Reddress Girl

Reddress Girl

Wednesday 31 July 2013

desperate pretty girl

well, ini kisah2 absurd yang terlintas dengan sangat tiba2.

pertama, ini bulan penuh maaf yang sangat tidak ingin saya gunakan untuk saling membenci. tapi sejatinya perasaan itu tak terhindarkan setiap kali melihat orang-orang yang selalu tampil dengan penuh kebenaran. bersih mulus tanpa dosa. bukan bermaksud untuk skeptis atau apa, tapi kalau terus terusan melihat yang begitu. lama lama bosen juga.

'generasi selanjutnya berhak menikmati alam yang sama dengan yang kita nikmati sekarang. so, jaga dan lestarikan bumi kita'

pertanyaan pertama adalah, apakah kita sekarang, hidup dengan alam yang sama dengan yang dulu nenek kita tempati? jika tidak, maka bersediakah kita untuk kembali ke alam yang sama itu? dengan tinggal di desa misalnya. tentu tidak. admit it, life that you live right now is the best thing you have ever had. than if somebody ask you to move to some old places, how would you feel? so sorry.. but sometimes you have to think twice before tweet.

dan biasanya yang ngomong begitu, masih pake motor kemana mana, masih nebar rokok kemana mana, dan parahnya lagi, tidak bisa menghormati aturan setempat.

but nobody's perfect.

seperti waktu masih SMA dulu, ketika segala sesuatunya masih terlihat hebat dan mengagumkan. ada suatu pelatihan religi, ada dua sih. tapi yang satu lagi ESQ dan sampai sekarang saya masih salut dengan pelatihan itu. tapi satu lagi ini sebut saja pelatihan sholat khusyuk. dari namanya saja sudah wah wah. dan hal absurd yang paling terekam kuat adalah waktu kita semua disuruh berdiri sambil memejamkan mata, merasakan setiap aliran darah dan mengosongkan pikiran. katanya, nanti pelan pelan tangan kita akan jatuh sendiri, dalam posisi rukuk, kemudian berdiri lagi, dan sujud. yang semuanya itu saya terjemahkan dengan 'organ tubuh bergerak sendiri' selama gerakan solat. itu tentu absurd karena semua orang yang ada di ruangan, melakukan gerakan itu, tentu saja, tapi entahlah apakah itu bergerak dengan sendirinya atau memang digerakkan karena perintah sang motivator. yang jelas motivator itu yakin sekali bahwa kita akan bergerak dengan sendirinya tanpa di perintah oleh otak.

sepertinya gw lagi mengalami krisis kepercayaan terhebat.

mungkin cara terbaik untuk bahagia adalah berhenti peduli. stop caring with what they did,, dan mungkin selamanya gw akan hidup di zona abu abu. yang tidak lagi mengklaim sesuatu sebagai tindakan terbaik, bahwa menjaga alam itu perlu tapi lebih perlu lagi menjaga otak.

dan terus berharap semoga saya tidak kehilangan kenikmatan mengagumi. karna kalau iya, maka tidak ada teladan yang cukup saat ini. Serem. 

No comments:

Post a Comment

Dies Natalis PSB 2013