Reddress Girl

Reddress Girl

Tuesday 27 December 2011

BADUY : REFLEKSI NASIONALISME CINTA INDONESIA

Cukup dengan menumpang bis jurusan Rangkas, kemudian turun di terminal Mandala. Jika jumlah kelompok cukup besar yaitu sekitar 11-13 orang maka lebih baik langsung menyewa angkot menuju Ciboleger, namun jika tidak bisa juga dengan menumpang angkutan umum. Dari terminal Mandala tidak ada angkutan yang langsung ke Ciboleger. Anda perlu menumpang ojek atau angkutan umum sampai ke terminal Awe. Ongkosnya pun beragam. Jika memilih naik angkot, maka perlu dua kali ganti angkot yang masing-masing dibayar enam ribu rupiah sedangkan jika naik ojek, biasanya mereka menawarkan 10 ribu rupiah, tetapi bisa ditawar hingga 8 ribu rupiah.
            Dari terminal Awe, pilih mobil elf dengan tujuan Ciboleger, anda bisa tidur setelahnya karena perjalanan cukup panjang yaitu sekitar 1,5-2 jam. Kemudian sampailah di Ciboleger, tandanya ada monumen Baduy disitu yang berbentuk lingkaran. Penuhi bekal anda karena ada Alfa mart setempat, namun jangan dulu tergoda untuk membeli pernak-pernik karena yang dijual di luar Baduy, harga nya relatif lebih mahal. Jika anda sampai pada siang hari, maka jangan khawatir karena disana sudah banyak warung makan, dan disarankan untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.
            Masih di tempat yang sama, anda akan melihat banyak penjual tongkat. Bahannya beragam mulai dari kayu hingga bambu. Saya sarankan agar anda membeli satu karena harganya hanya seribu rupiah per kayu dan permukaannya sudah dihaluskan. Tongkat itu akan berguna selama perjalanan terlebih jika melakukan perjalanan pasca hujan, karena tanah pada jalan setapak tersebut merupakan tanah liat berlumpur. Pilihlah tongkat yang tidak terlalu berat untuk memudahkan perjalanan.
            Ketika mulai memasuki Baduy luar, anda akan bertemu dengan sekelompok anak-anak berbaju hitam dan putih dan menggunakan ikat kepala. Mereka ini adalah anak-anak Baduy dalam, ajaklah salah satu dari mereka namun jika anda berombongan maka tiga anak Baduy minimal menjadi pendamping. Mereka akan berjasa sebagai penunjuk jalan, pengingat perbatasan penggunaan barang elektronik, dan menunjukkan dimana rumah tinggal kita nanti. Tak perlu khawatir dengan bayaran, mereka menerima berapapun yang kita beri.
            Sebelum melanjutkan perjalanan, anda diharuskan melapor sembari membayar tiket masuk sebesar 2.500 rupiah per orang. Kemudian menuliskan daerah asal dan jumlah orang dalam rombongan, akan tetapi turis asing tidak diizinkan masuk.
            Lama perjalanan relatif panjang, yaitu sekitar 4-6 jam berjalan kaki tergantung jumlah rombongan dan frekuensi beristirahat. Ada tiga kampung di Baduy Dalam, yaitu Kampung Cibeo yang merupakan kampung pertama jika ditempuh dari Ciboleger, kemudian Kampung Cikatawarna yang berdekatan dengan kampung Cibeo, dan Kampung Cikeusik. Dari Kampung Cibeo menuju Kampung Cikeusik jaraknya sama dengan jarak dari Ciboleger ke Kampung Cibeo yaitu sekitar 4-6 jam berjalan kaki.
            Di tengah perjalanan anda akan mendengar suara mengerikan datangnya dari udara. Berdenging seolah hewan buas sedang terbang menuju anda dan siap menerkam, namun jangan khawatir itu bukanlah nyanyian kematian melainkan suara dari bambu panjang yang diberdirikan di atas pohon. Bambu tersebut diberi lubang mirip seruling raksasa. Tidak hanya satu pohon yang dipasang bambu bernyanyi, untuk itu, nyanyian tersebut serupa dengan paduan suara lagu kematian.
            Jangan khawatir soal rumah tinggal karena orang Baduy sudah terbiasa dengan pendatang, mereka paham betul jika ada tamu maka sudah tentu akan menginap di salah satu rumah. Sederhana namun nyaman, karena badan yang telah letih. Makan malam akan dimasak oleh pemilik rumah, namun bahan makanannya berasal dari si pendatang tersebut, akan tetapi jangan sekali-kali membawa menu aneh seperti kornet, bawalah ikan asin atau sarden karena tak semua orang Baduy mengerti cara mengolahnya. Orang Baduy pantang memakan daging kambing, jadi bawalah makanan yang wajar dan berbaurlah dengan mereka.
Dies Natalis PSB 2013