Reddress Girl

Reddress Girl

Friday 5 July 2013

Absurditas Pernikahan Beradab

Pernah baca novel yang kurang terkenal? cobalah. nantinya anda akan mendapatkan satu gambaran cerita yang berbeda dari yang dimiliki oleh orang-orang kebanyakan. tapi tentu bukan jenis novel yang berkisah tentang cinta belaka. karena hal tentang cinta terlalu mutlak dan dangkal untuk di bahas. saya percaya, bahwa setiap novel, seberat apapun itu, pasti menyelipkan kisah tentang cinta. jadi, buat apa membaca satu kisah yang hanya tentang cinta?

Intermezzo sedikit, ada novel tebal dan tentang sejarah gadjah mada dan majapahit yang ditulis dalam rangkaian lima buku. yang kelimanya jika ditumpuk akan sanggup mengalahkan sepatu hak tinggi milik ibu ibu bahenol. inti kisah adalah tentang sejarah peradaban nusantara, tapi apa sehambar itu kisahnya? tidak. ribuan kisah cinta bertebaran disana. mulai dari yang hanya sebagai pelengkap, penyelip, bahkan menjadi bahan cerita yang cukup panjang. Dan Brown misalnya. mengisahkan petualangan yang menguak berbagai misteri yang berkaitan dengan kehidupan seisi bumi, apakah tanpa kisah cinta? yaa minimal adegan sex ada lah berlembar-lembar.

intinya, saya ingin mengungkap kan sedikit kemiripan yang saya temukan di kehidupan pribadi, dan itu baru saja terjadi di hadapan mata.

Manusia Langit judul novelnya. singkat cerita, mengisahkan tentang kehidupan seorang akademisi, dosen muda yang kemudian memilih jalan hidup yang berbeda. dengan alibi mencari sejarah tentang orang nias, ia ikut hidup bersama penduduk nias selama kurang lebih dua tahun,. waktu yang cukup untuk sekedar jatuh cinta dan ingin meminang sang gadis.

Adat yang berlaku di suku tersebut mengharuskan sang lelaki membayar biaya yang cukup mahal demi mempelai wanita. yang kesemuanya itu harus di tepati demi harga diri. bukan hanya 10 atau 20 ekor babi. tetapi 300 atau 400. ada perhitungan adat yang harus di tepati. malangnya, dari seluruh harta itu, yang tentu sebagian merupakan hasil hutang, si mempelai wanita tidak akan kebagian sedikitpun. justru sebaliknya. ia akan turut bekerja membanting tulang demi melunasi hutang2. daging babi yang di potong selama pesta akan di bagi-bagikan kepada sanak saudara mempelai kedua belah pihak dan kepada seluruh rakyat di wilayah tersebut. absurd. perempuan hanya sebagai simbol. tetapi itulah adat. bagi manusia yang beradab, tentu akan mengikuti adat demi harga diri. meski mahal.

sedikit banyak saya temukan kemiripan absurd dengan perhelatan pernikahan dari keluarga besar di sini, di manado. tentang adat mempelai perempuan yang tidak boleh keluar dari kamar, dan apalagi bertemu dengan mempelai laki-laki. untuk adat kedua masih bisa diterima, mungkin biar tercipta rasa kangen atau entah apa. tapi untuk larangan keluar kamar? sesungguhnya sebagai pribadi yang sangat tercampur terkontaminasi dan teraduk, saya juga belum bisa membedakan apakah itu adat manado atau adat gorontalo.

mempelai, pengantin, dilarang keluar kamar? why???
tapi itulah adat. hanya dijalankan bagi mereka yang masih beradab menjaga dan menjalani secara turun temurun demi jati diri. meski sampai usia se begini ini, saya belum bisa menemukan seutuhnya. jati diri, atau apa yang ingin di cari.

sungguh satu sindiran besar ada pada buku manusia langit secara tak sengaja 'dia ini seperti tak punya tujuan hidup. bebas semaunya sampai-sampai keluyuran kesana kesini, mau jadi penulis tapi tak satupun bukunya yang terbit'. haha. tapi, berhentilah menasihati. bukan sok tau atau apa, saya hanya tidak ingin nama anda tercemar dalam otak dan batin ini. suatu saat jika saya butuh, saya pasti akan bertanya. berhentilah menjawab atas sesuatu yang tidak ditanyakan.


Flaneur. seorang flaneur mungkin. saya.

banyak tamparan hidup yang bisa saya temukan secara cuma-cuma dari buku yang saya temukan di tumpukan buku di gramedia fair. Manusia Langit salah satunya. arkeolog, yang ternyata mengibaratkan kampusnya sendiri sebagai langit. bagi mereka yang tak pernah mengenyam pendidikan di universitas ternama negeri, tentu akan terus mendamba membayangkan jika mereka berada di antara dunia itu. sedangkan bagi mereka yang berkesempatan emas mengenyam pendidikan di universitas2 ternama negeri ini, tentu pula berkesempatan menyaksikan borok-borok yang dikelilingi rapat2 dengan tembok tinggi menjulang nan kokoh serta argumentasi sakti ala professor. tak terkalahkan.


desain hidup ini bukan lah persegi, segitiga, apalagi garis lurus. akan selalu ada banyak sudut pandang dalam menilai suatu masalah. sayang sekali jika hidup hanya diwarnai dengan satu warna satu sudut. meski itu adalah sudut yang paling putih sekalipun.

bwahahahahahahahaha

terlalu banyak yang bisa ditumpahkan disini. meski agak pribadi, tetapi perhelatan pernikahan selalu menarik untuk dibincangkan. menguak berbagai sisi, menghadirkan berbagai cerita, yang jika di olah oleh tangan yang berbeda akan menghasilkan cerita dengan desain yang berbeda pula. tergantung sudut pandang.


Tuhan, semoga sebelum namaku tercantum dalam sajian doa arwah, aku sudah menemukan hidupku ini akan kemana.


minimal satu saja buku karyaku bisa diterbitkan. karena hanya dengan begitu, kelak jika jasad ini tak lagi disini, nama ku tak hilang dari sejarah. aku ingin menulis meski dengan darah.

No comments:

Post a Comment

Dies Natalis PSB 2013