Reddress Girl

Reddress Girl

Wednesday 31 July 2013

desperate pretty girl

well, ini kisah2 absurd yang terlintas dengan sangat tiba2.

pertama, ini bulan penuh maaf yang sangat tidak ingin saya gunakan untuk saling membenci. tapi sejatinya perasaan itu tak terhindarkan setiap kali melihat orang-orang yang selalu tampil dengan penuh kebenaran. bersih mulus tanpa dosa. bukan bermaksud untuk skeptis atau apa, tapi kalau terus terusan melihat yang begitu. lama lama bosen juga.

'generasi selanjutnya berhak menikmati alam yang sama dengan yang kita nikmati sekarang. so, jaga dan lestarikan bumi kita'

pertanyaan pertama adalah, apakah kita sekarang, hidup dengan alam yang sama dengan yang dulu nenek kita tempati? jika tidak, maka bersediakah kita untuk kembali ke alam yang sama itu? dengan tinggal di desa misalnya. tentu tidak. admit it, life that you live right now is the best thing you have ever had. than if somebody ask you to move to some old places, how would you feel? so sorry.. but sometimes you have to think twice before tweet.

dan biasanya yang ngomong begitu, masih pake motor kemana mana, masih nebar rokok kemana mana, dan parahnya lagi, tidak bisa menghormati aturan setempat.

but nobody's perfect.

seperti waktu masih SMA dulu, ketika segala sesuatunya masih terlihat hebat dan mengagumkan. ada suatu pelatihan religi, ada dua sih. tapi yang satu lagi ESQ dan sampai sekarang saya masih salut dengan pelatihan itu. tapi satu lagi ini sebut saja pelatihan sholat khusyuk. dari namanya saja sudah wah wah. dan hal absurd yang paling terekam kuat adalah waktu kita semua disuruh berdiri sambil memejamkan mata, merasakan setiap aliran darah dan mengosongkan pikiran. katanya, nanti pelan pelan tangan kita akan jatuh sendiri, dalam posisi rukuk, kemudian berdiri lagi, dan sujud. yang semuanya itu saya terjemahkan dengan 'organ tubuh bergerak sendiri' selama gerakan solat. itu tentu absurd karena semua orang yang ada di ruangan, melakukan gerakan itu, tentu saja, tapi entahlah apakah itu bergerak dengan sendirinya atau memang digerakkan karena perintah sang motivator. yang jelas motivator itu yakin sekali bahwa kita akan bergerak dengan sendirinya tanpa di perintah oleh otak.

sepertinya gw lagi mengalami krisis kepercayaan terhebat.

mungkin cara terbaik untuk bahagia adalah berhenti peduli. stop caring with what they did,, dan mungkin selamanya gw akan hidup di zona abu abu. yang tidak lagi mengklaim sesuatu sebagai tindakan terbaik, bahwa menjaga alam itu perlu tapi lebih perlu lagi menjaga otak.

dan terus berharap semoga saya tidak kehilangan kenikmatan mengagumi. karna kalau iya, maka tidak ada teladan yang cukup saat ini. Serem. 

Sunday 28 July 2013

Siapa suka main kucing-kucingan?

katanya ini adalah permainan paling diingat semasa kecil. yang pastinya semua orang pernah mengalami. meski tafsirannya berbeda di tiap daerah.

ada yang bilang kucing-kucingan itu seperti main petak umpet. yang satu menutup mata dan yang lain sembunyi. maka dengan sengaja si penutup mata itu akan mencari mereka yang bersembunyi. padahal jika dibiarkan, yang bersembunyi itulah yang rugi karna mereka harus menahan diri tidak bergerak sampai di temukan.

ada juga yang main kucing-kucingan itu seperti main kejar-kejaran.. and when you tap them like 'HAP'.. pemain beralih peran. yg jadi tikus jadi kucing, dan sebaliknya. (kalau memang benar itu simulasi antara tikus dan kucing. kalaupun itu ternyata manusia dan kucing.. well, whatever)

nah yg gw alamin saat ini, real adanya. kecuali bagian salah satu dari kita tikus atau kucing, karena dua duanya sama. kalau bukan sama sama kucing, maka sama sama tikus. yang jelas bukan satu kucing satu tikus, atau sama sama manusia. weird.

