Reddress Girl

Reddress Girl

Friday 21 March 2014

Nasihat Bijak Jaman Sekarang

Katanya "don't judge the book by it's cover" tapi kemudian katanya lagi, "first impression is everything". Kalau kesan pertama adalah segalanya dari mana datangnya kalau bukan dari tampilan luar?! lantas bagaimana caranya kesan pertama yang adalah segalanya itu tidak menjadi judging by it's cover?

Karena itu lah yang terjadi pada saya sejak kecil hingga beranjak remaja. tumbuh di kehidupan dan lingkungan yang tidak terlalu akrab dengan sumber air. saya hanya konsumer air yang menggunakan air tanpa tahu dan tanpa peduli darimana air berasal. saya kecil jarang melihat danau, sungai, apalagi laut. Di sudut Bogor tempat saya pernah menghabiskan masa kecil dulu ada kali yang mengalir. kuning coklat warna mutlak. jika orang tua sedang pergi, saya dititipkan ke tetangga yang sering membawa saya bermain di kali bersama dengan beberapa anak kecil sebaya lainnya. satu dua kali mereka berlompatan dari pinggir jalan yang jaraknya dua meter dari permukaan air, dan beberapa kali pula ada kotoran kuning yang mengalir damai melewati kumpulan ibu-ibu yang sedang mencuci baju dan anak-anak yang sedang berkecipak tenggelam. And that is exactly what I keep in mind about river. sungai, coklat, dan kotoran. bagi saya adalah paket komplit tak terpisahkan. My first impression, my first judgment. 


Mata saya begitu terbuka ketika berkesempatan mengunjungi beberapa negara tetangga di Asia Tenggara. Thailand dengan Chao Phraya nya, Cambodia dan Vietnam (yang meskipun bangsa leluhur mereka mewariskan permusuhan sengit tanpa akhir hingga kini) dengan Sungai Mekongnya, Singapore dengan Marina Bay nya, dan Malaysia dengan Sungai Melaka.


Sungai yang terbentang tentram tanpa pemandangan plastik, rumput, kayu, bungkus detergen atau popok bayi itu menjadi satu kesan tersendiri. betapa seumur hidup jarang sekali saya bisa melihat sungai yang terawat dengan baik seperti itu. Malaysia bahkan menghabiskan banyak dana hanya untuk mewarnai sungainya dengan lampu lampu cantik di malam hari. saya mungkin tidak akan pernah tahu bagaimana pengelolaan sungai di Melaka atau betapa korupsi hasil pariwisata di sungai mekong telah menggerogoti masyarakat setempat. tidak. saya mungkin tidak akan pernah tahu, dan mungkin tidak akan pernah peduli juga. karena apa? karena kesan pertama saya, sebagai hasil menghakimi hanya dari tampilan luar, sudah sangat memanjakan mata. memuaskan batin dengan keindahan dan keelokan alam.

kemudian timbul satu pertanyaan. apa yang bisa membuat sungai mereka begitu bersihnya? Apa yang bisa membuat masyarakat tidak terpancing membuang sampah di sungai. Apa karena sungai itu benar-benar dimanfaatkan dan dijual untuk pariwisata dan memanjakan para turis dengan cruise boat dan cafe-cafe riverside? Atau apa karena sungai itu dihias dengan beragam lampu menarik yang di tonton banyak orang sehingga benar-benar menjadi objek yang HARUS bersih?

Mungkin bagi saya nasihat pepatah itu perlu di modifikasi sedikit, bukan lagi don't judge the book by its cover tapi judge the book by whatever it side, and stop complaining.


Thursday 6 March 2014

Going Abroad vs Nasionalisme

Tulisan ini lahir karena gue tergelitik untuk bertanya. Adakah disini yang selalu membela Indonesia sebagai satu-satunya tanah air tanah tumpah darah sejiwa segelora?

yang demi apapun tidak ada tempat lain yang lebih indah dari Indonesia. yang menjunjung tinggi bahasa persatuan dan membela pancasila?

Kalau ada, jangan buru-buru tersinggung.

gue sering denger ada orang bilang, "ngapain jauh jauh ke sana kalo di Indonesia juga ada" atau "gue gak mau ke luar sana. gue mau ngehabisin pengalaman di Indonesia dulu baru ke luar. Indonesia aja belum beres apalagi mau ke luar"

Selama di negeri ini kebebasan berpendapat masih di atur oleh undang-undang, maka gue mau  menuangkan hak gue untuk berpendapat disini.

Ke luar negeri, ke negeri tercantik manapun itu, buat gue adalah pengalaman mutlak yang harus di alami olehs setiap pemuda yang mampu. mampu dari segi fisik terutama. karena kemampuan ekonomi tidak pernah menjadi penentu. banyak bukti orang-orang yang biasa saja, bahkan dari keluarga tidak mampu sekalipun bisa menjadi orang sukses di luar sana atau setidaknya pernah berkesempatan mengenyam pendidikan di luar sana.

setidaknya pernah ke luar sekalii saja. sekali saja dalam seumur hidup.

bagi gue, itulah saat saat memupuk kecintaan yang luar biasa dalam untuk negeri sendiri. secara tidak sadar pikiran kita akan selalu membandingkan kondisi negara yang sedang di kunjungi dengan negara sendiri. akan ada nilai positif yang lebih banyak kita dapatkan di negeri luar. akan ada kebanggaan yang di bunuh terhadap negara sendiri begitu melihat kondisi negara seberang yang jauh lebih mapan, maju, canggih, dan serba melek teknologi. kalo lo adalah orang yang optimis, pasti di balik kecemburuan dan rasa minder itu ada sedikit harapan untuk negara sendiri.

ada harapan untuk bisa berbenah dan bisa se maju negara seberang. ada  harapan dan sedikit banyak mencuri ide konsep dan merealisasikan hal hal baik di negara seberang untuk negeri sendiri. kalo lo orang yang optimis pasti begitu pola berpikirnya. beda dengan orang yang pesimis, yang langsung jiper begitu melihat teknologi negara orang yang begitu majunya lantas berpikir "anjir Indonesia apaan lah itu negara gak jelas. disini aja keren banget bisa gini. apaan Indonesia gede ngomongnya doang" padahal tanpa sadar dia sendiri sedang melakukan gede ngomongnya doang.

lucu memang kalo ngomongin perilaku manusia Indonesia. ada yang saking nasionalisnya sampai sampai gak mau ke luar negeri karena menjunjung tinggi nilai pancasila dan bela negara. menempatkan negeri sendiri di posisi pertama. tapi pemilu golput. sekolah bolos. gaul bebas.

atau berprinsip anti ke bertualang ke luar negeri sebelum selesai bertualang di negeri sendiri. Damn. orang kayak gitu bisa jadi dua kemungkinan, dia sangat mengenal dan sangat mencintai negerinya ATAU dia gak benar-benar mengenal Indonesianya.

tahu gak dia Indonesia segede apa? sebesar apa dan se banyak apa potensi wisatanya petualangannya? Ribuan men! dan gue gak yakin bisa menghabiskan semua site di Indonesia untuk bertualang bahkan sampe gue nenek nenek masih traveling pun. never.

mind your mouth, man. jangan sampai apa yang lo sampaikan menafsirkan kemampuan berpikir lo secara jelas dan lugas.

Wednesday 26 February 2014

Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku.

Memang berbicara tentang ke Tuhanan akhir2 ini akan dicap sebagai orang taat super religius. but i'm not.

gue bukan orang religius yang taat dan sangat taat. gue masih mencoba untuk menjadi se sempurna itu tapi belum kesampaian bahkan hingga umur mau 22 tahun.

tapi perjalanan gue selama travelling kemaren, cukup membuktikan bahwa Tuhan memang ada dan memang menolong manusia. manusia seperti apa? nah tunggu dulu.

bisa jadi tidak semua manusia ditolong sama Tuhan, dan manusia yang tidak di tolong sama Tuhan inilah yang kemudian mengeluhkan dan mempertanyakan keberadaan Tuhan. bahwa Tuhan itu cuma hoax dan apa daya hidup hanya berdasar doktrin begitu ngebrojol langsung dipaksa untuk percaya bahwa itulah kehendak Tuhan bahwa kita ada di muka bumi. tanpa mengindahkan kromosom X dan Y atau X dan X yang menyatu akibat sepasang sperma dan ovum yang bersatu akibat sesuatu yang dinamakan cinta.

tapi semua itu, bisa terjawab dengan sendirinya. orang yang tadinya beragama kemudian jadi skeptis pun sebenarnya bisa jadi kembali beragama apabila mau membuka hati da pikiran terhadap hal-hal yang sulit dijawab nalar manusia. tapi kebanyakan orang seperti itu, they refuse to say "ghaib" hal yang tidak bisa dibuktikan oleh nalar kebanyakan disimpan dan ditunda dulu untuk kemudian, lain hari besok atau lusa akan dicari jawaban dan penjelasan ilmiahnya karena mereka menolak dengan hanya mengatakan "itu kehendak Tuhan"

Misalnya saja larangan untuk pacaran. itu jelas sekali di agama yang gue yakini, kita dilarang untuk pacaran. tapi susah ya menolak hal hal yang mudah. karena dengan pacaran, dengan mudahnya lu akan selalu punya teman saat lu bosan lu tau harus kemana, saat lu buntu lu tau siapa yang bisa diajak bahkan saat lu kesulitan lu tau kemana harus minta bantuan tanpa harus merasa malu.

dan ketika suatu saat pikiran lu terbuka, lu mendapati kenyataan bahwa banyak banget yang bisa lu lakuin di luar sana, yang mensyaratkan lu untuk ga punya keterikatan kemanapun lu tau disitu lu udah skakmat.


