Reddress Girl

Reddress Girl

Wednesday 12 February 2014

Asean traveller Challenge 2


sakit tidak pernah kenal waktu. sedikit flu, sedikit demam, tapi cuma sedikit. bangun pagi (seperti biasa dibangunkan sama partner perjalanan), si bule bule sekamar sudah siap berkemas (dan masih trauma dengan bule gendut yang tidur di ranjang bawah karena semalam dia tidur without pant!).

awalnya ingin malas. pukul 9 tapi sudah terlambat. mestinya keluar ngecek stasiun yang ternyata sudah di survei duluan sama si partner ini. I can say that this is a journey of a half believer and a half atheist.

selesai check out, ambil uang deposit, berfoto dengan pemilik hostel, and leave phuket! see ya next time, dear old town.


naik apa?
harga berapa?

we have no idea. meskipun sudah mengumpulkan informasi dari internet, tetap saja ada satu dua ragu yang menyapa. Phuket pagi hari, terik membakar.

tapi akhirnya diputuskan untuk berjalan kaki ke terminal 1, mencari bis yang mirip odong-odong anak-anak sore hari. mestinya kita bisa cegat bis ini di jalan, tapi karena tidak yakin dan juga tidak bisa negosiasi, mengorbankan sedikit pegal dan sedikit berat untuk dapat mengeksplor kota tua Phuket beberapa foto  manis di dapat, dan sempat mampir ke toko jajanan. takut mahal di stasiun, nasi bungkus styrofoam pun di jajal. harganya? 35 baht. standar harga per sekali makan disini adl 50 baht, bagi kami para backpacker.

baik sekali ada orang yang dengan sendirinya mengingatkan bahwa ini chicken dan ini pork. baik sekali orang itu tiba tiba menunjuk-nunjuk sesuatu yang sepertinya tidak bisa saya makan. dengan sedikit senyum dan sedikit bumbu antusias, saya persilakan dia memberi petunjuk. di akhir percakapan, saya tangkupkan tangan di dada dan mengangguk kecil sambil bilang 'thank you' karena belum fasih melafaskan terimakasih dalam thai.

makanan halal di beli, botol minum di kantongi, jalan kaki lah  kita ke terminal satu.

dan di terminal terpencil yang sangat kecil itu, I founded how clean that small place is. sangat bersih.

bis pink yang akan membawa kita menuju terminal dua belum siap. menunggu beberapa saat, eksplor beberapa tempat, dan ada warung makanan halal, tapi tak begitu ramah.

so here's the journey.

tujuan kami dari phuket adalah ke Bangkok. menurut keterangan ibu baik hati pemilik hostel, ke bangkok lebih enak naik bis seharga 950 baht. tapi kami pilih naik kereta.

dari phuket town atau terminal satu naik odong-odong warna pink ke terminal dua harganya 10 baht


dari terminal 2 ke Suratthani naik minibus. ada juga bus ada minibus. tapi bus tidak antar kita sampai ke stasiun. jadi kalau mau diantar sampai ke stasiun naik minibus. harganya sama 200 baht. cuma kalo mau minta di antar ke stasiun tambah lagi 50 baht untuk pak sopir.


tapi saya menyesal tambah 50 baht karena ternyata jarak di turunkan penumpang oleh bus ke stasiun tidak terlalu jauh. bisa jalan kaki, jadi 50 baht nya bisa dipake beli makan dan minum.

beli tiket kereta sambil nanya-nanya ke petugas untuk harga tiket. akhirnya kami pilih tiket seharga 398 baht untuk seat dan fan. kalo sleeper dan AC beda lagi harganya. pokoknya itu harga termurah.

eksplor kota SuratThani dan dapat beli gelang seharga 40 baht yang tidak bisa ditawar. bismillah semoga selamat sampai di Bangkok karena ada demonstran itu. amin

kereta ngaret dari yang seharusnya 18:38 jadi 19:00 tapi tak apa. banyak bule yang bisa di jadikan sebagai objek jepretan. tapi perjalanan ini banyak memberi arti akan kata-kata. how the words could possibly hurts. jadi sebaiknya berbicara sesuai konteks dengan siapa, dimana dan kapan pembicaraan itu dilakukan. that's really matter.

uang menipis. tahan kembang kempis. semoga ada jalan begitu tiba di bangkok nanti. amin.

oya dan satu lagi, pedagang di Phuket ataupun Suratthani tidak ada yang ngoyo kalo dagang. mereka tidak akan memaksa kita untuk melihat dagangannya, tidak memanggil-manggil, semua aman tentram, tidak protes kalau di tawar-tawar. semua ramah. I love thai people.

kereta seharga 398, kipas angin, kursi luas, ada meja untuk makan. really worthied but I miss my country.


No comments:

Post a Comment

Dies Natalis PSB 2013