jadi seperti main petak umpet, atau kejar-kejaran. begitu gw muncul, hap dia hilang. dan begitu gw yakin dia sudah tidak ada. sim salabim. lenyap. lebih baik begitu. meski nyatanya kadang-kadang gw ga juga selalu menghindar kalo dia ada. kalau ini main kejar-kejaran, maka tiap gw ngejar dia, dia jongkok. dan kalo dia udah jongkok gw akan lari kesana kemari untuk menemukan mangsa baru sampai dia berdiri dan kembali ke arena.

dan mungkin sebaliknya.

atau lebih ekstrim lagi. ketika dia mencoba untuk kembali in touch sama gw, gw selalu saja ada alasan untuk diam. dan begitu gw yang terdesak, dia membalas dengan cara yang sama.

gw merasa ini bukan suatu kebetulan. ini adalah suatu cara pengalih perhatian jitu bagi mereka yang susah move on. jitu dan hot jeletot karna bisa bikin hati panas mendidih kalau tau ternyata dia tidak se jahat itu ke orang lain. bahkan bisa lebih sangat ramah se ramah dulu dia nya padaku. hayaaaahh..

jadi, daripada galau dan susah move on.. yuk kita main kucing-kucingan ;)

Friday 26 July 2013

When I'm Going Mad

Apa yang bisa bikin seseorang marah? ignorance? hurt? lie?

penyebab marah bisa macam2. bisa paket unlimited, atau paket kuota. kadang2 ada juga paket unlimited berbonus kuota. dan koneksi internet yang lambat juga bisa jadi penyebab marah.

kalau perempuan yang marah? ga bakal jauh2 dari nangis. satu paket sama kecewa. kecewa dan marah, itu udah parah. menangis bisa jadi satu-satunya jalan. sekalian sambil cuci mata. tapi habis itu biasanya perempuan yang cerdas akan langsung cari pelampiasan. mencari sesuatu yang bisa meredakan emosinya. daripada mengharapkan sesuatu yang kosong.

harapan kosong

itu juga bisa bikin marah. lebih ke kecewa dan sakit hati. itu satu ritme hidup yang gak bisa dihindari dan sangat sesak kalau di jalani. kecewa. sakit hati. kecewa. sakit hati. meleleh air mata gw.

sekarang apa yang tersisa dari suatu hubungan yang berakhir? kenangan. tapi apa yang bisa dilakukan oleh kenangan? bullshit.

gak semua penyesalan datang di akhir. ada juga penyesalan datang di tengah2, tapi di abaikan. pura2 gak menyesal dan tetap terus berjalan lurus. di jalan yang salah. sampai kemudian buntu, dan menyesal lagi. itu sakit hati dan kecewanya dobel.

and when i'm going mad, my heart reminds me of you. the one who never hurt me this hard. and i tease you, and ignore you. and decided the wrong choice. and when i'm going mad, the first name came to my mind is yours. while you're not there any longer.

Thursday 25 July 2013

Pengakuan (tanpa) Dosa

"Everybody's got a dark side. 
Do you love me?
Can you love mine?"

Itu kalau kata Ms. Clarkson. See her first question? She said 'Do you love me?' well that's the basic question. do you love me? so if you do, jump into the second question.. 'Can you love mine?'. which means.. even the lover will not really love each other's past so she still need to ask. just to make sure.

Now, what is your dark side?

Silly question. because nobody will answer it. for real. yang pastinya dia akan jawab tapi jawaban yang sebenar-benarnya hanya akan di berikan pada orang yang sangat di percayai.

Dan saya pun bukan orang dewasa yang cukup bodoh untuk menuliskan secara gamblang my dark side. besides, nobody would care juga sih. ahahaha

Adik saya, aini. umurnya baru tujuh tahun dan dia sudah tumbuh menjadi calon anak gadis yang lincah. Dia ini meski agak tomboi tapi jiwanya masih sangat perempuan. yang unik, setiap kali dia marah atau menyembunyikan sesuatu yang nakal, dia akan tulis di buku hariannya yang ada kunci gemboknya. old school memang. ketawa aja tiap kali dia nulis di diary. jadi inget jaman SMP. nah yang lebih unik lagi, setiap kali ada sesuatu yang ingin dia tulis, nggak ada orang rumah yang nggak tau kalau dia nulis. untuk content apa yang akan ditulis, nggak ada juga orang rumah yang mau tau.
"Pokoknya aku mau nulis rahasia. jangan ada yang liat dan jangan ada yang baca"
kemudian dia akan nulis dengan tekunnya setiap kalimat dan rahasia terbesar hidupnya, dan dengan senyum bangga dia akan menutup diary, mengunci nya dengan gembok dan disimpan di dalam laci khusus buku-bukunya. sangat tidak ada rahasia yang tidak bisa dibongkar dari metode penyimpanan yang seperti itu.