Tuesday 25 February 2014

Asean Traveller day 17. it's done now

finally done. I did it with my hijab all along the day. also when I sleep.

dan sekarang, rupa rupa perasaan berkecamuk. antara menyiapkan masa depan atau terjebak di kubangan masa lalu. harus tetap kuat, dan harus tahu bahwa tidak semua orang mau dan sudi mengerti apa yang kita rasakan. biarlah yang kenangan manis itu jadi santapan pribadi, dan kalo nanti aku cukup pintar untuk mengemasnya jadi satu cerita fiksi atau video dokumentasi cantik. karena, aku pulang membawa perasaan yang berbeda. yang tidak sesuai dengan ekspektasi. yang bisa dibilang tidak diinginkan tapi menghantui setiap jamnya.

setiap perasaan yang aneh dan tidak ada jawabannya, dan mengembalikanku pada februari persis setahun yang lalu.

perasaan yang sangat aneh, dan tau seharusnya tidak seperti itu. ini mungkin efek terlalu banyak di tolong sama Tuhan sepanjang jalan, jadi sulit untuk tidak jadi anak baik karena Tuhan sudah sangat menunjukkan kebaikannya sepanjang jalan.

Sekarang bagaimana?

hidup dan menjalani kehidupan. left that feeling far behind may impossible. so I try to enjoy the sorrow. with the shadow of you and the real one.

Sunday 23 February 2014

Asean traveller challenge 15

hari ini cuma ke batu cave, tanpa tiket masuk. sepuasnya, sebebasnya, sepanasnya.

dari KL sentral tinggal naik kereta bayar 3 ringgit kurang lebih. murah dan panas meriah.

batu cave,
goa yang sangat wisata, tapi air di dalamnya masih mengalir ceria.

Asean traveller challenge 16. To the country I called home

here it comes. seventeen challenges is almost done. Thanks God.

ada sedikit keraguan, kesedihan, rasa cemas untuk kembali ke tanah air. untuk kembali ke masa depan, menceritakan petualangan yang hanya tinggal sejarah dan meninggalkan kehidupan serba nomaden.

banyak hal yang sudah berubah. and I promise I won't be the same person as I get back to the country I called home.
I want to meet peterpan and ask him if he can take me to Neverland. I don't want to grow older

travelling terlalu nyaman untuk orang tidak mencintai kenyamanan. tapi karena travelling itu adalah zona nyaman, jadi harus keluar dari travelling. masuk ke dunia skripsi yang mungkin sekarang sudah penuh lalat saking basinya.

perjalanan masih ada untuk esok hari. kembali ke Singapura lalu lanjut ke Jakarta. but everything won't be the same. tapi.. Terimakasih Tuhan, setelah ini aku banyak paham tentang hidup, tentang hati, dan tentang usia.

this is my only self picture in each country. (bahkan di Vietnam ga punya foto sama sekali)




Friday 21 February 2014

edisi nasionalisme wanita galau

Antara skeptis, cinta, dan gak rela.

itu Indonesia di hati gue sekarang ini. Gak fair memang kalau gue mencoba bicara tentang Indonesia, Globally INDONESIA tapi sample nya lokal.
temen-temen kampus gue misalnya. dari segi ilmiah agak kurang merepresentasikan penduduk Indonesia sih memang. tapi geregetnya itu sama aja kayak representasi tapi secara kualitatif.
agak gak rela kalo ada yang terlalu skeptis, pesimis, dan menjelek-jelekkan bangsanya sendiri. padahal dia pun sama jelek dan nistanya dengan ucapannya dan bahkan tidak berbuat sesuatu yang menguntungkan bangsa kecuali membayar pajak. itu pun kalo makan di restoran atau parkir di lahan pemerintah. stasiun misalnya.

tapi bicara secara lokal, ya representasi Indonesia ada banget di ranah lokal tempat gue bernaung, bermukim, mengais tanah tiap hari buat dapet cacing tuk makan siang, dan buang pup pada tempatnya.

ADA BANGET.

di suruh maju, malah "yaaa bisa sih tapiii..."
di suruh ganti baju "mauuu bangeett. tapiii.."
di minta pindah duduk "mmmm, bisa kok. tapi.."

semua ada tapi, but, cuman, pokoknya yang menegasikan dan meniadakan kalimat awal. buset susah bener diajak bener.

banyak orang bisa diajak bermimpi, tapi sedikit yang mau berkomitmen. itu tandanya apa? orang bullshit udah bertebaran di muka bumi men! menular sampe ke ranah lokal, gak cuman interlokal.
heran, orang bijak bisa banget ngeluarin statement seperti itu. pasti pengalaman dia lebih pahit dari kita-kita ini.

maunya ke bulan, tapi beli baju astronot gamau.
maunya nyelam, tapi liat ombak takut.

hebatnya lagi, penyakit seperti ini tidak cuma mewabah di kalangan mahasiswa organisatoris rupapura. menjangkit juga di kalangan non governmental organisasi illusinasi. whatever. that's true. kenapa bisa? karena pada dasarnya lembaga seperti itu ya bibitnya darimana lagi kalo bukan dari mahasiswa aktif yang semasa organisasinya terjangkit virus tersebut dan namanya juga virus. susah kan sembuhnya, paling di kasih paracetamol hilang sakitnya tapi tidak sampai ke akar. bukan calpanax sih obatnya.

pokoknya malem ini gue kesel banget, dan untunglah ada blog yang bersedia menampung semua kekesalan menjadi satu tulisan tak enak untuk dibaca. jika anda sampai pada kalimat ini, peluk cium dari gue untuk mu. whoever you are.

gue gak pengen ada orang Indonesia yang menjelek2an negeri sendiri. tapi itu harus terjadi karena itu faktanya. kalo tidak di omongkan, ibarat menyembunyikan kutil di jidat,


NAH!
setelah diam beberapa detik akhirnya gue bisa mempraktekkan apa yang bisa diambil pelajaran dari perjalanan ini.
SABAR,

bukannya gue udah di gembleng untuk sabar selama 16 hari? berarti kalau pulang nanti, ga boleh lagi marah-marah kalo ada urusan yang gue titipin di organisasi yang gak kelar. gausah marah.

gausah marah.

well, dulu, gausah marah itu sulit sekali buat gue. sehari tiga kali marah itu udah wajib jadi kewajiban dalam sehari ada 8. solat ditambah marah.

ini Indonesia kita. Indonesia gue, dan kalian juga. kalau terus-terusan di kotorin dengan mulut, akan selamanya kotor.
kalau terus-terusan di tutup tutupi dengan malu, akan selamanya borok membusuk.
tapi kalo dua duanya balance, mungkin bisa mengobati. dikata-katain sambil di buka buka biar lukanya cepet kering.

tapi jangan pernah hapus lukanya dengan operasi plastik. karena itu darah, dan jati diri.

Asean traveller challenge 14

Apa namanya melakukan perjalanan kalau cuma dapet sombong doang? update foto-foto terbaru, dan upload selfie-selfie di balik lambang setiap negara. Semoga gue ga termasuk di daftar orang-orang seperti itu.

Perjalanan ini mahal men. se mahal gaji gue selama setahun (halah), but not the money. dan datanglah waktu saat semakin dekat waktunya untuk pulang dan kembali, tapi semakin banyak merenungkan betapa sedikit yang bisa dicapai dari menjelang hari ke 17 ini. Padahal siapa ya yang kemarin tereak terak rindu pengen pulang, pengen makan makanan halal pinggir jalan *yang bodo amat lah di masak nya pake aer comberan atau aer bekas cuci tangan*

Ada banyak. banyak sekali yang patut direnungkan. how to deal with people. with stranger. how to deal with your feeling through times and places. people changes heart changes.
satu yang paling pasti. malam ini gue sedih. itulah kenapa bahasanya lebih kepada bahasa kalbu sekarang. bukan bahasa sok semi formal yang tulisannya jelas ditujukan untuk menolong anda para pembaca budiman untuk bisa melakukan perjalanan yang sama berbekal informasi yang tentunya harus anda kumpulkan. and that's why you arrive at my page here, yes?
karena hari ini reader gue mencapai goceng, men. memang bukan sesuatu yang banget banget sih. tapi sesuatu buat gue.

