Reddress Girl

Reddress Girl

Wednesday 6 February 2013

Rani !!!

Dia gadis dengan mata tajam, alis tebal berwajah tegas. suaranya dalam, dan halus, mampu membuat jera pria nakal manapun. ia gadis yang mempesona, dalam balutan kulit eksotis, wajah asli negeri pertiwi. Dia gadis, yang aku kenal dari jauh, tahun ke dua berseragam biru.

Rani, terkenal seantero sekolah. guru manapun pasti mengenalnya. murid kelas satu bahkan kelas tiga pasti tahu sosoknya. pandai dalam bercanda, pandai menarik perhatian, pandai bergaul. aku diam, aku bermain, aku tersembunyi, dalam balutan diamku, dalam hangatnya kelasku, aku mengenalnya, dalam diam.

Siapa sangka tahun ketiga justru ia menjadi sahabat baikku. bermain berkumpul, dengan cara berbeda. mengukir sejarah di sekolah, yang mungkin dunia tak pernah tahu bahwa sekolah itu ada. kelak, kami lah yang akan memperkenalkan pada dunia, bahwa dulu, disinilah tempat orang-orang hebat itu dididik dan di tempa. Aku, Rani. ber tujuh kami gadis cantik. bersekolah selayaknya gadis normal, mengukir kisah tentang cinta, drama, persahabatan. kami, belum mengenal seisi dunia. hanya tahu bahwa kebahagiaan itu ada pada guru yang tidak masuk, kemampuan membolos yang tak terdeteksi, bermain di kelas membuat gaduh. ya. hanya itu.

Aku, Rani, di bawah naungan ketapang sejuk, di halaman rumah pinggir jalan kecil. bertukar isi hati, terkadang menangis melihat polah orang tua, mengadu tentang perlakuan orang tua yang berbeda. kami hanya tidak tahu, saat itu.

Perpisahan membawa sejuta arti. hadiah ku terima, ku simpan dan ku jaga. entah sampai kapan persahabatan ini akan berlangsung, tetapi kenangan itu tentu pasti selalu ada. waktu membuktikan kepongahannya. kami dipisahkan tiada ampun. tanpa pesan singkat, membawa kami ke jalan hidup masing-masing. yang sungguh berbeda.

Ah, andai dia tahu, dia lah orang yang paling sering ku ceritakan semasa awal SMA. kawanku mengingat ceritaku tentang nya. dia yang pandai bernyanyi, mandiri, dia yang selalu percaya diri.
andai pun ia tahu, terbersit sedikit kecewa menyaksikan perubahan hebat dari dirinya. yang memang sedari dulu ku kenal berwatak keras. dia yang dulu cantik meski tak pernah berambut panjang, tapi dia tetap rani ku yang dulu.

persoalan hidup merubah hatinya. tapi ia masih memiliki hati yang putih itu. dibalik segala penampilan yang ia tunjukkan. dumbledore percaya, bahkan sehitam apapun penyihir pasti masih memilki hati putih di dalamnya. aku pun begitu.

dalam diamku aku berdoa. memohon kepada Yang Maha Membolak balik hati. agar hidup menunjukkan keramahan dahsyat padanya, menuntunnya pada seseorang yang kelak mampu melindungi dia, mendengarkan setiap kisahnya yang selalu tersembunyi. orang yang mampu hadir dalam sejuta tawa dan tangis, baginya. membuatnya bangga menghadapi dunia, menghindari dirinya dari segala bentuk kejahatan.

tidak ada yang terlambat dalam sebuah perjalanan. bahkan motor yang kehabisan bensin karena terlambat diisi pun masih bisa di dorong dan di tuntun. tidak. tidak ada yang pernah terlambat, selama hati putih itu masih ada. selama harapan itu masih ada.

Rani.

Bogor, 6 Februari 2013 18:48
ketika rindu menghadirkan wajahmu di layar ponselku.

No comments:

Post a Comment

Dies Natalis PSB 2013