sendiri itu aku jadi lebih banyak berpikir tentang kebaikan yang pernah terjalin, pertemuan yang pernah menjadi menyenangkan, dan semua itu malah menjadikan aku berpikir dari sudut pandang berbeda tentang rumah yang saat itu sedang aku benci setengah mati.

Perlahan tapi pasti niat untuk kembali itu muncul lagi, di sertai kesadaran-kesadaran tentang keikhlasan. bahwa aku di sana untuk belajar. belajar melakukan manajemen yang baik, belajar memahami keadaan orang lain. dan perlahan juga aku mulai menyadari, pribadi seperti apa aku ini. sedikit banyak ada orang yang tak aku sukai muncul di media sosial. dan menjadikanku berpikir bahwa.. Dia itu adalah representasi sifatku yang dulu. Kesadaran yang muncul belakangan itu membuatku takut, dan malu. bahwa ternyata aku dulu adalah seseorang yang begitu menyebalkan, manja, selalu ingin menjadi pusat perhatian, merasa diri lebih, dan itu semua membuatku malu menengok ke belakang. termasuk malu untuk berinteraksi dengan teman-teman di masa lalu.

Kemudian pikiranku bergulat lagi. tentang betapa bodohnya aku di masa lalu, betapa egoisnya, tapi toh teman-temanku masih ada bersama ku hingga saat ini. masih ada jika aku butuh tempat untuk bercerita, masih mengajakku bercengkerama. tapi aku yang terlalu sensitif dalam menanggapi segala sesuatu. maka ku putuskan untuk menyimpan semuanya rapat-rapat, menyembunyikan perasaan-perasaan di abaikan, dan tidak juga di publish di media sosial, dan aku kembali.

Ya aku kembali ke rumah itu. aku kembali bergabung dengan teman-teman dan jika ada sesuatu yang mengganggu atau menyinggung maka dengan sekuat tenaga akan ku yakinkan diri sendiri bahwa mereka tidak bermaksud seperti itu. mereka tidak sengaja dan itulah kita, selalu spontan dan tidak mau bersembunyi dengan perasaan. dan dengan sekuat tenaga pula aku menyingkirkan rasa iri, rasa tidak di hargai, dengan selalu convincing my self that I do it for passion, and loyalty from me to this organisation. jadi kalau itu tidak bisa di terima orang lain, setidaknya aku tidak lagi menginginkan apresiasi dari manusia.

dan tepat pada malam pertama aku kembali, selepas satu hari melelahkan berjuang menemukan titik cerah sponsor kegiatan, aku menemukan jawaban.

Distansiasi. seseorang mencetuskan itu. seseorang yang menjadi senior ku lebih tua 10 tahun dari ku kurang lebih, datang di malam itu dan mengajak para junior baru bercengkerama. aku, yang sedang melepas lelah seharian langsung mengikuti langkah mereka menuju lapangan. di bawah bintang dan bercerita. ia berbicara banyak tentang pengalaman di masa lalunya dan mencoba meyuntikkan semangat pada lawalata-lawalata muda ini. aku yang ikut duduk disitu pun tak absen mendengarkan hingga ia menyebut kata itu. satu kata yang kemudian mengembalikan semua emosi, ingatan, pertanyaan yang sempat aku kubur.

Distansiasi. ia berkata bahwa kadang seseorang perlu keluar dari lingkaran untuk bisa menyadari bahwa ia sedang berada di mana. ibarat seekor ikan, ia akan ke luar dulu dari lautan, melihat dari udara secara luas dan lebih besar, untuk kemudian bisa mendefinisikan lautan yang ia tempati itu seperti apa. dan itu biasa.

Itu jawaban pertama yang aku terima dan aku puas dengannya. bahwa apa  yang telah aku lakukan, dengan menghindar dari segala bentuk pendekatan dengan organisasi, memilih menyendiri dan melakukan hal-hal menyenangkan diri sendiri, dan kemudian menemukan konsep-konsep baru tentang hidup bersama. sehingga aku kembali dengan semangat baru dan pemahaman baru, serta keyakinan baru tentang bagaimana seharusnya aku bersikap dan menanggapi situasi. lebih banyak berbicara dengan kepala dingin, dan jarang mengungkapkan apa yang sudah menjadi pikiran orang kebanyakan. aku tampil dengan kepala baru, dan itu semua membuatku senang.  bahwa aku mungkin telah melakukan distansiasi.