Melaka hari ini, kita habiskan dengan bersepeda. masuk muzium, museum, berfoto, makan, dan berantem. di melaka 100 ringgit dihabiskan dalam sehari. dan buat mahasiswa semi pengangguran nista seperti gue, agak sesuatu. dan sepertinya kepulangan besok adalah awal dari kerja keras untuk membayar tantangan 17 hari kemaren.
padahal capek nya sepedahan siang-siang bisa kebayang dong. tapi buat gue capek itu udah ga ada lagi dalam daftar ingatan. rasanya pengen full day terus siang malem disini. ngobrol, makan burger bakar yang tebel dagingnya bisa menyamai 4 kali daging big mac di Indonesia, jalan kaki kemana-mana tanpa males (kalo di bogor cari makan pake motor aja malesnya minta ampun).

sadly, malam ini gue sedih. random feeling yang mungkin cuma bisa ditepis kalo si partner gue berulah besok siang. tapi berkat dia, berkat dia banget gue jadi bisa tau seperti apa mestinya bersikap, seperti apa rasanya bersabar, dan seperti apa rasanya menjadi wanita dan elegan. thanks buddy!
gue baru merasakan betul menjadi tajam setelah diasah batu akik, ya sekarang ini. susah di gambar kan lewat tulisan. mungkin besok besok dibikinin FTV nya biar pada bisa nonton tapi di yutub.

besok rasanya pengen diem aja di rumah, ngobrol tentang masa depan, yang random sekali bahasannya seperti di riverside Melaka kemarin malam. di bawah temaram separo bulan di atas katedral, and talk about what will our future be. thats the question of life. karena pertanyaan itu yang pastinya selalu menghantui remaja menginjak dewasa di masa transisi seperti kita kita ini. remaja tapi bukan lagi bocah, tapi belum juga dewasa. masih merangkak, menebak nebak besok mau kemana. we were like in the biggest crossroads. seperti rumit untuk menentukan, kalo ke kanan ke pantai klebang, ke kiri ke lapangan terbang melaka, lurus ke melaka sentral, atau mundur trus ketabrak. ah random.
tapi sayang juga kalo besok hanya di habiskan ngobrol tak jelas. kita lihat beberapa jam ke depan.

yang jelas sampai jam begini masih terjaga. masih ada ketakutan besok pas pulang mau jadi apa. perjalanan ini akan menghasilkan apa.

tapi gue gak peduli mau ada orang skeptis atau mau ada orang meremehkan dengan bilang ah itu biasa traveling ke situ doang mah. terserah. gue akan seneng banget kalo yang ngomong begitu bisa melakukan yang jauh lebih baik daripada yang gue lakukan. salute.

karena gue gak merasa ada apa apanya. dan itu yang bikin khawatir sekarang. time limit is almost over. tapi gue kayak belum menemukan harta karun yang mestinya gue cari selain pergumulan hati dan pelajaran personaliti. gue butuh perjalanan ini hanya untuk meng upgrade kepribadian. kesian ya jadi gue

life is for value. but friends, is for not to tell. ada yang jahat di kehidupan gue, gue jadiin contoh supaya hidup dia gak nular ke hidup gue. ada yang baik di hidup gue, dan gue akan belajar bagaimana caranya dia bisa jadi seperti itu, tapi gue akan tetap jadi diri sendiri. entah bagaimana dan seperti apa gue juga bingung, tapi @#$%^&*()_@#$%^&*()_@#$%^&*()_+@#$%^&*()_+%^&*()_+$%^&*()_

nangis?

yahelah ginian doang. bingung. random. ababil kayak abege.

selamat malam temaram langit, seperti apa jelang hari terakhir kita? I will miss it till old.

foto ini, me and my partner aren't perfect. and that's real us. we aren't that perfect, till somebody join us. 


Wednesday 19 February 2014

Asean traveller challenge 13.

Apartemen tanpa lantai 4. ada nya hanya lantai 3 dan 3A.

Halo Malaysia, lama tak bersua kawan lama yang me-hijrah disini. ga banyak yang dilakukan, dan karena saya nginap di tempat teman (yang menyewa apartemen di daerah 30 menit dari Kuala Lumpur,) I can't help you about what guest house should have the best price, the best location. dan karena ini serupa kunjungan ke tempat teman, jadilah pagi dan dini hari dilewatkan tanpa melakukan sesuatu.

3pm baru beranjak keluar cari texi dan menuju stasiun kereta. kita menuju Kuala Lumpur. pergi ke pasar seni, lihat barang dan jajanan. beli cemilan dan kesampean juga beli kacang thailand seharga 5 ringgit.

jalan ke china town, naik bus gratis purple line ke bukit bintang, naik MRT ke twin tower jam 8pm untuk lihat pertunjukan laser. and that's all we did tonight. not much piture, and I will attach it later. maybe someday.

tomorrow will be a little bit tough because we are plan to be in Melaka yang 2 jam dari sini. berencana menginap. dan berencana berangkat pagi dari sini. since then, have a sleep hard and wake up early

Tuesday 18 February 2014

Asean traveler challenge 12

I made it! I really made it like three countries in one day.

Pagi di Vietnam. yang awalnya mau berangkat jam 8 jadi nya berangkat jam 7. bangun dari jam 6, packed up and check out. My flight is about 9.20 am so I should get up early and catch the aircraft. penerbangan yang saya tumpangi tidak bisa di web cek in karena sifatnya transit.
dengan langkah amat percaya diri, bertanya pada pak polisi yang sibuk mengatur jalan kemana bis nomor 152 ke tan son nhat airport. dia menunjukkan arah yang sudah saya duga sebelumnya. menunggu 5 menit si bis datang juga. dengan lega (dan itu masih jam 7 lewat 10 menit) saya langsung melangkah masuk ke dalam bus dan ambil posisi dduduk.
di luar dugaan, sang sopir malah urung berangkat dan terus menerus melihat ke arah saya sambil berusaha bertanya kemana saya akan pergi. saya jawab Tan Son Nhat the airport dan dia sontak menggeleng. disitu saya mulai was-was. berhubung orang yang bisa bahasa inggris di Vietnam itu sedikit sekali, dan si supir ini sangat terbata dan tertatih mengeja kata selain no, berusaha menyampaikan pesan bahwa bus yang dia kendarai tidak akan menuju tan son nhat dan dia mencoba untuk menunjukkan kemana bus tan son nhat. berhubung di dekat situ ada perempatan, dan telunjuknya mengarah ke perempatan, jadilah yang saya pikir bahwa bis akan lewat perempatan itu.
jalan kaki lagi
lumayan dengan gembolan dua ini, pagi-pagi dan menyebrang ke perempatan yang dimaksud. agak mencurigakan memang karena di papan bus stop tidak tertera nomor 152 seperti bus stop sebelumnya. menunggu 10 menit dan itu adalah 10 menit tercemas dalam hidup.

saya tinggal di bui vien street, tidak jauh dari Pham Ngu Lao. ke bandara sekitar 30-40 menit tergantung macet dan saat itu sudah pukul 7.15 am. jika pesawat terbang pukul 9.20 itu artinya cek in ditutup jam 8.40 itu artinya saya harus paling tidak berangkat jam 8 tepat jika mau terkejar cek in. jam 7.25 saya mulai cemas karena bis yang lewat jalan seberang tidak berbelok ke perempatan yang dimaksud melainkan lurus (which is arah si bus yang tadi saya naiki) akhirnya saya menyerah dan bertanya pada pemuda yang disamping saya. dia terlihat seperti pelajar jadi pelajar pasti bisa bahasa inggris.
"No you should go to the bus station. you go straight there, and turn right" dia menjawab agak fasih.

lemaslah saya karena tahu bahwa bus station itu dekat dengan benh tanh market. dan untuk berjalan tanpa beban itu membutuhkan kurang lebih 10 menit. tanpa buang waktu saya segera berjalan lurus, tapi bukan ke bus station melainkan kembali ke arah si bus yang salah tadi. kebetulan ada lagi bus 152 ke arah bandara tapi dia tidak mau berhenti ketika saya setop. mungkin karena jaraknya yang terlalu dekat untuk si sopir ambil ancang-ancang ke kiri. pengendara motor di vietnam memang tidak pernah mau memberi kesempatan pada orang lain, bahkan pada bis umum untuk sekedar menyebrang atau berbelok.
saya bertanya lagi kepada pemuda yang baru datang di bus stop itu. kebetulan lagi, ada bus 152 di seberang jalan. dan si pemuda langsung menunjukkan bahwa bus itulah yang menuju tan son nhat.