tapi yang pasti, semua orang akan mengakui bahwa dia punya sisi gelap tak terbantahkan. misalnya, saat kau telah lama berjuang untuk mendapatkan kesempatan di wisuda, sedangkan ada temanmu yang dengan mudah memasuki gerbang wisuda sementara kau dengan penuh ambisi melangkah kan kaki ke gerbang universitas demi menghindar. tapi yang bisa kau lakukan hanya tersenyum, memeluk dan memandang temanmu yang telah berjubah hitam di bawah terik matahari. palsu.

bicara soal warna, hitam dan putih itu jelas warna kehidupan. ada orang yang memilih untuk menampilkan sisi hitam dengan dalih 'this  is me, whatever i am' tapi ada juga yang memilih menunjukkan sisi putihnya yang dominan, demi penilaian atau memang benar-benar dirinya yang seperti itu. dan tentu ada juga yang abu-abu. biasanya hidup orang ini lempeng dan jauh dari masalah. masalah yang di ketahui orang banyak maksudnya. tentu dia punya banyak tapi dia lebih untuk tidak menampilkan. dan biasanya berada di dekat orang seperti ini aura nya positif. biasanya.

well my point is,
living in your dark side, admit it and be happy. tapi jenis dark side yang selalu benci dengan kebahagiaan orang lain, itu menyusahkan.

satu yang saya tau dan saya ingin akui disini adalah, ada orang yang selalu bisa mengingatkan kepada sisi gelap yang ingin saya sembunyikan selamanya, namun tak akan pernah bisa. setiap virus yang ditularkan oleh orang itu, selalu bisa membuat saya merasakan dua hal sekaligus. berbunga dan membusuk. semua sekaligus menjatuhkan. even just one 'Hi'.. sampai kapan ini akan bertahan, hanya waktu dan Tuhan yang tahu.


Wednesday 24 July 2013

Seribu Cerita Satu Bingung

masih dengan tema pertanyaan yang sama. I (still) can't stop questioning about life. bahkan nonton tivi sekarang pun tidak nyaman. karena meski mata tertuju pada satu titik dan mulut terkunci, otak tetap berputar menjelajah berbagai sudut absurditas kehidupan.

kenapa daging sapi saja kita harus beli dari luar? apa manusia yang segitu banyaknya (sampai-sampai untuk hamil saja harus dibatasi dengan imbauan "DUA CUKUP") ini tidak ada yang mampu untuk berkelompok membentuk suatu peternakan atau entah apalah demi memasok kebutuhan daging?

kalau misalnya untuk memasok kebutuhan sendiri saja kita (yang segini banyaknya) belum mampu, kenapa jumlah kita harus dibatasi? bukankah jika nantinya ketambaha penduduk akan menghasilkan penambahan berpikir? sumbangsih idea? atau minimal sumbangsih tenaga?

dalihnya sih jelas, kebutuhan membengkak jika jumlah penduduknya banyak. dengan asumsi kurang lebih seperti ini:

setiap manusia membutuhkan setidak nya 1kg daging untuk seumur hidupnya. maka jika ada 50 manusia, mereka akan butuh 50 kg daging. semakin banyak jumlah manusia maka akan semakin besar pula jumlah kebutuhan daging, yang tentu saja taraf ekonomi semua manusia itu harus sama. sama sama mampu membeli daging 1kg.

sebuah kemungkinan yang memiliki peluang sangat kecil apabila dibandingkan dengan realita yang ada. karena pada kenyataannya, kemampuan ekonomi setiap orang jelas berbeda. ada yang mampu membeli daging hingga 5kg, ada juga yang mungkin hanya mampu membeli 0,5 kg seumur hidupnya. ketimpangan yang sungguh sangat sulit diukur bagi mereka yang menginginkan kerja instan. tapi.. siapa sih yang tidak mau kerja instan? cepat selesai, cepat dapat uang, agar cepat juga dihabiskan. dan begitu siklusnya.