tapi kemudian aku harus pergi ke luar kota, memenuhi panggilan orang tua yang menginginkan tenaga ku untuk membantunya di perusahaan yang sedang dijalani. panggilan yang aku penuhi dan membuatku terpisah dari kota bogor selama kurang lebih 3 bulan. dan selama itu pula aku semakin sering bergumul dengan batin. semakin sering mempertanyakan sesuatu dan aku semakin sering merasa kepalaku ingin meledak.

aku melihat fenomena di televisi, yang menggelikan sekaligus memuakkan. tapi disini tak ada yang bisa menjadi teman berdiskusi karena semua orang hanya peduli pada kayu, tanah, dan surat. aku tak lagi sempat membahas hal-hal aktual seperti miss world. fakta bahwa aku sangat ingin membahas ini membuatku jenuh dan berhenti memikirkannya. dan pertanyaan seperti mengapa ada orang yang ingin sekali menggagalkan event itu terpaksa aku kubur dalam-dalam.

kemudian Tuhan memberikan jawabannya melalui suatu cara tak terduga. seseorang yang begitu ku kenal, dulu.. menyebutkan tentang hal tersebut di media sosial. tanpa ragu ku sambar dan ku bantah dengan sengaja. aku ingin tahu apa motivasi mereka, tapi jika ia bukanlah seseorang yang begitu ku kenal, aku malas berdebat. tapi karena dia berbeda maka aku berani dan memuaskan rasa ingin tahuku. meski belum sepenuhnya, tapi aku cukup puas.

dan melalui tangan yang sama pula Tuhan memberikan aku satu lagi kata kunci atasa pertanyaan yang selama ini menggangguku. Yang bahkan aku telah mengontak salah satu teman psikologist ku untuk berkonsultasi dengan sengaja. karena sejak lima bulan lalu aku sudah sempat bertanya pada beberapa teman, dimanakah tempat konsultasi psikologi di bogor? dan sebagian teman menganggapku gila.

Introvert. Ya seseorang mencetuskan sebuah kata yang demi apapun belum pernah terbayangkan oleh ku. selama 8 tahun aku berpikir bahwa introvert adalah seseorang yang pendiam dan ternyata aku salah.

ia menyodorkan satu situs artikel dengan cuma-cuma di akun media sosialnya, untuk di baca beramai-ramai dan aku adalah salah satu yang mengklik situs itu karenanya.
http://m.kaskus.co.id/thread/52094a878227cff268000003

dan aku salah selama ini. pandanganku mulai berubah dan kemudian aku merasakan sebuah sensasi kepuasan tersendiri. pertanyaan ku mulai terkelupas. dua kata kunci sudah ku genggam, dan ini lah yang sedang terjadi dengan diriku. tapi aku janji tak akan berhenti mencari jati diri.

untuk itu malam ini kuhabiskan dengan menelusuri hal-hal tentang orang introvert dan menemukan situs ini

http://www.huffingtonpost.com/scott-barry-kaufman/23-signs-youre-secretly-a_b_3837946.html

http://www.carlkingdom.com/10-myths-about-introverts

yang kemudian mengubah pandangan ku seutuhnya.

kini , aku tahu harus kemana. aku tahu apa yang harus aku cari. ruang pencarian sudah semakin di persempit, dan aku tinggal menuntun hidupku tentang pasangan seperti apa yang mungkin bisa baik untukku. dengan emosi meledak-ledak.. pekerjaan sepertu apa yang sesuai dengan karakterku, atau harus kemana aku jika butuh pertolongan hati.

setidaknya aku jadi semakin yakin bahwa Tuhan mendengar apa yang ada di dalam diri kita. Dia tidak pernah lalai dalam menjawab pertanyaan hati, selama kita mau membuka diri menerima masukan yang mungkin paling aneh dan mustahil sekalipun. seperti halnya ketika aku mengklik situs artikel yang dipublish temanku, bukan atas dorongan ingin tahu tetapi hanya karena tak ada lagi yang bisa aku baca saat itu. aku bahkan tidak pernah semenitpun terpikir bahwa aku adalah seorang introvert. namun ini juga belum bisa meyakinkan aku sepenuhnya, tetapi setidak nya tidaklah sekosong awalnya. gambaran itu sudah ada, tinggal menggoresnya menjadi nyata. nanti. Tuhan pasti menjawab.
Dies Natalis PSB 2013