Reddress Girl

Reddress Girl

Tuesday 11 February 2014

ASEAN Traveller (day 0/17)

Well, here's the day I have been waiting for six months!
Setelah beli tiket dengan iseng dari jauh-jauh hari, akhirnya 7 februari datang juga.

Baru mulai berangkat, sudah dapat challenging dari berbagai arah. Mulai dari badan yang tiba-tiba nge drop, sampai lens pen yang hilang (dan sudah ga lagi megang rupiah karena budget pas-pasan). Untunglah Tuhan menitipkan ku pada orang yg sangat sangat bijaksana. Here's that wise man



Bought my ticket six months before, and got no best deal. Pelajaran pertama yang saya ambil dari perjalanan ini adalah jangan terburu-buru menentukan itu tiket dengan harga termurah atau tidak. Beli dari 6 bulan sebelum got no guarantee bahwa tiket anda adalah tiket dgn harga termurah. untuk backpacker seperti saya, price is really a matter jadi setiap puluhan ribu saya timbang masak-masak.

Destinasi pertama adalah Phuket-Thailand yg tiketnya saya sambar dengan harga 1jt rupiah. tiga bulan kemudian muncullah iklan iklan promo dengan maskapai yg sama (Air Asia) dgn harga 459rb rupiah. damn

kedua, bawaan. saya mencoba untuk menjadi cewek tidak ribet yg hanya membawa baju 4 pasang dan perlengkapan mandi/lotion/bedak. plus kamera kit tentunya. and here's the first problem challenging me.

Melewati counter check in mulus saja karena saya tidak membeli bagasi dan sudah web check in sebelumnya jadi langsung melesat ke atas menuju loket imigrasi. di loket imigrasi pun masih mulus-mulus saja, karena petugas yang mungkin terlatih untuk menanyakan setiap detail penumpang itu bertanya hal-hal yang semakin detail seperti kuliah dimana, jurusan apa, berangkat sama siapa, dan orang tua kerja apa. but that isn't the problem.

melewati counter airport tax pun juga tidak ada masalah karena memang sudah diperhitungkan sebelumnya, 150.000 masih berlaku di Indonesia untuk airport tax.

masalah muncul ketika melewati scanner. disitulah tas saya tertangkap membawa barang yang dilarang. rasa penasaran pun muncul dengan sedikit bumbu jengkel karena yg saya bawa di tas selempang hanya kamera dan perlengkapannya beserta dompet dan notebook. Dan ternyata yang menjadi masalah adalah parfum! yes! tidak boleh membawa cairan parfum/sabun/apapun lebih dari 100 ml kata sang petugas yang bijaksana. saya mencoba untuk bernegosiasi karena oh tidak, how will you travel without that precise thing?! besides, you're a woman.

setelah beberapa menit akhirnya saya menyerah dan menuruti saran mereka untuk menyimpan backpack di bagasi. pun ketika melewati petugas imigrasi, as they have told me before, bahwa saya tidak diijinkan keluar lagi jika sudah masuk. dengan agak sedikit kesal karena di sana tidak boleh masuk dan disinipun tidak boleh keluar akhirnya saya berbicara dgn bapak yang sepertinya berwenang. passport ditahan, dan saya melenggang turun.

memutar balik melewati gerbang-gerbang dan masuk lagi ke counter check in. antri sebentar, dan setelah saya tanya berapa harga bagasi, jawabannya di luar prediksi. awalnya saya siap membayar, tapi setelah tahu harga bagasi adl 315ribu per 20kg, maka saya keluar lagi dari antrian.

agak kesal dan hampir memutuskan untuk batal berangkat karena alasan konyol, jadilah saya duduk di pojokan ruang check in. untungnya ada kursi disitu. berusaha menghabiskan bento yg dibeli dari baranang siang, karena di atas sana air minum tidak boleh lewat jadi harus dihabiskan. setelah enek makan, akhirnya saya hanya bisa memandang kosong loket cek in yang jauh disana. apa iya saya harus mengeluarkan 315ribu untuk bagasi? lagipula ini pasti akan kembali terulang di bandara-bandara lain nanti (destinasi setelah ini kamboja, vietnam, singapura dan malaysia).