bagaimana jika, pertumbuhan manusia yang hanya mampu membeli 0,5kg daging itu sebesar 2 orang per hari, sedangkan pertumbuhan manusia yang mampu membeli daging, sebut saja 1kg, sebesar 1 orang per dua hari.

maka menekan jumlah penduduk tidak akan begitu berpengaruh signifikan. bukan?

tapi memang, itu formulasi yang terlalu amat sederhana. tak akan sebanding dengan apa yang tengah dikerjakan bapak-bapak di gedung sana yang tengah membanting tulang demi kesejahteraan bangsa. tidak usah dipikirkan. saya bukan apa-apa kok. cuma orang yang terlalu bingung menonton pemberitaan media.

mungkin suatu hari saya harus mencoba untuk kerja di media.

tinggalkan persoalan daging, karena saat ini sudah ada yang mengurusi dan bukan lah tanggung jawab saya untuk ikut menghujat sana sini. tak baik. bagaimana jika suatu hari nanti saya lah yang ada di posisi itu dan ternyata apa yang saya bingungkan saat ini mendapat jawaban yang begitu berkebalikan dengan apa yang saya bayangkan. ah ruwet.

karena dalam seminggu ini saya selalu kedatangan tamu dalam mimpi. tokoh tiap malamnya berbeda. tapi ada juga tokoh yang selalu sama. saya.

bahkan kadang-kadang saya juga tak mengerti mengapa mereka bisa muncul dengan begitu nyata karena saya.. memikirkan mereka pun tidak. namun berkat mimpi-mimpi aneh itu saya kembali mengingat mereka, mencoba menelusuri kembali hal menarik apa yang pernah kita alami bersama, sebagai teman. tapi yang tetap membingungkan adalah, teman saya banyak tapi kenapa hanya mereka yang datang? weird but true.

sekarang.. dengan bergaya saya akan meloncat ke suatu persoalan tentang 'salah'. ga bakal ada hidup yang lempeng banget. tanpa salah. yes, I have ever did those mistakes.

pacar pertama itu memang kesalahan terbesar, yang mungkin tak akan pernah bisa diajak kompromi. tak mau saya berdamai dengan kesalahan besar satu itu.

tapi ada juga, yang sampai sekarang tak ingin saya akui sebagai kesalahan. ada.

sampai sekarang, saya masih harus terus dihantui pertanyaan yang sama. bagaimana caranya, menghapus ingatan jika setiap nada lagu yang menjadi kesukaan, ada jejaknya. di setiap satu kata kunci yang mungkin tak disengaja diucapkan oleh orang lain, saya bisa mencium ingatannya.

bagaimana bisa berdamai dengan kisah yang, telah mampu membuat blog ini hidup kembali. jika rasa sungkan itu selalu ada, demi mendapati namanya hadir di setiap percakapan dunia maya. seperti biasa, tanpa nyata..

bagaimana caranya?

menghindar cara terbaik. pura-pura bisu,seperti anak kecil yang sedang bermusuhan. saling mendiamkan dan meniadakan. berhasil di tahap awal. seiring waktu, ada semacam perasaan tak tertahankan yang kemudian menjadikan saya, tidak hanya menghindar dari nya, tapi menghindar dari semua yang meninggalkan jejaknya. situs dunia maya, yang kerap memunculkan dirinya, semua musik, film, apapun. apapun.

menyibukkan diri menjadi pilihan selanjutnya. tenggelam dalam dunia baru yang saya bangun sendiri. dengan semua keasyikan yang tentu memiliki umur. tak lama. cukup membuai. karena selanjutnya saya masih tetap harus memikirkan cara selanjutnya jika gejolak semacam itu hadir lagi.

kadang pikiran negatif tentang dia cukup mampu menghibur. bahwa disana, dia telah menemukan 'dia nya'. bahwa dia sekarang sudah senang dengan aktivitasnya, dan tidak se desperate saya. itu biasanya ampuh itu menghilangkan bayang-bayangnya. dan sepertinya saya hanya butuh pembuktian atas pemikiran negatif itu. supaya.. ya lebih tenang saja. dalam menjalani pilihan dan resiko yang sudah saya ambil dari awal. bukan karena terpaksa, tapi karena bertanggung jawab.