what a struggle! menyebrang jalan saja harus memutar jarak sekitar 500 meter, dengan gembolan dan bolak balik. tapi syukurlah menunggu tidak sampai 10 menit datang lagi bis berikutnya.

ternyata bis menuju tan son nhat dari arah pham ngu lao ataupun bui vien street itu melewati benh tanh market. jadi arahnya sama kayak yang mau ke benh tanh market.

selamatlah saya.

masuk bis 152 segeralah bayar tiket dengan cara masukkan uang kedalam kotak kaca. nanti pak sopir akan merobek tiket untuk anda. don't worry vietnamese bus driver are really helpful.
harga tiketnya 5000 VND dan karena saya cuma bawa satu backpack dan satu tas kamera (ukuran laptop 13 inch) jadi tidak kena charge apapun. hanya bayar tiket bis yang sangat murah sekali. 5000 VND atau setara kurang lebih Rp 2500

tiba dibandara, cek in dan antri imigrasi yang mengular naga panjangnya. tiba di gate duduk untuk napas selama 2 menit dan langsung masuk pesawat.

SINGAPORE!!!

my 5 hours start here.

singapore dengan 5 jam transit? siapa takut. challenge accepted!
setelah melewati counter check in yang lumayan mengular, imigrasi yang sama sekali tidak mengantri, datanglah kita di MRT stasiun. karena kata orang ujungnya paling kanan, dan ternyata tempat saya keluar dari lounge E itu sudah langsung MRT jadi tidak perlu repot-repot bertanya sana sini. tapi ini changi men, bertanya pun ga bakal di kasih tatapan jutek bego kayak di cambodia. petugasnya ramah semua, worth lah.

seperti di thailand, sistem MRT changi juga self ticketing dan menerima lembaran kertas. tapi kembalian maksimum adalah 4 SGD jadi kalo harga tiket cuma 2 SGD make sure you didn't pay it with 10 SGD. money changer di bandara juga oke kok. charge nya gak terlalu mahal dari USD ke SGD.
stasiun pilihan pertama saya adalah little india. kalau tiket sudah di tangan, langkah tinggal mengikuti papan penunjuk jalan which is clear enough di setiap sudut jalan. dan saya sebelumnya sudah melakukan research kecil karena ternyata sistem singapura sangat lengkap. bahkan sebelum melakukan perjalanan anda bisa cek stasiun dari mana mau kemana include lama perjalanan dan biaya. which is almost accurate.
dari changi ke little india I got my 2,30 SGD karena beli kartu perdana.
di little india, grab some pictures, makan roti kosong plus kari (yang kalo roti telur cuma beda 1 SGD tapi kenyangnya bikin susah gerak). and got no water. berhubung duit pas pasan dan menyesali kenapa di Changi tadi tidak langsung ambil air keran minum, saya memutuskan untuk TIDAK MINUM.
sedikit berjalan di pasar baru, beli magnet yang uangnya hanya cukup untuk satu magnet dan langsung naik MRT ke raffles place dengan harga 1,20 SGD. jalan kaki lagi yang agak lumayan ke merlion park. just follow the river, teruskan jalan lurus sampai ke bridge yang terhubung dengan jalan aspal dan menyeberanglah tapi disitu sebenarnya ada larangan untuk menyebrang. di sebrang sana ada sungai, ikuti jalurnya, turun sedikit tangga kayu sudah mulai kelihatan bianglala di depan merlion. and I made it. grab some picture, berkenalan dengan wanita jepang dan minta tolong di fotoin.

sebetulnya semua yang saya lakukan itu straight to the point. almost have no time untuk leyeh2 di jalan kecuali sempat nyasar untuk menemukan MRT menuju changi di Raffless place. lumayan ada kali setengah jam. tapi saya tenang karena di jam masih setengah empat. padahal...

akhirnya dapat, beli tiket seharga 2 SGD dan straight to changi (transfer point di tanah merah of course).

sampai di changi masih sempat ambil beberapa shot termasuk memperhatikan jadwal dan ternyata jadwal saya sudah warna merah gate closed. well karena di jam masih jam 4 dan penerbangan adalah jam 17.10 jadi saya santai.

masuk bandara langsung menuju meja informasi untuk tahu dimana gatenya karena saya begitu turun langsung cek in ulang jadi belum ketahuan gate nya dan jawaban si mbak informasi agak membuat nge shock sinetron.

"It is gate %^^&*(()) and it's final call"
"WHATS?"
"It is final call and you should get hurry"

OMG disitulah bayang-bayang begitu tiba di changi mau ke mushola dulu, istirahat kayak 15 menit peregangan dulu, langsung byar buyar. bahkan minum di keran pun tak jadi karena nya. jadi sejak makan kari itu belum minum tapi lari ke gate ^&*(). and i decided to re ask dan minta di tuliskan nomor gatenya di meja informasi yang lain. begitu tiba di gate saya langsung di layani dengan cekatan. tas di scan passport dan boarding pass. semua ramah semua sigap. termasuk yang dipesawat. untung saya sudah cek in duluan jadi di tunggu.

karena ternyata,

ada pengumuman saat landing bahwa ada perbedaan waktu antara singapura dan vietnam yang saya tidak dengar karena tidak peduli dengan bahasa inggris yang saya tidak mengerti karena echoing. tapi over all tiger air jauh lebih baik dan ramah dibandingkan air asia.

begitu duduk dengan nyaman pesawat langsung persiapan take off. so so luck.

terbang ke malaysia yang tidak terlalu lama, sedikit ada keinginan untuk beli minum tapi ditahan. di bandara saja ah nanggung kalo nanti lewat scanner lagi tapi bawa2 minuman. tenggorokan kering. antrian imigrasi malaysia yang tidak membutuhkan visa juga berlangsung tidak lama. jadi begitu keluar dari bandara LCCT, langsung menuju mini market dan gluk gluk gluk gluk gluk. kayak onta kehabisan stok. dan cemerlanglah mata begitu lihat di seberang mini mart ada tulisan "celebrated the body shop malaysia birthday 30th. 30 RM for three product"
dan 3 benda itu sudah di backpack saya sekarang. puas.

oya di vietnam no airport tax should be pay and also changi.

Asean traveller challenge 11

perjalanan ini bikin lebih banyak merenung, terlebih hari ini. setelah apa yang menimpaku semalam, berputar selama 2 jam, bingung dan berkeringat hingga datanglah supir taxi vinasun yang dengan baiknya mau menunjukkan arah tanpa memaksa untuk naik ke taksinya dan kemudian di ujung perjalanan dari petunjuk dari sang supir taxi, ketika lagi-lagi hampir marah pada Tuhan karena ternyata masih sulit juga menemukan yang dimaksud, datanglah seorang ibu tua menunjuk-nunjuk tas saya sambil bergumam dengan bahasanya. yang tentu saja saya abaikan. sudah dua jam berjalan dan saya lelah untuk repot memikirkan apa yang dimaksud oleh si ibu tua. dan ketika dipersimpangan dan tidak tahu mau kemana, semua yang disitu hanyalah turis asing yang berbahagia, hanya satu tempat saya membisikkan hati, mengajak tentram dan meyakini dengan kuat bahwa Tuhan selalu mengabulkan doa hamba-Nya yang yakin bahwa doa itu akan dikabulkan. intinya, yakin ada jalan. kemudian datanglah ibu tua tadi, yang rupanya dia berbalik arah justru mendekatiku, menanyakan apakah saya sedang mencari tempat menginap, yang hanya saya jawab singkat 'tidak saya sudah punya' kemudian dia bertanya lagi apa nama penginapan itu kemudian saya sebut namanya. Hong Kong Kaiteki Hotel. dan dia langsung menunjuk arah lurus, mendorong saya pelan ke jalan dan dengan setengah berteriak mengucapkan 'be carefull"

ibu tua dan si bapak taxi itu sungguh keajaiban buat saya karena mereka datang hanya beberapa detik berselang setelah saya sempat protes kepada Tuhan. Ampun.

hari ini, tidak banyak yang saya lakukan. menjelajahi separuh hati saigon cukup menguak memori lama yang sebenarnya sudah coba di pendam habis-habisan. disini, 3 tahun yang lalu. tempat yang sama, hanya dengan lebih banyak bunga dan turis. masih pasar yang sama, pusat kota yang sama.