akhirnya saya putuskan untuk MEMBUANG ISI PARFUM KEDALAM TAS! berhubung isi tas hanya baju dan mukena jadi saya rasa aman saja jika disemprotkan kedalamnya meski kemudian agak lengket ditangan dan parfumnya tidak habis semua. akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan parfum itu. plus shampoo yang juga kemasan sedang (170ml). sedangkan sabun dan krim lainnya tidak ada yang melebihi 100 ml.

kemudian dengan langkah ringan, tanpa merasa perlu untuk menoleh ke counter check in saya menghampiri seorang petugas di samping scanner


(S: saya, B: bapak)

S: pak, ini kan ga boleh di bawa ke atas jadi saya taro sini ya

B:loh memang gak bawa bagasi mbak?

(saya sudah melangkah menjauhi si bapak)

S: gajadi pak, mahal

B: (senyum senyum) jadi ditinggal disini?

S: iya siapa tau ada yang mau pake (setengah berteriak karena sudah agak jauh)

dan sampainya di scanner imigrasi, taraaa lolos!

saya memang baru kali ini bepergian tanpa bagasi, jadi kejadian ini agak sedikit mengejutkan, tapi juga menyenangkan karena setidaknya, bisa memberikan sedikit informasi to my reader.



 




kesimpulan:

bawaan kabin maksimal 7kilo

jika bepergian tanpa bagasi usahakan web check in saja supaya tidak ribet.

jangan membawa cairan dalam kabin yang kemasannya lebih dari 100ml. meskipun isinya tinggal setengah/sedikit selama kemasannya diatas 100 ml, barang tersebut akan di buang!

no water in

airport tax masih berlaku 150.000

_--

nyampe phuket. pelajaran pertama, kalo baru pertama kali nyampe di negeri orang sebaiknya dengarkan baik baik saran dari orang terdekat yang baru mengunjungi tempat tersebut dalam waktu dekat pula.

saya di Phuket misalnya. tiba pukul 8 malam, dengan keramaian turis luar biasa di bandara Phuket. di sambut dengan berbagai calo, dan dengan pede nya menolak berbagai tawaran. saya yakin ada bis umum yang bisa membawa kita ke Phuket Town tempat hostel yg sudah di booking. o ya, dan satu lagi. book hostel di awal is really best best way to be safe

and we have no idea! kemana perginya bus? gak tau. dimana tempat nunggu bus?gak tau.

yang ada cuma mini bus yang siap mengantar siapa saja ke Patong beach. mini bus ini nanti dibayar bersama penumpang lainnya jadi murah. sedangkan transportasi lainnya adl taxi.

disini terapi harga pertama utk saya karena tidak ada mini bus yang mau diajak ke phuket town sedangkan semua orang menunjukkan sign yang sama bahwa bus sudah tidak ada di atas jam 8 malam (termasuk meja informasi bandara). jadilah saya naik taxi. ada taxi yang menawarkan harga 1000 baht (380rupiah) ada juga yang 650 baht. yah bisa ditebaklah yang mana yg dipilih.

selebihnya hanya perjalanan dengan taxi selama 45 menit yang super nyaman karena selain mobilnya masih bagus, supirnya well trained yang bisa nyetir ngebut tanpa bikin takut penumpang.

malam pertama di Phuket saya di sambut dengan festival di kota tua, Phuket Old Town. Banyak jajanan, kuliner, hiburan, and I feel blessed karena ternyata uang yang saya bawa ini kurang. KURANG! bukan kurang untuk jalan jalan tapi utk kebutuhan primer juga KURANG. tapi saya berusaha santai. ya santai.

2 comments:

  1. Have a safe trip dear, o:)
    selalu hati2 yah, backpackeran sendiri itu menyenangkan dan lebih penuh kejutan tentunya. bersiap untuk kejutan2 itu.
    jadi street commercial photographer buat cari duit, mungkin membantu.
    stay healthy, wealthy and happy :D.
    kiss and hug from Bogor
    Rasang

    ReplyDelete

Dies Natalis PSB 2013