Tuesday 23 July 2013

Memang ada pertanyaan yang penting?

sadar atau tidak, dalam hidup ini terlalu banyak orang yang melontarkan pertanyaan yang jauh dari penting.
sadar atau tidak, di bangku kuliah pun banyak yang kemudian mengangkat tangan di setiap akhir pemaparan dosen karena dua  alasan. memang ada bagian yang tidak dia mengerti, atau dia hanya ingin semua mata memandang ke arahnya dan bergumam 'oooh dia paham'. sementara sisanya terkantuk-kantuk menunggu waktu.


hari ini saya bisa bicara, tentang keindahan, kelestarian, dan manfaat alam untuk kehidupan.

Hari ini saya bisa memunguti sampah di bantaran kali, demi kebersihan. demi kelestarian, dan demi menjaga kelangsungan hidup orang banyak.

Hari ini saya bisa ikut berteriak marah terhadap masyarakat yang terintimidasi, yang dirampas haknya oleh orang-orang yang jauh lebih berkuasa dengan tumpukan dolar di kakinya.

tapi besok?

Universitas tidak pernah mengajarkan saya untuk menjadi mahasiswa idealis. bangku kuliah lebih dominan menanamkan bahwa bekerja di sebuah perusahaan besar akan menjamin kelangsungan hidup saya dan anak cucu kelak. mereka menjanjikan uang yang besar, dengan jaminan ini itu. tentu tidak bisa dipungkiri bahwa : Ya saya butuh itu.

Pengalaman justru mengajarkan sebaliknya. menyaksikan langsung hal-hal dari kulit luarnya, yang tentu membuat miris nurani. menyaksikan rekaman-rekaman bangsa yang kurus kering sementara di sekelilingnya berkeliaran bule-bule telanjang membawa papan selancar. gambaran yang amat parah untuk negeri se kaya Nusantara ini.

lantas apakah kemudian saya tersentuh? jawabnya tentu saja.

pertanyaan selanjutnya, apakah yang tersentuh itu akan berlangsung lama? *angkat bahu* tergantung.

secara penampakan luar tentu saya bisa membedakan mana pihak yang terintimidasi dan mana pihak yang mengintimidasi. tentu saja. mudah itu.

namun bagaimana jika, rekaman tersebut tertinggal di benak saya, meski berupa serpihan paling kecil sekalipun, itu tertinggal dan terus berputar. maka hal tersebut akan terus ada, mengganggu kinerja tubuh untuk beristirahat karena masih ada satu bagian kecil dari otak yang enggan diajak diam.

maka saya akan terus menelusuri wajah-wajah sedih itu, berganti lagi dengan wajah-wajah berkuasa penuh kemenangan, kemudian akan tercetus satu pemikiran paling jahat:

kenapa mereka tidak dari dulu mempertahankan haknya?
apakah dulu mereka tak paham? maksud saya, benar-benar dalam keadaan sangat tidak paham?
ataukah kekuatan itu baru muncul?
melalui apa kekuatan itu muncul?
apa berupa tangan-tangan Tuhan yang membantu dari penjuru mata angin?
lantas kenapa mereka baru datang sekarang?
saat misalnya tanah itu terlanjur dirampas dan bertumbuh?
lantas kesejahteraan macam apa yang diharapkan oleh orang-orang itu? pihak penolong dan pihak yang di tolong setelah ijin telah tercetak dalam lembar lembar hitam putih yang bahasa nya rumit sekali.

hari ini saya bisa apa?

bingung. hanya itu.

saya hanya bisa terus mempertanyakan sambil terus menyimak jawaban yang makin lama makin simpang siur. makin membenarkan posisi masing-masing pihak. tanpa ada setitikpun celah salah satu membenarkan yang lain.

karena hari ini saya belajar,
di dalam ruangan penuh ac. yang dingin dan menjanjikan uang saku cukup banyak untuk berlibur ke luar negeri. yang jelas tercetak nyata, dan menidurkan mimpi-mimpi tentang kesejahteraan.

karena disinipun jelas tergambar janji konsep kesejahteraan yang lebih nyata, dan lebih universal. bagi kedua belah pihak. sekarang mana yang bisa disalahkan?
sekarang apakah anda anda yang masih memegang tinggi idealisme itu akan memuntahkan isi perut anda dan berkata 'mu na'pada saya?

tidak. saya yakin tak akan se ekstrim itu. tentu saja. anda semua orang baik.
paling tidak anda hanya akan tersenyum dan geleng-geleng kepala (jika anda cukup bijak). dan terus menjalani hidup anda sebagai... (isi sendiri)

karena kemelut ini , tidak akan pernah punya akhir.