Tuhan punya cara tersendiri untuk mengingatkan saya agar beristirahat. setelah seharian menopang tubuh habis-habisan dengan kaki di Phnom Penh yang kemudian berlanjut di saigon malam hari, Tuhan tau jika saya memaksakan untuk ikut tour ke tempat yang saya inginkan, dampaknya akan buruk. apalagi besok, singapore akan jauh lebih unpredictable. 5 jam tanpa tujuan.

jadi, sejak malam hari selepas menulis blog, saya menyadari bahwa ada uang VND saya yang hilang. di cari di selipan manapun uang itu tidak kunjung ditemukan. uang hilang, hampir hilang harapan. kecewa, namun ada sedikit yang mengingatkan untuk tidak terlarut sedih. jadi saya putuskan. baik uang ini hilang. saya besok harus membayar hotel dan untuk itu tujuan utama ke saigon yaitu ikut tur ke cu chi batal.

maka dengan rela saya tidur, lelap dan sengaja bangun siang. menikmati sedikit waktu bersama wifi hotel yang aduhai, memanjakan tubuh setelah lama berlelah lelah. tahu apa hobi saya? wifi kencang, random youtube. mulai dari gosip kacangan infotainment lokal, sampai cerita para backpacker yang merekam perjalanannya semua saya habisi hari ini. jika bosan? cari OVJ atau stand up comedy. kemudian saya sadar, saat di bangkok ada satu orang yang kerjanya seharian hanya di depan laptop selama 2 hari saya disana. sedikit tertawa sendiri, sama sekali tidak melakukan apapun. dan yang saya pikirkan tentangnya adalah, kenapa bisa orang itu malah santai santai di sini. di negeri orang. and that was exactly what i am doing right now.

keluar hanya karena tuntutan perut. beli oleh oleh di benh tanh market di tempat yang fix price because im too lazy to bargain with the bawel seller.
sedikit berjalan ke reunification palace, patung Ho yang sangat sangat membuka kenangan tiga tahun lalu. dear Saigon, I will come back later with another memory to remember.

Goddamn. mash ada saja sekelompok orang entah korea entah jepang yang satu grup besar (seperti fenomena umum di angkor wat) dan seperti menjajah lokasi itu hanya milik mereka. I hate when i try to take a picture and there was a korean couple who wants to take my place so they can get a better view. and hell yeah that was my place when the photographer was trying to get me off i was like DAMN!

just took my laundry and because tomorrow will be 9 in the morning. I should sleep now. see ya.

Monday 17 February 2014

Asean traveller challenge 10

perjalanan ini bikin lebih banyak merenung, terlebih hari ini. setelah apa yang menimpaku semalam, berputar selama 2 jam, bingung dan berkeringat hingga datanglah supir taxi vinasun yang dengan baiknya mau menunjukkan arah tanpa memaksa untuk naik ke taksinya dan kemudian di ujung perjalanan dari petunjuk dari sang supir taxi, ketika lagi-lagi hampir marah pada Tuhan karena ternyata masih sulit juga menemukan yang dimaksud, datanglah seorang ibu tua menunjuk-nunjuk tas saya sambil bergumam dengan bahasanya. yang tentu saja saya abaikan. sudah dua jam berjalan dan saya lelah untuk repot memikirkan apa yang dimaksud oleh si ibu tua. dan ketika dipersimpangan dan tidak tahu mau kemana, semua yang disitu hanyalah turis asing yang berbahagia, hanya satu tempat saya membisikkan hati, mengajak tentram dan meyakini dengan kuat bahwa Tuhan selalu mengabulkan doa hamba-Nya yang yakin bahwa doa itu akan dikabulkan. intinya, yakin ada jalan. kemudian datanglah ibu tua tadi, yang rupanya dia berbalik arah justru mendekatiku, menanyakan apakah saya sedang mencari tempat menginap, yang hanya saya jawab singkat 'tidak saya sudah punya' kemudian dia bertanya lagi apa nama penginapan itu kemudian saya sebut namanya. Hong Kong Kaiteki Hotel. dan dia langsung menunjuk arah lurus, mendorong saya pelan ke jalan dan dengan setengah berteriak mengucapkan 'be carefull"

ibu tua dan si bapak taxi itu sungguh keajaiban buat saya karena mereka datang hanya beberapa detik berselang setelah saya sempat protes kepada Tuhan. Ampun.

hari ini, tidak banyak yang saya lakukan. menjelajahi separuh hati saigon cukup menguak memori lama yang sebenarnya sudah coba di pendam habis-habisan. disini, 3 tahun yang lalu. tempat yang sama, hanya dengan lebih banyak bunga dan turis. masih pasar yang sama, pusat kota yang sama.

Tuhan punya cara tersendiri untuk mengingatkan saya agar beristirahat. setelah seharian menopang tubuh habis-habisan dengan kaki di Phnom Penh yang kemudian berlanjut di saigon malam hari, Tuhan tau jika saya memaksakan untuk ikut tour ke tempat yang saya inginkan, dampaknya akan buruk. apalagi besok, singapore akan jauh lebih unpredictable. 5 jam tanpa tujuan.

jadi, sejak malam hari selepas menulis blog, saya menyadari bahwa ada uang VND saya yang hilang. di cari di selipan manapun uang itu tidak kunjung ditemukan. uang hilang, hampir hilang harapan. kecewa, namun ada sedikit yang mengingatkan untuk tidak terlarut sedih. jadi saya putuskan. baik uang ini hilang. saya besok harus membayar hotel dan untuk itu tujuan utama ke saigon yaitu ikut tur ke cu chi batal.

maka dengan rela saya tidur, lelap dan sengaja bangun siang. menikmati sedikit waktu bersama wifi hotel yang aduhai, memanjakan tubuh setelah lama berlelah lelah. tahu apa hobi saya? wifi kencang, random youtube. mulai dari gosip kacangan infotainment lokal, sampai cerita para backpacker yang merekam perjalanannya semua saya habisi hari ini. jika bosan? cari OVJ atau stand up comedy. kemudian saya sadar, saat di bangkok ada satu orang yang kerjanya seharian hanya di depan laptop selama 2 hari saya disana. sedikit tertawa sendiri, sama sekali tidak melakukan apapun. dan yang saya pikirkan tentangnya adalah, kenapa bisa orang itu malah santai santai di sini. di negeri orang. and that was exactly what i am doing right now.

keluar hanya karena tuntutan perut. beli oleh oleh di benh tanh market di tempat yang fix price because im too lazy to bargain with the bawel seller.
sedikit berjalan ke reunification palace, patung Ho yang sangat sangat membuka kenangan tiga tahun lalu. dear Saigon, I will come back later with another memory to remember.

Goddamn. mash ada saja sekelompok orang entah korea entah jepang yang satu grup besar (seperti fenomena umum di angkor wat) dan seperti menjajah lokasi itu hanya milik mereka. I hate when i try to take a picture and there was a korean couple who wants to take my place so they can get a better view. and hell yeah that was my place when the photographer was trying to get me off i was like DAMN!

just took my laundry and because tomorrow will be 9 in the morning. I should sleep now. see ya.

Sunday 16 February 2014

Asean traveller challenge 7

As I told you before that I'm not a morning person, so today I missed the sunrise. some other blogs doesn't really recomended sunrise in angkor wat because it way too crowded and sometimes the weather is not good enough so that instead of sunrise all you can see is just white cloud.
and it happened today. as I woke up at 5, (pray in dawn and took some sight through the window, the sun has rising yet so I got back to sleep and just wake up at 7). and the sun is really rising just at 10 am in the morning, and I has already in angkor wat.

The famous magnificent temple, Angkor Wat! I can't believe I did this. at first I thought that it's best to visit the angkor wat temple by bike. as I came for just one day trip, so I want like diving in the temple as it's gorgeous stories I have ever read.
somehow it's not really that worthy.

rent a bike for a day is just $2 in my guesthouse,
and rent a tuktuk is about $15 a day. and the tuktuk driver has already know where to take you temple by temple.