Friday 5 July 2013

Absurditas Pernikahan Beradab

Pernah baca novel yang kurang terkenal? cobalah. nantinya anda akan mendapatkan satu gambaran cerita yang berbeda dari yang dimiliki oleh orang-orang kebanyakan. tapi tentu bukan jenis novel yang berkisah tentang cinta belaka. karena hal tentang cinta terlalu mutlak dan dangkal untuk di bahas. saya percaya, bahwa setiap novel, seberat apapun itu, pasti menyelipkan kisah tentang cinta. jadi, buat apa membaca satu kisah yang hanya tentang cinta?

Intermezzo sedikit, ada novel tebal dan tentang sejarah gadjah mada dan majapahit yang ditulis dalam rangkaian lima buku. yang kelimanya jika ditumpuk akan sanggup mengalahkan sepatu hak tinggi milik ibu ibu bahenol. inti kisah adalah tentang sejarah peradaban nusantara, tapi apa sehambar itu kisahnya? tidak. ribuan kisah cinta bertebaran disana. mulai dari yang hanya sebagai pelengkap, penyelip, bahkan menjadi bahan cerita yang cukup panjang. Dan Brown misalnya. mengisahkan petualangan yang menguak berbagai misteri yang berkaitan dengan kehidupan seisi bumi, apakah tanpa kisah cinta? yaa minimal adegan sex ada lah berlembar-lembar.

intinya, saya ingin mengungkap kan sedikit kemiripan yang saya temukan di kehidupan pribadi, dan itu baru saja terjadi di hadapan mata.

Manusia Langit judul novelnya. singkat cerita, mengisahkan tentang kehidupan seorang akademisi, dosen muda yang kemudian memilih jalan hidup yang berbeda. dengan alibi mencari sejarah tentang orang nias, ia ikut hidup bersama penduduk nias selama kurang lebih dua tahun,. waktu yang cukup untuk sekedar jatuh cinta dan ingin meminang sang gadis.

Adat yang berlaku di suku tersebut mengharuskan sang lelaki membayar biaya yang cukup mahal demi mempelai wanita. yang kesemuanya itu harus di tepati demi harga diri. bukan hanya 10 atau 20 ekor babi. tetapi 300 atau 400. ada perhitungan adat yang harus di tepati. malangnya, dari seluruh harta itu, yang tentu sebagian merupakan hasil hutang, si mempelai wanita tidak akan kebagian sedikitpun. justru sebaliknya. ia akan turut bekerja membanting tulang demi melunasi hutang2. daging babi yang di potong selama pesta akan di bagi-bagikan kepada sanak saudara mempelai kedua belah pihak dan kepada seluruh rakyat di wilayah tersebut. absurd. perempuan hanya sebagai simbol. tetapi itulah adat. bagi manusia yang beradab, tentu akan mengikuti adat demi harga diri. meski mahal.

sedikit banyak saya temukan kemiripan absurd dengan perhelatan pernikahan dari keluarga besar di sini, di manado. tentang adat mempelai perempuan yang tidak boleh keluar dari kamar, dan apalagi bertemu dengan mempelai laki-laki. untuk adat kedua masih bisa diterima, mungkin biar tercipta rasa kangen atau entah apa. tapi untuk larangan keluar kamar? sesungguhnya sebagai pribadi yang sangat tercampur terkontaminasi dan teraduk, saya juga belum bisa membedakan apakah itu adat manado atau adat gorontalo.

mempelai, pengantin, dilarang keluar kamar? why???
tapi itulah adat. hanya dijalankan bagi mereka yang masih beradab menjaga dan menjalani secara turun temurun demi jati diri. meski sampai usia se begini ini, saya belum bisa menemukan seutuhnya. jati diri, atau apa yang ingin di cari.

sungguh satu sindiran besar ada pada buku manusia langit secara tak sengaja 'dia ini seperti tak punya tujuan hidup. bebas semaunya sampai-sampai keluyuran kesana kesini, mau jadi penulis tapi tak satupun bukunya yang terbit'. haha. tapi, berhentilah menasihati. bukan sok tau atau apa, saya hanya tidak ingin nama anda tercemar dalam otak dan batin ini. suatu saat jika saya butuh, saya pasti akan bertanya. berhentilah menjawab atas sesuatu yang tidak ditanyakan.


Flaneur. seorang flaneur mungkin. saya.

banyak tamparan hidup yang bisa saya temukan secara cuma-cuma dari buku yang saya temukan di tumpukan buku di gramedia fair. Manusia Langit salah satunya. arkeolog, yang ternyata mengibaratkan kampusnya sendiri sebagai langit. bagi mereka yang tak pernah mengenyam pendidikan di universitas ternama negeri, tentu akan terus mendamba membayangkan jika mereka berada di antara dunia itu. sedangkan bagi mereka yang berkesempatan emas mengenyam pendidikan di universitas2 ternama negeri ini, tentu pula berkesempatan menyaksikan borok-borok yang dikelilingi rapat2 dengan tembok tinggi menjulang nan kokoh serta argumentasi sakti ala professor. tak terkalahkan.


desain hidup ini bukan lah persegi, segitiga, apalagi garis lurus. akan selalu ada banyak sudut pandang dalam menilai suatu masalah. sayang sekali jika hidup hanya diwarnai dengan satu warna satu sudut. meski itu adalah sudut yang paling putih sekalipun.

bwahahahahahahahaha

terlalu banyak yang bisa ditumpahkan disini. meski agak pribadi, tetapi perhelatan pernikahan selalu menarik untuk dibincangkan. menguak berbagai sisi, menghadirkan berbagai cerita, yang jika di olah oleh tangan yang berbeda akan menghasilkan cerita dengan desain yang berbeda pula. tergantung sudut pandang.


Tuhan, semoga sebelum namaku tercantum dalam sajian doa arwah, aku sudah menemukan hidupku ini akan kemana.


minimal satu saja buku karyaku bisa diterbitkan. karena hanya dengan begitu, kelak jika jasad ini tak lagi disini, nama ku tak hilang dari sejarah. aku ingin menulis meski dengan darah.

Thursday 4 July 2013

Masa lalu, Payung, dan Hujan

Masa lalu, selalu mempunyai tempat tersendiri untuk dikenang. Kenangan itu bisa jadi lucu, bisa jadi pula membanggakan, meski kenangan sedih dan pahit juga tak jarang ikut mewarnai.

Langit Kresna Hariadi, berhasil mengubah kenangan menjadi kisah menarik dan renyah untuk di baca, di benamkan dalam-dalam ke dalam pikiran dan menjadi satu kekuatan magis tersendiri yang mampu membangkitkan semangat cinta nusantara. sedetik pernah terbersit di otak saya, kenapa kemudian Indonesia yang dipilih? bukan Nusantara? bukankah Indonesia adalah nama adaptasi pemberian Belanda? haha

 lazimnya seorang manusia  yang sedang bertumbuh, kita semua memiliki sejarah yang pantas dan tak pantas untuk di kenang. bagian dari yang tak pantas untuk dikenang itu lah yang biasanya menjadikan kita kuat dan bisa berdiri seperti sekarang ini. berbicara tentang masa lalu....

ada satu perbedaan besar yang nyaris tidak bisa mengungguli antara satu dan lainnya. antara kamu, dan dia.

kamu itu hujan. yang bisa sangat bervariasi, bisa kecil, bisa juga besar. bisa menentramkan, bisa juga menakutkan. menimbulkan gejolak tak ubahnya seperti anak remaja. kamu kadang bisa membuahkan penyakit, tetapi juga bisa mendatangkan kesejahteraan. volume dan ritme mu bergantung cuaca. bergantung musim, tak tentu dan tak statis. itu kamu. bisa membuatku sakit di dera flu tak berkesudahan, dan bisa juga menyelamatkan aku dari bencana kekeringan.

dan dia?

Dia itu payung besar. payung besar yang selalu ada melindungi dan menaungi. kemanapun melangkah, di bawah terpaan matahari yang garang aku tak khawatir. di dera hujan pun kuyup tak sanggup menyapa. aku aman. nyaris selalu aman dengan payung besar itu. selalu menjaga dari terpaan apapun. termasuk hujan sekalipun.

Kata orang hidup itu adalah pilihan. berada di bawah naungan payung atau berbasah hujan adalah juga pilihan. mungkin bukan pilihan tersulit dalam hidup yang akan ku jalani entah untuk berapa tahun lagi. yang pasti, jika pilihan itu tak kunjung berubah, aku tahu satu hal. namamu, pasti abadi dalam kisah sejarah yang akan aku torehkan.


Shine



Dies Natalis PSB 2013