I choose for rent a tuktuk. share with my friends and it's become $7,5 each. the tuktuk is fit for four so the more people the better.

driving to angkor wat is so many kids and tourists cycling all along the road. so nice to see, because in my country cycling won't become that populer among children except for the fathers and the most expensive bike.

the ticket is true $20 for one day trip and $40 for three days trip. but for girl like me, visiting angkor wat, angkor Thom, and any other temple for one day is just enough. especially if you come from Indonesia and have no much knowledge about the temple, culture, architecture, you just saw a pile of stone. rent for the guide it is $20 a day and it's usefull for you to generate the knowledge about the Khmer.

after 2 hours inside the temple i get little bored. a group of korean and japanese are so many so I can hear a korean and japanese language like in every corner.
I thought I can dive in the temple for one day, but  I give up in 2,5 hours.

leaving angkor wat, we see angkor thom which is the temple with big faces. I have no idea how they made the faces from those stone.

about 3 pm we leave the cultural heritage and grab for some ticket to Phnom Penh.
be careful to where you buy the ticket. not all cambodian are honest because once we stopped at the travel agent that is quite big and clean and has a comfortable office, and it cost us like twice higher. sure you should do some research for the price before book. we already know that mekong eksprees bus (which is recomended) is just $12 and they gave us $25. paramount bus which is $7 they gave $13.

as we leave and try the agent near our hostel it cost $13 for mekong ekspress and sure we took it.

then I should be in siem reap night market which has better price from night market in phnom penh, but incident happen. the heaviest, and maybe the toughest for this seven days trip. my card is rejected. it require format card before I even copy any of the picture. It just happening so sudden and I thought it's my first miserable accident in this trip. but I should be happy, right. no tease, no cry. just stay strong.

while i remember when in the temple I thought this will be my firs and last to visit the temple. since the card has gone with hundreds picture inside, I'm now considering of doing this trip again in another day. with my boyfriend maybe. just wishing.

Asean traveller challenge 9

Tuhan selalu ada. Dia tidak pernah tidur. hari ini, satu pelajaran penuh makna yang sangat berharga. Tuhan, satu-satunya. Maha Baik, Maha Mengatur. Tapi Tuhan tidak mau makhluknya manja, Tuhan tidak mau makhluknya hanya berdoa dan berpasrah padanya. harus berusaha, tapi Tuhan tidak pernah membiarkan makhluknya menanggung usaha yang terlalu berat. semua ada kemampuannya. kemampuan ada batasnya. and God has never sleep to watch each limit.

In my case, my God is Allah.

so I woke up early in the morning like 6 am but I slept again. skipping dawn pray, because i'm too lazy to take wudhu. and wake up again for 8 am then do my best as fast as I can to take a bath, and run to Tuol Sleng Genocide museum.

from my place, me mate place in the riverside with a motorbike I pay for $1 (tuktuk ask for $3). genocide museum's ticket is $2 and if you come by before 10 am or 3pm you'll get the movie.

a little bit about the museum, it's really worth to visit for you who like history. tuol sleng show us how bad human being could be. they still preserved the jail, with a bed that was the victim used. and the picture how was the owner of the room die. also a one room for so many prisoners. and I was too afraid to get inside. I won't come there alone twice I guess. it's quite emotional, frightened, make me want to vomit, and depressed me. they still had the victim's cloths and the killing machine. plus the story how was it used.

i came back to  my hostel around 11am to pack up and check out. so sad because I have to be separated with nice liverpoolian (Tom) and Germanist (Mark). I don't know if I can make to meet them again. they were so nice. If you guys read my notes, just remember. come and visit bogor, I will be your guide for free. you just have to pay for yourself. and thanks for compliments my english. I guess it's not that good. lol

and here it comes to the $9 bus from phnom penh to saigon. since it's the cheapest one I guess, so not to expect a good serve from the driver or co driver. you have to put your bagage by yourself. no translation, since there is just me the tourist in the bus. the other is local people.

then here it comes to the saigon.

at first I refuse the motorbike who offer me 20.000 VND to Pham ngu lao from the bus stop. but I choose taxi to keep me safe. then taxi costs me 36.000 VND. and here it goes. I hardly find my hotel. since I have nothing to show, no map, no smartphone, no address and all i know is just in pham ngu lao hong kong kaiteki hotel.

I just walk around the pham ngu lao. the pub, the club, and im  here all alone walking down the street finding nowhere.

after one hour walk i try to rent a becak. he ask me for 100.000 VND. so crazy you old man. i have tired enough since i have no idea where to go. then I found an internet cafe. I try to make the map to the hotel then picture up with my camera. but it didn't work out. 30 minutes gone by nothing.

im still alone in the street, keep on praying and wishing. but then I know I skipped the dawn pray, and the zuhur also ashar. so that i deserve ignorance from my God. but I don't know where to wish but God. so I just keep my self wishing to God (Some other guy who don't trust the existence of God will never believe me). but yet, I still wishing to nowhere. keep my heart hang to an empty hall. which I believe that where the God is.

and 30 minutes goes by. nothing I found. not even the places that shown in map. I got mad. I got mad to God and challenging him. I whispered to my heart, God if you really exist then please show me. one tear has fall apart. I'm so tired. it was almost two hours for me to walk and find nothing. i'm tired of this difficult time. but then I know God want me to struggle.

then I stopped a taxi. I give up and stop a taxi. I don't have much money but if the taxi can take me safe and soundly to the hotel i will pay whatever it cost.

me "can you help me to find this?"
driver "yes can I help you" and he saw my camera. at first he was confused for what I pointed. and then I show him another clues. then he smile. "oh yes" he came out from his car, into the road and show me the way. "this way, and turn left" he said. I was amazingly shocked. I thought the taxi will take me and charge me a hard price but he didn't. instead, he left his car on and show me the way which I can go by myself. I said thank you and walk out. that Vinasun Taxi driver would be granted for so much. I won't take another taxi if i'm in saigon.

then I walk. later on, I lost again. it's way too crowded the place he just showed. and I almost couldn't make it until I saw one clue from the map, is really beside me. I keep on walking, passing the foreigners dancing and happy with the bar. I know some people saw me weirdly, but i never care. I remember how Mark told me to, "You know I have this height and I was like a giant in asia and you just have to make fun of it. you know, sometimes there's a girl that stand in front of me and I was right in her back and when she turns her back, she was scream loudly and scarily. I was just ha ha ha, you are frightened I'm a monster"

so I just keep on walking until I found nowhere. then there comes a mother. an old mother. she is a vietnamese, very thin, very wrinkled. she talk in vietnamese and pointed my bag. I saw nothing happened in my bag so i just about to ignore her. I didn't understand what does she say.

until it comes to the crossroads.

again, I have no idea where to go. just standing with an empty stare. I was just too tired.

and here she comes. that old mother with white hair and skinny body. "do you want to find a room?" amazing she does speak english. "no I want to find mine" i answered. "where is your hotel?" she asked. "Hongkong kaiteki hotel" I said. then she pointed out, "there there" and she pushed me into the road where the crossing lamp is green. be carefull. she scream.

and Oh God. when I was about to give up, here it comes to your guard. I can say anything but alhamdulillah.

I got nothing in my hand, no map, no smartphone, no picture, and I just get my hotel after 2 hours walk.

Asean traveller challenge 8

there will always be a shine after rain. that's what I met today. after some people, some moments, some prices, some roomates, now I found my best. I guess it really nice for me now because I just arrive at Phnom Penh and got a lot of happiness after those sorrow i got in Siem reap.

God has never asleep. He always know when to teach and when to grant you some prize. and here's my story now.

leave siem reap about 10 pm in the morning. I woke up early, find my self take a walk into the central city just to find something to eat. you know, I was in a big pain last night. can't sleep just want to cry but I didn't. make head like a bomb that can be explode in a minute but it doesn't. so I just screaming inside my head, and in a minute I lower the room's temperature so it doesn't too cold. than I aslept.

I was wondering to have some sweet porridge, like green beans or something but Cambodian like never have it. they just have some weird porridge, it's not an overcooked rice but a rice that dive in a soup. so it's quite soft but not really soft. added with fish, the taste is not bad. I add a bread too, just like the cambodians around me do. and the bread is sweet it's really good taste of bread I have ever taste all along this trip.

7 hours in the dusty road to Phnom Penh. even my bus (that's quite cold before) become not so cold and become a little bit dusty while in the outside there just like stormy dust. red dust, hot weather, red trees, it is amazingly like in an eastern of Indonesia.

after those seven hours, with $13 bus (mekong express) from siem reap to phnom penh, we made it into the phnom penh bus station. quite far from our guesthouse so we rent a tuktuk for $3.

Then I met my old friends. again. she's study in cambodia, exchange program and we met in the riverside under the Indonesian flag red and white. I made it with motorbike and he beg me for 2000 riel but I gave him $1 because I was just quite long and got the wrong way. so it's okay.

we have our early dinner in Halo Bali, Indonesian halal food. and the owner is really nice. he advice us to never let our stuffs hanging because the pickpocket like in everywhere. cambodia is not safe he said. a little talk with a hot chicken soup I made my stomach well. after those hard days eating like don't know what to eat. and they got a really nice price too. my chicken soup with a lot of chicken, potatoes, beans, and carrots are just 7000 riel and free non sugar hot tea. truly Indonesian. you should try sometimes. it's extremely in front of the riverside.

and my roomates. there are Thom from liverpool england, and mark from germany and timo from china. those are the man and really nice. I have a quite nice long talk with mark and what make me happy is I can understand him well. and I can speak english like really well without umm or eehh.. but I don't know why, like just come out from my mouth. and he said I should try to study overseas because I have a really good english so I can have a chance. I said I'd love too, besides I dream about travelling around the europe. You know what? from now on, I will do my best to make it's true and when God decide it to be, there would be nothing to make it wouldn't be. have a good night. I will have some sleep and have another morning to face.

Friday 14 February 2014

Asean Traveller challenge 6

there are no ways to travel without bored. especially when you travel with some friends. even the closest one. but not to be me. I wonder if im doing this thing with my best friend or my boy friend some madly stuff will happen but not for so long into a deep hurt.
im not that morning person, but today i should wake up like 5 am in the morning, not to tak a bath and just wash my face and brum.. find a bus, take a walk to the terminal (which is really a silly choice because from samsen road you can just go to mo chit terminal straight with bus number 3).
lucky me, got four ticket left for the morning schedule, while the night schedule has already fool booked.

from bangkok to siem reap, guess it's better to use the bus (and you get some meal too although it won't save you from the real starving), except you want some adventurous travel. with bus just pay 750 baht and you will be taken to siem reap,

stop for several minutes in aranyaprathet and poipet to apply some visa (for the western) or just stamp your passport (for the ASIAN). we the ASEAN do not need to pay anything. just stamp and go. also no require a close up photo because they already had the camera.
but if you choose to travel by train, then from samsen road take bus number 53 pay 11 baht (im not really sure, just give them 20 baht and they'll give you the change honestly). bus number 53 or 49 will be stop at Hua Lampong, try to arrive before 5.55 am in the morning, and it took more or less 30 minutes to Hua Lampong (if traffic happen).
train to arranyaprathet is 48 baht.
from arranyaprathet to poipet (border of cambodia) you should take tuk tuk. it's not really far, but not worth to walk, you know Cambodia is extremely hot and dusty.the tuktuk should be less then 100 baht. it's extremely close.
then from poipet to siem reap it takes 3 hours, I don't know exactly how will be the price is, but it won't be very cheap. be carefull with the tuktuk driver, some might be an honest one, but the other could be really tricky.

I got a lot of friends in my bus. there are 5 Indonesian, the another three are live in Japan, Australia and China. and one filipino that work in singapore. her name is irene but I forgot to take picture with her. at the end of the journey everything is so crowd and we're just separated and got none each other back. see you later, irene! a solo asean's girl traveller

Cambodia is more likely eastern side of Indonesia. if you have been in Papua then you can figure it out. the wether and the ground. how it was extremely dry like never watered for 3 months, no trees, just dry grass.
some tourists are using the bike, and I am considering to rent my bike too. it's about $2 per day. since I want to visit the famous angkor wat in early morning, I couldn't explain more detail. i will attach some picture later in a best wifi area.

here i'm living in Chanlee dormitory guesthouse. quite nice, not exactly in the road side but not too far either.
they have a nice owner with better english, each room could be for 6 persons and got a wide bathroom. quite pleasant.

may Allah always lead me to the halal food, and nice places to pray. also right people to talk to because i am now considering to separated and got my solo travel to vietnam. otherwise its 40% possible. good night, have a nice dream

Wednesday 12 February 2014

Asean traveller Challenge 5

today's best challenge is not from outside. it is inside. how to deal with your mind when you're bored. travelling alone, or just with one friend that isn't close enough with you before is not really a good choice. except you are the best person who's best to deal with anyone.

travelling alone biggest challenge is how to deal with your heart when you miss your home and your mother language. when none understands you and money keeps lower it self. you should entertain yourself by giving them positive feed such having a little surprising tour, eat some nice food and granted yourself with the coolest drink under the sun.

my fifth day was spectacular because i'd almost do nothing. I was went to Wat Arun, alone with bus number 53 from samsen road (near khaosan road) and it cost 11 baht.

take a little walk to the pier, and pay 3 baht to cross Wat Arun. buy a ticket to get inside the temple, 50 baht.



take a small high stairs to the top till 125 steps and it is worth enough by seeing some boat cross each other on the riverside. I ate the same food, Seafood Padthai with a big shrimp and big squid and get my lips bigger *lol*

get back to the hostel before 3pm because I have a lot of things to do with internet and laptop and so much picture to see.

when it's about to sunset, take my laptop with me to the riverside. see the bridge with a sparkling river by the sunsets and it's my last sunset in Chao Praya.

Phiman riverview has their best view with cheap price. so don't be surprise if they had not enough security to secure it's house and have a worst wifi connection.


in my last day, there's a man from sweden who is very kind and we had a little talk when i just arrive from wat arun. he has no plan, don't know where to go just let it flow and i just dream if some other day I can be like him. got nowhere with no plans just money and wifi.

Asean traveller Challenge 4

Chao Praya terlalu memikat untuk tidak di jajal. jadilah hari ini kami ke China Town. berlabuh di rivel shelter paling akhir dengan lama perjalanan 30 menit dari penginapan. puas memandang sungai luas nan bersih ini (meskipun tidak jernih airnya). puas memandang Bangkok dari sisi ini, melewati satu wat yang anggun sekali tapi lupa apa namanya.

banyak burung merpati malas disini, melambangkan apa entahlah. yang jelas, burung merpati ini sepertinya tau tempat yang baik untuk dia di potret jadi mereka memilih taman pinggir sungai, yang bersih, yang cantik dengan daun kering berserakan sebagai satu-satunya sampah, kursi taman yang cantik, dan lampu taman yang elegan.



memuaskan rasa ingin tahu dengan rural area di bangkok and here we are. in their traditional market of China Town. banyak yang bisa dilihat, tapi tidak banyak yang bisa dibeli. upsy, *if you want to donate don't hesitate to tell me*

river taxi ini jauh dekat seharga 15 baht. and sometimes you don't need to pay karena ibu-ibu penagih koinnya tidak terlalu memusingkan apa dirimu sudah bayar atau belum. mostly para penumpang yang orang lokal akan membayar dengan sadar sendiri.



and we leave China town with nothing to buy, kecuali Thai tea yang rasanya enak banget. seharga 30 baht and it is worth enough.

dari ujung pier of bangkok, kita ke central pier. bukan main perjalananannya 1,5 jam tapi nikmat. tidak panas, tidak macet (yakali). tidak panas meskipun tengah hari.

tiba di central pier jam 1 dan langsung menuju BTS. celingak celinguk satu dua, ternyata sistemnya self services. you put the coin inside, and get the ticket outside.


kalo ga punya coin? tukar di loket. jadi ada loket yang fungsinya hanya untuk menukar uang kertas. dan jumlah yang harus dibayarkan sudah tertera di peta rute jalur. tergantung mau turun di halte mana, kalo tulisannya 37 ya bayar 37 baht.

menuju little india, eksplor sukhumvit area, and I can say it is extremely safe here in some tourism area. menyempatkan makan siang di salah satu tempat makan halal, murah pula 40 baht. tapi memang ga begitu enak. saking kurang excitednya jadi ga di foto. tapi itulah hidup. yang penting halal bro

jadi dari Central pier ke little india itu BTS nya seharga 42 baht

amunisi semakin menipis, menyempatkan diri tarik tunai di ATM dengan charge seharga 150 baht. lumayan bikin manyun ya. tapi itu hanya untuk ATM berlogo VISA. my partner dengan logo cirrus tarik tunai di bank yang sama kena charge 180 baht.

dari situ lanjut lagi memenuhi panggilan ingin tau ke famous road chattuchak di daerah Mo Chit. kesana naik BTS juga sama 47 baht. jangan khawatir nyasar kalo harus pindah rute karena di setiap one way ticket sudah ada peta rute BTS.

yang spesial dari hari ini adalah, setelah puas eksplor area perbelanjaan, pulangnlah kami dengan menggunakan bis nomor 3. jalan kaki lumayan jauh dari chattucak town square mengikuti titah google map. dan surprise nya adalah, bis ini bebas biaya! entah mungkin pemerintahnya memberlakukan hari gratis naik bis seperti bapak ridwan kamil, tapi yang jelas tidak ada penumpang yang naik dan turun dengan membayar, tidak ada ibu ibu penagih koin, tidak ada yang cerewet dengan ongkos. how luck. padahal perjalanannya cukup jauh ditambah macet jadi sekitar 3,5 jam.

malamnya?

tepar.

selamat malam. have a nice weekend.

oya, bagi penggemar tao kae noi, di sini di daerah aslinya harganya muraaaaaaaaaaaaaah cuma 5 baht!

Asean Traveller challenge 3 to 17



tiba di Hua lampong!


Stasiun kereta yang tidak lebih bagus dari stasiun Jakarta Kota ini ditempuh dalam waktu 12,5 jam dari Suratthani. 

Jangan takut naik kereta karena kereta nya meskipun ekonomi, 2nd class dan fan, tetap nyaman karena tidak ada perokok. Lengang untuk duduk dan meregangkan kaki, bahkan lebih lengang di banding kereta eksekutif gumarang surabaya-jakarta.
Dirangkum lagi, price from phuket town to terminal 2 is 10baht.
Terminal 2 to suratthani by minibus till train station 250 baht (50 baht driver’s tip he will ask in the middle of trip not from the agency)
Train 2nd class, seat and fan is 398 baht. And it is quite comfy to sleep.
It takes 12 hours from suratthani to Hua lampong. Don’t be afraid to take shuttle bus when you arrive because there are a lot of bus and information provide. I choose bus not BTS.
My hostel is in Phiman river view, near chao praya. Samsen Soi 5, Samsen Rd. Banglampu, wat sampraya district, bangkok. 

It is really primitive area, with some local wood house. And this is also a woody cozy house. In the night you can see delighted brightful bridfe with a sparkling light from the chaopraya cruise.
From Hua lampong I mistook the bus. I took number 49 but actually it should be 53. Just ask random people, because in Thailand some people are nice enough to give us free information without we ask. The bus price is 11 Baht.
Take a little walk and you’ll find people who can lead you there. It is a bit difficult to find by yourself.


After a little rest, we decide to have a tour on walk. Take a random way and we were at a small shopping area. Nice enough to window shopping. Then we see a wat. White wat, i forgot what was that, and after some walk we find out that it is located near the Grand Palace and famous Sleeping Buddha. But the Grand Palace has already closed so we choose to see Sleeping golden Buddha on foot.
Not far, nice to walk there. You can grab so many pictures to love.


Ticket to sleeping buddha is 100 baht. Include free drinking cold water in a small bottle. Nice.
Then have a walk to the grass field near you, there are a pier. With some boats to take you cross the river (to wat arun 3 baht) or touring chao praya river 15 baht (mass transportation).
To get back and tired of walking, we take bus to our hostel, which is passed the famous khaosan road. But i see nothing special there. Take the bus number 53 the price is 11 baht.
O ya, don’t forget to eat shrimp Padthai near the pier. With halal sign. Delicious food with worth 60 baht

Asean traveller Challenge 2


sakit tidak pernah kenal waktu. sedikit flu, sedikit demam, tapi cuma sedikit. bangun pagi (seperti biasa dibangunkan sama partner perjalanan), si bule bule sekamar sudah siap berkemas (dan masih trauma dengan bule gendut yang tidur di ranjang bawah karena semalam dia tidur without pant!).

awalnya ingin malas. pukul 9 tapi sudah terlambat. mestinya keluar ngecek stasiun yang ternyata sudah di survei duluan sama si partner ini. I can say that this is a journey of a half believer and a half atheist.

selesai check out, ambil uang deposit, berfoto dengan pemilik hostel, and leave phuket! see ya next time, dear old town.


naik apa?
harga berapa?

we have no idea. meskipun sudah mengumpulkan informasi dari internet, tetap saja ada satu dua ragu yang menyapa. Phuket pagi hari, terik membakar.

tapi akhirnya diputuskan untuk berjalan kaki ke terminal 1, mencari bis yang mirip odong-odong anak-anak sore hari. mestinya kita bisa cegat bis ini di jalan, tapi karena tidak yakin dan juga tidak bisa negosiasi, mengorbankan sedikit pegal dan sedikit berat untuk dapat mengeksplor kota tua Phuket beberapa foto  manis di dapat, dan sempat mampir ke toko jajanan. takut mahal di stasiun, nasi bungkus styrofoam pun di jajal. harganya? 35 baht. standar harga per sekali makan disini adl 50 baht, bagi kami para backpacker.

baik sekali ada orang yang dengan sendirinya mengingatkan bahwa ini chicken dan ini pork. baik sekali orang itu tiba tiba menunjuk-nunjuk sesuatu yang sepertinya tidak bisa saya makan. dengan sedikit senyum dan sedikit bumbu antusias, saya persilakan dia memberi petunjuk. di akhir percakapan, saya tangkupkan tangan di dada dan mengangguk kecil sambil bilang 'thank you' karena belum fasih melafaskan terimakasih dalam thai.

makanan halal di beli, botol minum di kantongi, jalan kaki lah  kita ke terminal satu.

dan di terminal terpencil yang sangat kecil itu, I founded how clean that small place is. sangat bersih.

bis pink yang akan membawa kita menuju terminal dua belum siap. menunggu beberapa saat, eksplor beberapa tempat, dan ada warung makanan halal, tapi tak begitu ramah.

so here's the journey.

tujuan kami dari phuket adalah ke Bangkok. menurut keterangan ibu baik hati pemilik hostel, ke bangkok lebih enak naik bis seharga 950 baht. tapi kami pilih naik kereta.

dari phuket town atau terminal satu naik odong-odong warna pink ke terminal dua harganya 10 baht


dari terminal 2 ke Suratthani naik minibus. ada juga bus ada minibus. tapi bus tidak antar kita sampai ke stasiun. jadi kalau mau diantar sampai ke stasiun naik minibus. harganya sama 200 baht. cuma kalo mau minta di antar ke stasiun tambah lagi 50 baht untuk pak sopir.


tapi saya menyesal tambah 50 baht karena ternyata jarak di turunkan penumpang oleh bus ke stasiun tidak terlalu jauh. bisa jalan kaki, jadi 50 baht nya bisa dipake beli makan dan minum.

beli tiket kereta sambil nanya-nanya ke petugas untuk harga tiket. akhirnya kami pilih tiket seharga 398 baht untuk seat dan fan. kalo sleeper dan AC beda lagi harganya. pokoknya itu harga termurah.

eksplor kota SuratThani dan dapat beli gelang seharga 40 baht yang tidak bisa ditawar. bismillah semoga selamat sampai di Bangkok karena ada demonstran itu. amin

kereta ngaret dari yang seharusnya 18:38 jadi 19:00 tapi tak apa. banyak bule yang bisa di jadikan sebagai objek jepretan. tapi perjalanan ini banyak memberi arti akan kata-kata. how the words could possibly hurts. jadi sebaiknya berbicara sesuai konteks dengan siapa, dimana dan kapan pembicaraan itu dilakukan. that's really matter.

uang menipis. tahan kembang kempis. semoga ada jalan begitu tiba di bangkok nanti. amin.

oya dan satu lagi, pedagang di Phuket ataupun Suratthani tidak ada yang ngoyo kalo dagang. mereka tidak akan memaksa kita untuk melihat dagangannya, tidak memanggil-manggil, semua aman tentram, tidak protes kalau di tawar-tawar. semua ramah. I love thai people.

kereta seharga 398, kipas angin, kursi luas, ada meja untuk makan. really worthied but I miss my country.


Tuesday 11 February 2014

Asean Traveller. Challenge 1

Morning, Phuket! *menangkupkan tangan di depan dada*

Did I mention how bless I feel to be in this town? plenty of tourist, wisata yang hidup, masyarakat yg sejahtera, aman dan sepertinya tidak terganggu dengan bising demonstrasi di ibu kota.

orang orangnya ramah. ibu di tempat saya menginap ramah. everyone is very nice. I am blessed to be here.










I lived in Win Backpacker hostel. it is such a greatest choice my friend has made. lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian Kota Tua phuket yang sekarang ini sedang ada festival. tapi juga tidak terlalu dekat jadi bisingnya ga dapet tapi kepeleset juga nyampe





to Big Buddha.

tempat ini se worthied yang diceritakan orang-orang. view point from uphill, giant Buddha statue, tourism blessed with monks, and many other thing you can see.

free entry, that was the best part! haha
free shoulder cover!
everything is free, but if you want donate, they got the box!








the beach are totally typical beach. plenty of bule sleeping under the umbrella, blue sea, white cloud. not really special for me. but it's nice.

makanan di Phuket town kisarannya 50 baht. tempat favorit saya, dan satu-satunya tempat makanan halal adalah warungnya Abdul. he has the best beef kari dgn harga 50 baht plus nasi. teh tawar vanilla yang enak di perut apalagi setelah seharian angin-anginan di pantai. best place best food meskipun dari segi lokasi warungnya tidak terlalu nyaman, no AC sempit dan panas.



kalo di pantai standarnya 85 baht. beruntung saya dapat tempat yang agak pinggiran dengan noodle soup yg enyak enyak 50 baht. bismillah semoga halal

malamnya kembali ke festival, moment yang lebih seru dari malam kemarin menyapa. It's best to see this town in weekend.
Dies Natalis PSB 2013